Yahudi dan Nasrani adalah Musuh Islam yang Utama
Sesungguhnya jika kita mengkaji Al
Qur’an dan Hadits, kita akan tahu bahwa Musuh Islam yang utama adalah
kaum Yahudi dan Nasrani. Ini untuk membantah adanya sekelompok orang
seperti kaum Wahabi Takfiri yang menganggap Syi’ah sebagai Musuh Utama
Islam. Ada lagi yang menuding Muslim lain seperti Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah seperti NU yang rajin ziarah dan melakukan Tawassul sebagai
Musyrik, Penyembah Kuburan, dsb. Sehingga “Musyrik” (baca: Orang Islam
yang dikafirkan) semacam ini diperangi oleh Muhammad bin Abdul Wahab
yang didukung oleh Raja Saudi Ibnu Su’ud dengan bantuan persenjataan
Inggris dengan tuduhan: “Musuh Allah”.
Terlepas dari itu, hendaknya saat
menyatakan sesuatu, kita senantiasa berlandaskan Al Qur’an dan Hadits.
Tidak asal ngomong dengan ucapan sendiri. Mari kita lihat Siapa Musuh Utama Islam berdasarkan Al Qur’an dan Hadits! Setiap Sholat kita membaca Surat Al Fatihah. Di antara ayatnya:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” [Al Faatihah 6-7]
Penjelasan Nabi atas Surat Al Fatihah yang biasa kita baca:
Hamad bin Salamah meriwayatkan
dari Adi bin Hatim, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW
ihwal ‘bukan jalannya orang-orang yang dimurkai’. Beliau bersabda,
“Yaitu kaum Yahudi.’ Dan bertanya ihwal ‘bukan pula jalannya orang-orang
yang sesat’. “Beliau bersabda, ‘Kaum Nasrani adalah orang-orang yang
sesat.’
Demikian pula hadits yang
diriwayatkan Sufyan bin Uyainah dengan sanadnya dari Adi bin Hatim. Ibnu
Mardawih meriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata, “Saya bertanya kepada
Rasulullah SAW tentang orang-orang yang dimurkai, beliau bersabda,
‘Kaum Yahudi.’ Saya bertanya tentang orang-orang yang sesat, beliau
bersabda, ‘Kaum Nasrani.’”
Menurut penafsiran ulama, orang yang
dimurkai Allah adalah kaum Yahudi. Karena selain ingkar, mereka berusaha
membunuh para nabi seperti Nabi Zakaria, Yahya, Isa, dan juga Nabi
Muhammad. Ada pun orang yang sesat adalah kaum Nasrani karena mereka
tersesat oleh Paulus sehingga menyembah Yesus sebagai Tuhan mereka. Mengapa Yahudi adalah bangsa yang dimurkai dan dilaknat Allah? Inilah sebabnya: Ini karena mereka memang keji membunuh banyak manusia.
Foto2 selanjutnya bisa dilihat di:
Surat Al Fatihah ini kita baca
berulang-kali setiap sholat berulang-kali. Ini menandakan bahwa Allah
meminta kita untuk mewaspadai kaum Yahudi dan Nasrani sebagai musuh kita
yang UTAMA. Bukan yang lain. Meski yang lain juga sesat/kafir, namun
prioritas harus pada Yahudi dan Nasrani. Baik kata-kata Syi’ah, NU,
Penyembah Kuburan, itu tidak ada di Al Qur’an dan Hadits. Jadi kalau ada yang bilan selain Yahudi dan Nasrani sebagai Musuh Utama, itu tidak ada dasarnya. Jika kita perhatikan, maka kaum yang
menyesatkan dan membantai ummat Islam itu memang kaum Yahudi dan
Nasrani. di Palestina, kaum Yahudi merampok tanah Muslim Palestina
sehingga jadi Negara Israel. Mereka bantai JUTAAN
Muslim di sana. Ada pun di Afghanistan dan Iraq, jutaan Muslim dibantai
oleh AS dan NATO (Nasrani). Liciknya AS meminta bantuan Pangkalan
Militer Pakistan agar pesawat tempurnya yang jangkauannya cuma 1000 km
pp (Jakarta-Bali) sehingga dengan bebas menyerang Afghanistan. Saat
menyerbu Iraq pun minta bantuan pangkalan Militer Arab Saudi. Pesawat
Tempur, Tank2, dan Kendaraan tempur AS dan Israel tak mungkin bisa
berjalan jika tidak dibantu oleh minyak dari Negara-negara “Islam”.
Sebaliknya selain Yahudi dan Nasrani,
boleh dikata jika ada membantai pun tidak sampai jutaan, bahkan ratusan
ribu. Jadi Yahudi dan Nasrani memang pantas jadi musuh nomor satu. Kita baca lagi ayat lainnya:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu. ” [Al Baqarah 120]
Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia
berkata: “Rasululah bersabda: ‘Sungguh kalian akan mengikuti jejak
umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau
mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk ke
dalamnya.’ Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah
kaum Yahudi dan Nasrani?’ Sabda beliau: “Siapa lagi.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Kaum Yahudi dan Nasrani tak akan senang
hingga ummat Islam mengikuti agama mereka. Minimal mengikuti sistem
politik mereka seperti demokrasi. Dengan sistem ini, boleh dikata 99%
dari ratusan juta pemilih tidak mengenal secara pribadi calon pemimpin
yang akan dipilih. Akibatnya hanya calon pemimpin yang
mengeluarkan dana besar saja (puluhan trilyun rupiah) yang mampu merebut
suara lewat kampanye dan iklan di berbagai media massa. Celakanya
dananya didapat dari kalangan pengusaha macam keluarga Rothschild dan
Rockefeller. Akhirnya pemimpin ini cuma jadi pemimpin boneka yang
mengabdi demi donaturnya. Bukan untuk rakyatnya. Sistem ekonomi mereka seperti Kapitalisme/Neoliberalisme dengan
Pasar Modal, Pasar Uang, Pasar Komoditas yang penuh dengan spekulasi
dan riba. Betapa banyak pejabat (bahkan dari partai Islam sekali pun)
yang menjual Ekonomi dan Kekayaan ummat Islam Indonesia yang tak
ternilai harganya kepada Investor Asing Zionis Yahudi macam keluarga
Rothschild dan Rockefeller demi kertas dollar yang sebetulnya tidak ada
harganya? Akibatnya perekonomian dan kekayaan alam ummat Islam dikuasai Yahudi. Padahal Islam punya Sistem Ekonomi Islam yang mampu mensejahterakan semua. Hukum yang dipakai ummat Islam pun
bukanlah hukum Allah. Tapi hukum peninggalan penjajah Belanda yang
kafir. Hukuman pemerkosa cuma 6-9 bulan meski bagi wanita yang diperkosa
penderitaan itu mereka rasakan seumur hidup. Hukuman bagi pembunuh
rata-rata cuma 1-7 tahun. Akibatnya pembunuhan dan perkosaan merajalela.
Padahal dalam Islam, hukuman untuk pembunuh dan pemerkosa adalah mati
setelah diberi kesempatan untuk tobat. Ini menimbulkan efek jera dan
para penjahat tersebut tidak mungkin lagi mengulangi perbuatan jahat
mereka.
“Apakah hukum Jahiliyah yang
mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum)
Allah bagi orang-orang yang yakin ? ” [Al Maa-idah 50]
Gaya hidup mereka seperti mengumbar
aurat dan sex bebas yang dipropagandakan kaum Yahudi dan Nasrani di
Hollywood, dan sebagainya diikutu oleh sebagian Muslim. Bahkan tak
sedikit ummat Islam yang terjebak merayakan Hari Valentine…Sebab sesatnya kaum Yahudi dan Nasrani adalah akibat taqlid membebek membabi-buta kepada para ulama-ulama mereka:
“Mereka menjadikan orang-orang
alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah[639] dan (juga
mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” [At
Taubah 31]
[639]. Maksudnya: mereka mematuhi
ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi
buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat
maksiat atau mengharamkan yang halal. Mereka tidak mengacu lagi kepada Kitab
Suci Taurat, Zabur, dan Injil yang diturunkan kepada mereka. Bahkan ada
yang malah merubah ayat-ayat tersebut. Saat ini pun di kalangan ummat Islam hal
serupa terjadi. Sebagian ulama mungkin belum sampai mengubah ayat-ayat
Al Qur’an. Namun mereka mentafsirkan secara keliru sehingga perbuatan
dan ucapan mereka bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits.
“Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil
dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih” [At Taubah 34]
Ciri-ciri ulama seperti ini adalah
mereka dekat dengan penguasa yang zhalim dan orang-orang kafir serta
menumpuk harta mereka. Ini terlihat dengan mobil dan rumah mereka yang
mewah. Gaya hidup mereka beda dengan Nabi Muhammad SAW yang meski dunia dalam genggamannya, namun memilih untuk menyedekahkan hartanya dan hidup sederhana. Bahkan saat kaum Nasrani merayakan kelahiran Tuhan mereka, Yesus, ada sebagian ulama yang menghalalkan memberi ucapan Selamat Natal kepada
mereka. Berbagai “dalil Al Qur’an dan Hadits” mereka berikan, padahal
demi Allah, tidak pernah Nabi dan Sahabat, tabi’in, mau pun Imam Madzhab
yang mengucapkan Selamat Natal kepada kaum Nasrani dengan “Dalil Palsu” yang mereka berikan. Sesatnya kaum Yahudi dan Nasrani karena
mereka mengikuti ulama mereka membabi-buta. Kita jangan taqlid pada
ulama seperti mereka. Pegang teguh Al Qur’an dan Hadits. Ikutilah ulama
yang lurus yang berpedoman pada Al Qur’an dan hadits. Bukan yang
menyimpang dan sesat. “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
[Al Israa' 31]
Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)
Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)
Seorang ulama yang tanpa amalan seperti
lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai
dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami) Kita memang harus mengikuti ulama. Tapi ikutilah ulama yang lurus yang mematuhi Al Qur’an dan Hadits. Bukan Ulama Su’/Jahat yang menyesatkan! Oleh karena itu kita juga wajib mempelajari Al Qur’an dan Hadits sehingga kita tahu mana ulama yang mengikutinya dan mana yang menyimpang. Sabda Rasulullah Saw: “Aku tinggalkan
padamu dua hal, yang tidak akan sesat kamu selama berpegang teguh kepada
keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”(HR Ibnu ‘Abdilbarri) Selain kaum Yahudi dan Nasrani, ada lagi
Musuh Islam lainnya yang levelnya tentu di bawah kaum Yahudi dan
Nasrani. Karena mereka ini sekedar antek. Yaitu kaum MUNAFIK. Apa ciri-ciri kaum Munafik? Orang-orang yang beriman tidak akan mengambil kaum Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin:
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian
yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al Maa-idah
51]
Hanya orang munafik yang dekat dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang saat ini tengah memusuhi Islam dan membantai ummat Islam:
“Maka kamu akan melihat
orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik)
bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami
takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan
kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.
Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka
rahasiakan dalam diri mereka.” [Al Maa-idah 52]
Memang kelompok sesat juga harus kita
lawan misalnya Ahmadiyyah dan Islam Liberal yang sudah difatwa sesat
oleh Majelis Ulama Indonesia. Meski demikian, jika MUI belum memfatwakan
satu kelompok Islam sebagai sesat/kafir, hendaknya kita menahan diri. Senjata ummat Islam harusnya dikerahkan
terlebih dulu ke kafir harbi seperti Yahudi dan Nasrani yang memerangi
ummat Islam. Setelah itu, baru yang lainnya. Jika tidak, ummat Islam
keburu kehabisan darah jika saling bunuh dengan sesama. Sebaliknya
Yahudi dan Nasrani tertawa terbahak-bahak menyaksikan kebodohan kita. Nabi dalam Nubuwatnya menyatakan bahwa ummat Islam akan memerangi kaum Yahudi hingga habis:
Dari Abu Hurairah ra,
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi
sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan
membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik
batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai
hamba Allah, ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah
dia.’ Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” [HR
Muslim no. 2922, Imam Ahmad no. 27502 dan 10476, Bukhari no. 2926]
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bersabda: Kamu
sekalian pasti akan memerangi orang-orang Yahudi, lalu kamu akan
membunuh mereka, sehingga batu berkata: Hai muslim, ini orang Yahudi,
kemari dan bunuhlah dia!. (Shahih Muslim No.5200)
Kenapa orang-orang Yahudi diperangi?
Karena mereka sangat kejam. Bahkan wanita dan anak-anak pun tidak lepas
dari kekejaman mereka.
Silahkan lihat foto dan videonya:
Saat ada kelompok Munafik Abdullah bin
Ubay yang mengaku Muslim, Nabi tak mau memerangi mereka. Khawatir ummat
Islam terpecah-belah dan orang2 kafir menganggap ummat Islam suka
membunuh sesama. Jadi yang diperangi Nabi adalah orang yang benar-benar
kafir dan mengakui kekafirannya. Kalau pun kita harus memerangi kaum yang
sesat, itu dilakukan setelah kita memerangi orang-orang yang
jelas-jelas kafir harbi sebagaimana yang telah digambarkan Al Qur’an dan
saat ini juga diberitakan luas di media massa, yaitu: Yahudi dan
Nasrani (AS dan Israel). Harus ada PRIORITAS UTAMA!
Kita tahu bagaimana kaum Yahudi dan
Nasrani melakukan berbagai penghinaan terhadap Allah, Islam, Al Qur’an,
dan Nabi Muhammad. Mereka juga melindungi para penghina. Mulai dari
Salman Rushdie (Penulis Satanic Verses) yang difatwa Mati oleh Khomeini,
Penghinaan Nabi oleh kartunis Denmark, pembakaran Al Qur’an oleh
pendeta Terry Jones, dan terakhir pembuatan film yang menghina Islam
oleh Sam Bacille. Ada banyak kartun penghinaan jika kita Google yang
amat menghina Islam, Nabi, dan Al Qur’an. Namun saya tak tega memuatnya
di sini. Insya Allah peringatan Allah agar kita mewaspadai Yahudi dan
Nasrani sebagai musuh yang utama itu adalah benar.
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di
luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan)
kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah
nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu
ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” [Ali 'Imran 118]
Lalu bagaimana sikap kita terhadap kaum Yahudi dan Nasrani? Terhadap mereka yang nyata memerangi
ummat Islam seperti di Israel, Afghanistan, dan Iraq, wajib kita
memerangi mereka sehingga mereka menghentikan kezalimannya dan keluar
dari wilayah yang mereka duduki:
“Mengapa kamu tidak mau
berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik
laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya
Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim
penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah
kami penolong dari sisi Engkau!.” [An Nisaa' 75]
Tapi terhadap mereka yang damai, tidak dibenarkan kita menyerang mereka:
“Kecuali orang-orang yang
meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu
telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu
sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi
kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada
mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika
mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan
perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan
dan membunuh) mereka. ” [An Nisaa' 90]
Perang hanya boleh ada di “MEDAN
PERANG”. Nabi tidak pernah melakukan huru-hara/pembunuhan di wilayah
Musuh seperti Kota Mekkah, wilayah Persia, dan wilayah Romawi. Jadi
pemboman di wilayah yang bukan medan perang meski itu wilayah negara
musuh, apalagi di wilayah Indonesia yang mayoritas Muslim tidak dapat
dibenarkan:
“Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah 256]
“(yaitu) orang-orang yang telah
diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali
karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah
tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain,
tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja,
rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya
banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang
menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa.” [Al Hajj 40]
Selengkapnya bisa dibaca di:
Meski demikian, tidak pantas
negara-negara Islam mempunyai Kedubes AS dan Israel selama negara-negara
tersebut masih menjajah dan membunuh ummat Islam. Apalagi negara seperti AS jelas-jelas
menguras kekayaan alam Indonesia. Misalnya dari emas dan perak yang
didapat di Papua, cuma 1% yang diberikan kepada Indonesia sementara
perusahaan AS Freeport dapat 99%. Tak aneh jika Freeport kaya dan
mayoritas rakyat Indonesia miskin dan melarat. Kita juga tetap harus waspada terhadap
upaya pemurtadan/kristenisasi terhadap ummat Islam yang dilakukan oleh
para misionaris dengan memperkuat aqidah/iman ummat Islam. Itulah musuh Islam yang utama
berdasarkan Al Qur’an dan Hadits yang sahih. Selain itu, banyak juga
musuh yang harus kita “perangi” termasuk hawa nafsu kita sendiri:
”Dan kami berlindung kepadanya dari kejahatan jiwa kami dan kejelekan perbuatan-perbuatan kami.” (HR. Nasai)
Dari Fadhalah bin Ubaid berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda:
اَلْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللهِ
“Seorang Mujahid adalah orang yang berjuang untuk memerangi hawa nafsunya karena Allah” (HR. Tirmidzi, shahih)
Bahkan beliau mengatakan bahwa Jihadun Nafs adalah seutama-utama jihad. Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ r: أَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ ؟, قَالَ: أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ تُجَاهِدَ نَفْسَكَ وَ هَوَاكَ فِي ذَاتِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dari Abu Dzar berkata: “Aku
bertanya kepada Rasulullah: “Jihad manakah yang paling utama?”, beliau
bersabda: “Seutama-utama jihad adalah engkau memerangi dirimu dan hawa
nafsumu karena dzat Allah” (HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, shahih)
----------------------------------
Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar