Jangan Marah
A. Orang Kuat ialah yang Mampu Menahan Marahnya
Ketika seseorang marah dan dia tidak mampu mengendalikan nafsu
amarahnya, maka terkadang refleks keluar dari mulutnya kata-kata yang
menghinakan. Baik berupa cacian, perkataan kotor, bahkan dia bisa saja
berbuat sesuatu yang dapat mencelakakan dirinya dan orang lain. Karena
sesungguhnya nafsu amarah itu mendorong orang untuk melakukan perbuatan
yang buruk dan tercela.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang
kuat itu bukanlah orang yang dapat bergulat. Tetapi orang kuat ialah
orang yang dapat menahan nafsunya ketika sedang marah.” (Mutafaq’alaih) [1]
B. Wasiat Nabi saw. Pada Seorang Lelaki
Diantara wasiat Rasul saw kepada umatnya adalah agar mampu menahan
amarahnya, bahkan kalau bisa jangan sampai marah. Karena kalau seseorang
sudah berada di luar kontrol akalnya karena tidak mampu menguasai
marahnya, maka akan sangat berpengaruh besar terhadap ucapan dan
perbuatannya.
Wasiat Nabi saw tentang larangan marah ini disampaikan agar kita
mampu mengontrol diri kita. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang
bersumber dari Abu Hurairah ra, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi
saw, “Berilah saya nasihat.” Beliau bersabda, “Jangan marah.” Lelaki
itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab,
“Jangan marah.” (HR. Bukhari) [2]
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Makna jangan marah
yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju
kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah
tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan
manusia.”
C. Nasihat Nabi saw. Dalam Mengatasi Marah
Apabila seseorang marah, maka Nabi saw memberikan tips buat kita
untuk megatasi marah yang membara dalam diri kita. Rasulullah saw
bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi
berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka
hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad)
Ini merupakan langkah yang paling baik untuk ditempuh jika seseorang
marah, dan apabila masih belum juga hilang maka ambillah air wudlu lalu
shalatlah, karena marah itu ibarat api, dan padamnya api tidak lain
adalah dengan air.
D. Surga Buat Orang yang Mampu Menahan Amarahnya
Dibalik anjuran Rasul agar jangan marah, tentu ada hikmah yang sangat
besar yang terkandung di dalamnya. Karena orang yang mampu menahan
amarahnya dan tidak menumpahkannya demi melampiaskan keinginan hawa
nafsunya, maka balasan bagi dirinya adalah surga.
Ada seorang lelaki yang datang menemui Rasulullah saw dan mengatakan,
“Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa
mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau saw
bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau
dapatkan.” (HR. Thabrani)
E. Allah Menahan Azab Buat Orang yang Menahan Amarahnya
Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi saw., yang bersumber dari dari Anas ra, ia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa mampu menahan amarahnya, Allah Akan menahan azab-Nya dari dirinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath) [3]
Perlu digaris bawahi, bahwa bukanlah maksud Nabi saw melarang
memiliki rasa marah. Karena pada dasarnya rasa marah itu merupakan
bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah
kuasailah dirimu ketika rasa marah itu muncul. Supaya kemarahanmu itu
tidak menimbulkan dampak yang tidak baik bagi dirimu dan orang lain.
Sesungguhnya kemarahan merupakan bara api yang dilemparkan oleh
syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itu, perhatikanlah
kalau orang sedang marah. Kita akan melihat kedua matanya menjadi merah,
dan urat lehernya menonjol serta menegang. Bahkan terkadang rambutnya
pun ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Bahkan hal-hal lain
yang tidak terpuji dapat timbul mengikuti di belakangnya. Hal ini akan
mengakibatkan pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah
dia lakukan ketika dia marah.
Wallahu’alam
---------------------------------------------
[1] Lihat, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Ibnu Hajar Al-Asqolani, Terbitan AKBARMEDIA, Bab. Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak yang Buruk. (Best Seller)
[2] Ibid
[3] Ibid
0 komentar:
Posting Komentar