Mengapa Manusia Beriman Diuji ?
Ya Allah,
kuatkan semangatku untuk menghadapi ujianmu.
telah ku cuba sehabis daya untuk memperbaiki diri.
Kau tunjukkanlah jalan yang lurus seluas luasnya untuk kami.
kuatkan semangatku untuk menghadapi ujianmu.
telah ku cuba sehabis daya untuk memperbaiki diri.
Kau tunjukkanlah jalan yang lurus seluas luasnya untuk kami.
Wahai anak Adam : Barangsiapa yang tidak
bersyukur atas nikmat dariKu dan tidak sabar dengan segala cobaan
dariKu. Maka keluarlah kamu dari bumiKu ini dan carilah Tuhan selain Aku
(Al Hadist). Sesungguhnya ujian yang Allah berikan kepada kita,
hakikatnya merupakan salah satu sarana untuk mentarbiyah manusia agar
menjadi manusia yang beriman dan istiqomah dalam keimannya.
Apa saja yang berlaku di dunia ini, hanya
Allah yang Maha Mengetahui. Saya pernah menyaksikan sendiri dalam
kehidupan bersaudara, orang yang tadinya sholeh, santun dan berkasih
sayang, yang mana belum memiliki jabatan dan kekayaan, hidup masih
sederhana dan belum popularitas. Namun begitu ia mengalami kelapangan
rezeki, memperoleh jabatan serta menjadi orang yang terkenal, tiba-tiba
saya dikejutkan dengan ucapan, sikap dan perilakunya yang seolah tidak
mencerminkan masa lalunya.
Tidak ada seorang manusia pun yang hidup
di dunia ini, yang tidak diuji oleh Allah SWT. Semua manusia pasti akan
diuji oleh Allah, dan itulah hakikat hidup di dunia ini. Setiap orang
beriman akan diuji tentang kesungguhan dan keseriusan keimanan mereka.
Terhadap sebuah ujian, kesabaran merupakan sikap keniscayaan yang harus
dipilih dan digunakan, sebab kalau ia tidak sabar, ia pasti gagal. Kalau
sudah gagal maka kerugianlah yang ia peroleh.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik untukmu
Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk untukmu
Allah Maha mengetahui sementara kamu tidak mengetahui. ( Al-Baqarah ayat 216 ). Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-Baqarah ayat 286).
Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk untukmu
Allah Maha mengetahui sementara kamu tidak mengetahui. ( Al-Baqarah ayat 216 ). Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-Baqarah ayat 286).
Dunia ini adalah tempat ujian dan
bencana, orang yang beriman diuji padanya dengan berbagai kesenangan dan
kesusahan, kepahitan dan kesejahteraan, sehat dan sakit, kekayaan dan
kemiskinan, ujian syahwat dan syubhat. Seorang mu’min akan ditimpa oleh
ujian untuk menghapuskan kesalahannya, mengangkat derajatnya sehingga
bisa dibedakan antara yang buruk dengan yang baik dan banyak lagi
hikmah-hikmah lainnya.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah
datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah
itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah: 214). Alif laam miim.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?.(QS. Al-Ankabut: 1-2)
“Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka
tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabuut: 2-3)
Dalam ayat tersebut di atas, Allah lebih
mempertegas lagi bahwa ujian itu untuk mengetahui siapa dari mereka yang
beriman dan siapa dari mereka yang kufur. Allah SWT Maha Mengetahui
siapa di antara mereka yang benar dalam keimanannya. Begitu pula Allah
SWT Maha Mengetahui siapa yang berdusta. Mereka beriman hanya dalam
ucapannya saja, tapi hati dan perbuatan kosong, dan dia tidak termasuk
golongan orang-orang yang beriman kepada-Nya.
Besar kecilnya ujian seseorang dan berat
ringannya cobaan seseorang disesuaikan dengan kemampuan orang tersebut.
Karena Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan apa
kemampuan orang tersebut. “Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq: 7)
Ujian yang menimpa umat Islam secara
khusus, adalah untuk mematangkan mereka dalam kehidupan di muka bumi
ini, Dengan adanya ujian, ia memberi peluang kepada manusia untuk
memikirkan akan segalakesalahan yang dilakukan pada diri sendiri dan
orang lain di masa lampau.
by blogsakinah
0 komentar:
Posting Komentar