Senin, 14 Januari 2013

Percakapan Uang Rp 1000 dan Rp 100.000


Kisah Uang Rp 1000 dan Rp 100.000

Sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.
Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan,

Rp 100.000 bertanya kepada yang Rp 1000 "kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis?"

Dijawablah olehnya "karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis"

Lalu Rp 1000 bertanya balik pd Rp.100.000 "kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?"

Dijawabnya "karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnyapun di restauran mahal, di mall dan jg hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet"

Lalu Rp 1000 bertanya lagi
"pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"

Dijawablah oleh Rp 100.000
"belum pernah "

Rp 1000 pun berkata lagi
"ketahuilah,,walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap jum'at aku selalu mampir di Masjid-Masjid dan ditangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Allah karena aku tidak dipandang manusia bukan karena nilai tapi yang dipandang adalah sebuah manfaat."

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat selama ini.

Jadi bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong

Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua

----------------------------------------------------------------------

 
Tawakkal, Itu Kunci Kemudahan
 
 Bersandarnya hati Allah diikuti dengan melakukan sebab yang benar, itulah tawakkal dan itulah jalan meraih berbagi kemudahan dan kecukupan. Allah Ta’ala berfirman,


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

 
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah ketika menjelaskan surat Ath Tholaq ayat 3 mengatakan, “Barangsiapa yang bertakwa pada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menyandarkan hatinya pada-Nya, maka Allah akan memberi kecukupan bagi-Nya.” (Tafsir Ath Thobari, 23: 46)

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Barangsiapa yang menyandarkan diri pada Allah dalam urusan dunia maupun agama untuk meraih manfaat dan terlepas dari kemudhorotan (bahaya), dan ia pun menyerahkan urusannya pada Allah, maka Allah yang akan mencukupi urusannya. Jika urusan tersebut diserahkan pada Allah Yang Maha Mencukupi (Al Ghoni), Yang Maha Kuat (Al Qowi), Yang Maha Perkasa (Al ‘Aziz) dan Maha Penyayang (Ar Rohim), maka hasilnya pun akan baik dari cara-cara lain. Namun kadang hasil tidak datang saat itu juga, namun diakhirkan sesuai dengan waktu yang pas.” (Taisir Al Karimir Rahman). Masya Allah suatu keutamaan yang sangat luar biasa sekali dari orang yang bertawakkal.

Subhanallah Semoga kita termasuk orang-orang yang senatiasa bertawakkal kepada Allah.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution