Kamis, 11 Juli 2013

Faktor Ambisi Menjadi Pemimpin

Ambisi Menjadi Pemimpin

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirahmairrahiim.

Akhir-akhir ini makin marak manusia berlomba-lomba dan berambisi untuk menjadi seorang pemimpin, bahkan tidak jarang cara-cara kotor dan curang di legalkan demi memenuhi ambisinya, money politic digunakan sebagai senjata pamungkas untuk memenuhi hasratnya menjadi pemimpin. Itulah topik obrolan gayeng yang kudengar dari Bakrie, Nazar, Udin dan Jayus di warung kopi Bu Mirahnda dekat rumahku, empat orang paruh baya lagi asyik berdiskusi masalah kondisi negara, masalah BBM, politik, ekonomi juga masalah pemimpin negara, aku hanya jadi pendegar yang baik atas pembicaraan mereka sambil sesekali senyum-senyum mendengar kelucuan atas analisanya, dari diskusi ngalor-ngidulpun akhirnya sampai pada bahasan tentang ambisi menjadi pemimpin dalam Islam, "wah sepertinya topik yang menarik nih" kataku dalam hati, sembari nyerutup kopi hangat.

Memang tidak diragukan lagi, salah satu penyakit bagi seorang muslim dan penyebab terganggunya perjuangan islam adalah penyakit ambisi menjadi pemimpin, atau berusaha untuk diangkat jadi pemimpin, terinspirasi dari obrolan di warung kopi tersebut, maka kali ini aku mencoba membahas tentang bagaimana ambisi menjadi pemimpin dilihat dari kaca mata Islam.

Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita mengetahui dulu tentang makna ambisi menjadi pemimpin, ditinjau dari segi bahasa, bisa diartikan sebagai rasa cinta dan suka menjadi yang terdepan diantara yang lainnya, bahkan kalau perlu dia akan meminta dengan terus terang untuk dijadikan yang terdepan. Sedangkan kalau ditinjau dari segi istilah adalah  kecenderungan hati untuk menjadi pemimpin dan meminta terus agar dipilih menjadi pemimpin

Bagaimana menurut pandangan Islam?
Masalah ini sering terjadi perbedaan pendapat, seperti halnya yang terjadi di warung kopi semalam, kubu pertama memakai hadist berdasarkan sabda Rasulullah kepada Abdurrahman bin Samurah, sedangkan kubu yang lain berdasarkan firman Allah di Surat Yusuf : 55.

Tidak dipungkiri keinginan untuk jadi pemimpin dalam pandangan Islam adalah adalah sesuatu yang tercela dan dilarang, bahkan pelakunya mendapat ancaman yang cukup berat. Banyak dalil-dalil yang menggambarkan tercelanya meminta dijadikan pemimpin.

Rasulullah Bersabda: "Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan jabatan kepada orang yang meminta untuk diangkat dan tidak pula pada orang yang berharap-harap untuk diangkat" (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah juga bersabda kepada Abdurahman bin Samurah ra.
"Wahai Abdurrahman, jangan engkau meminta diangkat menjadi pemimpin karena permintaanmu sendiri, tanggung-jawabnya akan besar sekali, dan jika engkau diangkat bukan karena permintaanmu sendiri, engkau akan mendapat pertolongan dalam melaksanakannya" (HR. Bukhari & Muslim)

Mungkin akan muncul pertanyaan bagaimana dengan yang dlakukan Nabi Yusuf as yang meminta jabatannya?
"Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (QS.Yusuf : 55)
Juga bagaimana seorang muslim yang memohon kepada Allah menjadi terhormat dan menjadi cendekiawan terkenal atau menjadi imam bagi musllim lainnya, seperti Firman Allah:
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al Furqan : 77)

Sekilas ada kontradiksi antara hadist Rasulullah dengan Firman Allah diatas, padahal jika dikaji lebih mendalam tidak ada kontradiksi sama sekali. Nabi Yusuf as. meminta dan menonjolkan dirinya untuk suatu jabatan karena beliau melihat tidak ada orang yang mau berkomitment memperjuangkan kebenaran dan mengajak umat pada kebenaran, karena beliau merasa mampu tapi belum dikenal masyarakat, maka perlu beliau meminta untuk menonjolkan dirinya. Jadi bila dalam keadaan darurah, karena orang tidak ada lagi yang berkomitment tentang kebenaran, bila diantara kita punya kemampuan lebih dalam suatu bidang, maka diperbolehkan untuk mengajukan diri untuk menjadi pemimpin, dengan catatan memang benar dalam keadaan darurah, artinya apabila dibiarkan akan berdampak yang lebih buruk, dan meminta menjadi pemimpin bisa mendatangkan manfaat dibanding mudharatnya, maka insya Allah diperbolehkan, tentunya dengan diniatkan semata-mata untuk Allah Ta'ala serta bersungguh-sungguh untuk menegakkan kebenaran dan menjaga amanah.

Demikian pula dengan permohonan si Muslim meminta untuk diangkat menjadi imam (pemimpin) bagi umat muslim yang lain (QS. Al Furqan : 77), ayat tersebut hakekatnya tidak bertentangan dengan sabda Rasul diatas, karena permohonan muslim untuk menjadi pemimpin merupakan permohonan sang hamba kepada Allah bukan kepada sesama manusia, sedangkan kita boleh memohon apapun kepada-Nya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat, jadi sebab-sebab antara hadist dengan Firman Allah, sangat berbeda dan tidak bisa dibenturkan. Sedangkan kontek asbab dari sabda Rasulullah kepada Abdurrahman bin Samurah adalah jika kita meminta untuk menjadi pemimpin, dengan cara tersamar maupun terus terang kepada orang lain, apalagi dengan niat untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun golongan, maka yang demikian dilarang keras oleh Islam.

Beberapa Faktor yang mendorong seseorang berambisi menjadi pemimpin.
  1. Suka menguasai dan mengendalikan orang lain karena keegoannya, tidak mau di perintah dan patuh kepada orang lain, maka seseorang berambisi menjadi pemimpin agar orang mengagungkan dan memandang sebagai yang terhebat

  2. Menginginkan materi duniawi, sebagian manusia ingin mendapatkan materi dengan mudah tanpa memperhatikan masalah halal dan haram, maka dengan menjadi pemimpin, akan menganggap setiap orang bersedia untuk membantu mendapatkan materi.

  3. Tidak sadar akan resiko sebagai pemimpin, sesungguhnya resiko seorang pemimpin harus siap menanggung kesulitan rakyatnya disaat genting dan mementingkan kepentingan rakyat atas dirinya sendiri disaat normal, seperti yang disampaikan sahabat Ali bin Abi Thalib
    "Apabila keadaan genting dan terjadi peperangan, maka kami berlindung kepada Rasulullah, tidak ada seorangpun diantara kami yang lebih dekat dengan musuh, dibanding Beliau" (HR Ahmad)

  4. Tidak sadar akan konsekwensi kelengahan seorang pemimpin, kelengahan seorang pemimpin bisa membuka jalan kepada kebathilan, serta menjadikan pendukungnya sebagai alat untuk menebark`n kerusakan di muka bumi, maka pemimpin seperti itu diakhirat nanti akan diikat dengan rantai dan dilemparkan ke neraka.
    "Seorang hamba yang dipercaya Allah untuk menjadi pemimpin rakyatnya, tetapi ia menipu rakyatnya, maka jika ia mati Allah mengharamkan surga baginya" (HR Bukhari dan Muslim)

  5. Suka Merendahkan orang lain, sebagian manusia ada yang menerima doktrin-doktrin dalam pendidikannya serta menanamkan dalam jiwanya kecintaan terhadap penguasaan dan merendahkan terhadap orang lain dan ia melihat dengan cara menjadi pemimpinlah ia bisa memenuhi ambisinya dan dapat terpuaskan nafsu-nafsu ambisinya.
Mungkin yang aku sebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari faktor pendorong seseorang berambisi menjadi pemimpin, jika diuraikan masih banyak lagi dan tidak akan ada habisnya, semoga tulisan ini sebagai pengingat untuk kita semua terutama diriku sendiri, agar lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak  khususnya tentang sikap ambisius kita untuk menjadi pemimpin.
Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda:
Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin
Dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin.
Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin
Dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.
Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya
dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka.
Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya
Dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.
Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya,
dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya.
Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin
Dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggung jawaban
atas apa yang dipimpinnya

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

by. Insan Robbani

Daftar Pustaka:
Menggapai Ridha Illahi
Dr Sayyid Muhammad Nuh


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution