Kehilangan Adalah Sumber Penderitaan
Setiap orang selalu berharap kebahagiaan di dalam kehidupan
keluarganya langgeng, abadi, sehingga terkadang lupa hidup berkeluarga
pada suatu hari nanti akan meninggalkan atau ditinggalkan oleh pasangan
hidupnya karena kematian ataupun perpisahan. Kehilangan teman hidup
karena kematian ataupun perpisahan merupakan pengalaman yang
menimbulkan luka perih dihati yang cukup dalam sekaligus
menghancurkan
kondisi kejiwaan. Kehilangan dalam suatu perkawinan menimbulkan rasa
sakit kesedihan pada saat menyertai kepergian sosok orang kita cintai.
Berbagai perubahan secara fisik, kejiwaan, ekonomi, harga diri,
kesehatan, kerabat keluarga bahkan standing di FB merupakan beban
tersendiri bagi mereka yang mengalaminya. Beban itu menjadi terasa lebih
berat karena adanya perasaan bersalah, kegagalan, hilangnnya harapan di
masa depan.
Proses pemulihan diri tidaklah mudah, seringkali adanya hambatan dalam
berbagai segi yang lain terlebih jika seseorang harus berjalan seorang
diri. Rasa sakit yang diderita karena perpisahan adalah sama dengan
kehilangan pasangan hidup karena kematian. Terutama kematian itu datang
begitu sangat mendadak dan tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya. Rasa sakit
itu melanda setiap orang yang pernah, sedang atau akan mengalami
kehilangan orang yang dicintainya. Meski cara kehilangan berbeda-beda,
derita yang ditimbulkannya, keterasingan kesepian tetap saja
dirasakannya karena dalam masyarakat masih menganggap hidup berpasangan
sebagai kehidupan keluarga ideal menyebabkan proses pemulihan
penyesuaian diri sama sulitnya bagi mereka yang kehilangan pasangan
hidupnya karena kematian atau perpisahan.
Proses kesedihan dan kedukaan kehilangan orang yang dicintainya maupun
yang menyakiti hatinya terkadang bisa dengan mudah untuk disembuhkan
tetapi juga ada yang membutuhkan waktu yang cukup lama, yang menentukan
adalah seberapa besar keridhaan seseorang menerima ketetapan Allah.
Keridhaan adalah mengosongkan hati dari segala hal dan yang ada hanyalah
Allah tetapi jika kita tidak menerima yang menjadi ketetapan Allah
atas dirinya maka hatinya dipenuhi oleh kesedihan, kedukaan, kebencian
dan kemarahan yang membuat hidupnya semakin terpuruk sehingga langkah
awal untuk penyembuhan akibat pengalaman pahit dalam hidup anda adalah
menyadari dan lebih mengenal diri sendiri agar bisa menerima apapun yang
telah ditetapkan oleh Allah dan juga menggunakan pengalaman tersebut
untuk membantu, mencegah serta menghindarkan orang lain dari
keterpurukan. Hal itu membuat hidup anda bahagia bermakna bagi sesama.
‘Seorang hamba yang ditimpa bencana lalu mengucapkan ‘Inna lillahi wa ina
ilaihi raji’uun (Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadaNya kita akan
kembali). Ya Allah, berikanlah aku pahala (kebaikan) dalam bencana yang
sedang menimpaku ini dan gantilah untukku satu kebaikan daripadanya,
‘Yang dengan bacaan itu Allah akan memberikan pahala terhadap bencana
yang sedang menimpa dirinya dan Allah akan menggantinya dengan satu
kebaikan untuknya.’ (HR. Muslim).
0 komentar:
Posting Komentar