HIDUP SEDERHANA DALAM ISLAM
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Terkadang dalam kehidupan ini, kita sering berhura-hura untuk hal yang kurang bermanfaat termasuk
berlebih-lebihan dan membuang-buang rizki,jadi pemboros atau yang lain nya. padahal telah dikatakan dlm islam, bahwa perilaku ini
merupakan merupakan perilaku tercela yang disebut israf dan tabzir.
Jadi, pertanyaannya adalah…Bagaimana cara kita untuk bersikap
hemat atau hidup sederhana menurut islam?
Allah SWT berfirman:
waalladziina idzaa anfaquu lam yusrifuu walam yaqturuu
wakaana bayna dzaalika qawaamaan
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan
(harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yg demikian.”
(QS.Al- Furqon:67)
Hendaknya kita semua mampu mengendalikan hawa nafsu kita,
sehingga tidak diperdayakan oleh kehidupan dunia yang penuh dengan kemewahan,
kelezatan dan kesenangan yang membutakan hati.
Ada baiknya kita semua mempergunakan apa yang kita punya dengan
semestinya, dan Allah SWT Berfirman:
wa-anfiquu fii sabiili allaahi walaa tulquu bi-aydiikum ilaa
alttahlukati wa-ahsinuu inna allaaha yuhibbu almuhsiniina
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah,
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Baqarah Ayat : 195)
Membelanjakan harta (infaq) bisa berbentuk wajib, sunnah,
mubah, bahkan haram. Wajib dlm hal nafkah kepada anak- isteri, zakat, dll. Sunnah
dlm hal shodaqoh, memberi hadiah, wasiat, dll. Mubah dalam hal rekreasi, dll.
Haram jika bersifat israf, tabdzir dan taqtir.
Adapun kata tabdzir makna syara’nya adalah menafkahkan harta
pada perkara-perkara yang haram.
Dalam Al-qur’an menyuruh kita untuk tidak jadi pemboros,
Allah SWT berfirman :
inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini
wakaana alsysyaythaanu lirabbihi kafuuraan
Artinya: “ Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Israa' Ayat : 27)
Jika kita punya sesuatu yang lebih, Berikanlah kepada yang
lebih membutuhkan, Bahkan Allah SWT menyuruh kita untuk memberikan kepada yg lebih membutuhkan, dan Allah tidak
suka dengan orang-orang yang berlebihan, seperti dalam Firman Allah SWT berikut:
wahuwa alladzii ansya-a jannaatin ma'ruusyaatin waghayra
ma'ruusyaatin waalnnakhla waalzzar'a mukhtalifan ukuluhu waalzzaytuuna
waalrrummaana mutasyaabihan waghayra mutasyaabihin kuluu min tsamarihi idzaa
atsmara waaatuu haqqahu yawma hashaadihi walaa tusrifuu innahu laa yuhibbu
almusrifiina
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan..” (QS.Al-An’am:141)
Jika kita mempunyai sesuatu Harta yang lebih tapi kita
menutup Rapat-rapat Harta kita dengan berlaku kikir,sesungguhnya kita tdk akan
mendapatkan kebaikan sama sekali.
Allah SWT Berfirman:
lan tanaaluu albirra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuuna wamaa
tunfiquu min syay-in fa-inna allaaha bihi 'aliimun
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan
(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS.
Ali ‘Imran: 92)
Selain itu sebagai seorang muslim berkewajiban selalu
menjamin kepastian segala kebutuhan hidup dan makanan dengan barang yang halal..karena
jika kita makan dari makanan Haram itu termasuk penghalang dari terkabulnya sebuah Do’a.
Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW; “ Seorang lelaki berdo’a, Ya Tuhan, Ya Tuhan, sedang makanannya haram,
minumannya haram, dan pakaiannya juga haram. Ia diberi makan (sejak kecilnya)
dengan yang haram, bagaimana mungkin do’anya dikabulkan.” (HR Abu Hurairah
r.a.).
Untuk itulah, solusinya adalah mari membiasakan diri hidup
sederhana. Qona’ah bisa menjadi hal solutif. Qona’ah ialah sifat menerima apa
adanya. Ia merupakan harta yang tidak pernah sirna.
Imam Al Ghazali memberi kiat-kiat agar kita memiliki sifat
qona`ah, dalam kitab nya Ihya 'Ulumuddin
- Pertama, kesederhanaan dalam penghidupan dan pembelanjaan.
Di dalam hadits disebutkan, “Pengaturan adalah separo dari penghidupan.”
- Kedua, pendek angan-angan. Sehingga ia tidak bergelut dengan
kebutuhan-kebutuhan sekunder.
- Ketiga, hendaklah ia mengetahui apa yang dikandung di dalam
sifat qona'ah berupa kemuliaan dan terhindar dari meminta-minta serta
mengetahui kehinaan dan ketamakan.
Maka dengan cara ini, lanjut Al Ghazali, insya Allah ia akan
bebas dari ketamakan.
Dengan hidup sederhana insya Allah hidup kita akan menjadi
sukses. Sebagaimana pesan para Ulama “Sederhana adalah pangkal kesuksesan”.
Amin….
Mudah-mudahan kita dapat menjadikan hidup kita lebih baik
dari yang sebelumnya agar kita dapat meraih kesuksesan yang gemilang di dunia
maupun di akhirat. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang selalu di beri
petunjuk oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amin.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang "HIDUP SEDERHANA DALAM ISLAM" pada kali ini, semoga bermanfaat.
Wallaahu a’lamu bishshawaab, In kaana shawaaban faminallaah, wa in kaana khatha-an, faminnii waminasysyaithaan, wallaahu waraosuuluhuu barii-aan.
"Dan Allah Yang Paling Mengetahui apa yang benar, Kalau apa yang saya sampaikan itu benar, maka kebenaran itu datang dari Allah. Kalau apa yang saya sampaikan itu keliru, maka ia berasal dari diri saya dan dari syaithan. Allah dan RasulNya tidak ada keterlibatan"
JANGAN LUPA SEDEKAH
Wassalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
0 komentar:
Posting Komentar