Ambisi Menjadi Pemimpin
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirahmairrahiim.
Akhir-akhir ini makin marak manusia berlomba-lomba dan berambisi untuk menjadi seorang pemimpin, bahkan tidak jarang cara-cara kotor dan curang di legalkan demi memenuhi ambisinya, money politic digunakan sebagai senjata pamungkas untuk memenuhi hasratnya menjadi pemimpin. Itulah topik obrolan gayeng yang kudengar dari Bakrie, Nazar, Udin dan Jayus di warung kopi Bu Mirahnda dekat rumahku, empat orang paruh baya lagi asyik berdiskusi masalah kondisi negara, masalah BBM, politik, ekonomi juga masalah pemimpin negara, aku hanya jadi pendegar yang baik atas pembicaraan mereka sambil sesekali senyum-senyum mendengar kelucuan atas analisanya, dari diskusi ngalor-ngidulpun akhirnya sampai pada bahasan tentang ambisi menjadi pemimpin dalam Islam, "wah sepertinya topik yang menarik nih" kataku dalam hati, sembari nyerutup kopi hangat.
Memang
tidak diragukan lagi, salah satu penyakit bagi seorang muslim dan
penyebab terganggunya perjuangan islam adalah penyakit ambisi menjadi
pemimpin, atau berusaha untuk diangkat jadi pemimpin, terinspirasi dari
obrolan di warung kopi tersebut, maka kali ini aku mencoba membahas
tentang bagaimana ambisi menjadi pemimpin dilihat dari kaca mata Islam.
Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita mengetahui dulu tentang makna ambisi menjadi pemimpin, ditinjau dari segi bahasa, bisa
diartikan sebagai rasa cinta dan suka menjadi yang terdepan diantara
yang lainnya, bahkan kalau perlu dia akan meminta dengan terus terang
untuk dijadikan yang terdepan. Sedangkan kalau ditinjau dari segi istilah adalah kecenderungan hati untuk menjadi pemimpin dan meminta terus agar dipilih menjadi pemimpin
Bagaimana menurut pandangan Islam?
Masalah ini sering terjadi perbedaan pendapat, seperti halnya yang
terjadi di warung kopi semalam, kubu pertama memakai hadist berdasarkan
sabda Rasulullah kepada Abdurrahman bin Samurah, sedangkan kubu yang
lain berdasarkan firman Allah di Surat Yusuf : 55.
Tidak dipungkiri keinginan untuk jadi pemimpin dalam pandangan Islam
adalah adalah sesuatu yang tercela dan dilarang, bahkan pelakunya
mendapat ancaman yang cukup berat. Banyak dalil-dalil yang menggambarkan
tercelanya meminta dijadikan pemimpin.
Rasulullah Bersabda: "Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan jabatan kepada orang yang meminta untuk diangkat dan tidak pula pada orang yang berharap-harap untuk diangkat" (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah juga bersabda kepada Abdurahman bin Samurah ra."Wahai Abdurrahman, jangan engkau meminta diangkat menjadi pemimpin karena permintaanmu sendiri, tanggung-jawabnya akan besar sekali, dan jika engkau diangkat bukan karena permintaanmu sendiri, engkau akan mendapat pertolongan dalam melaksanakannya" (HR. Bukhari & Muslim)
Mungkin akan muncul pertanyaan bagaimana dengan yang dlakukan Nabi Yusuf as yang meminta jabatannya?
"Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (QS.Yusuf : 55)
Juga bagaimana seorang muslim yang memohon kepada Allah menjadi
terhormat dan menjadi cendekiawan terkenal atau menjadi imam bagi
musllim lainnya, seperti Firman Allah:
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al Furqan : 77)
Sekilas ada kontradiksi antara hadist Rasulullah dengan Firman Allah
diatas, padahal jika dikaji lebih mendalam tidak ada kontradiksi sama
sekali. Nabi Yusuf as. meminta dan menonjolkan dirinya untuk suatu
jabatan karena beliau melihat tidak ada orang yang mau berkomitment
memperjuangkan kebenaran dan mengajak umat pada kebenaran, karena beliau
merasa mampu tapi belum dikenal masyarakat, maka perlu beliau meminta
untuk menonjolkan dirinya. Jadi bila dalam keadaan darurah,
karena orang tidak ada lagi yang berkomitment tentang kebenaran, bila
diantara kita punya kemampuan lebih dalam suatu bidang, maka
diperbolehkan untuk mengajukan diri untuk menjadi pemimpin, dengan
catatan memang benar dalam keadaan darurah, artinya apabila
dibiarkan akan berdampak yang lebih buruk, dan meminta menjadi pemimpin
bisa mendatangkan manfaat dibanding mudharatnya, maka insya Allah
diperbolehkan, tentunya dengan diniatkan semata-mata untuk Allah Ta'ala
serta bersungguh-sungguh untuk menegakkan kebenaran dan menjaga amanah.
Demikian pula dengan permohonan si Muslim meminta untuk diangkat menjadi
imam (pemimpin) bagi umat muslim yang lain (QS. Al Furqan : 77), ayat
tersebut hakekatnya tidak bertentangan dengan sabda Rasul diatas, karena
permohonan muslim untuk menjadi pemimpin merupakan permohonan sang
hamba kepada Allah bukan kepada sesama manusia, sedangkan kita boleh
memohon apapun kepada-Nya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai
syariat, jadi sebab-sebab antara hadist dengan Firman Allah, sangat
berbeda dan tidak bisa dibenturkan. Sedangkan kontek asbab dari sabda
Rasulullah kepada Abdurrahman bin Samurah adalah jika kita meminta untuk
menjadi pemimpin, dengan cara tersamar maupun terus terang kepada orang
lain, apalagi dengan niat untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun
golongan, maka yang demikian dilarang keras oleh Islam.
Beberapa Faktor yang mendorong seseorang berambisi menjadi pemimpin.
- Suka menguasai dan mengendalikan orang lain karena keegoannya,
tidak mau di perintah dan patuh kepada orang lain, maka seseorang
berambisi menjadi pemimpin agar orang mengagungkan dan memandang sebagai
yang terhebat
- Menginginkan materi duniawi, sebagian manusia ingin
mendapatkan materi dengan mudah tanpa memperhatikan masalah halal dan
haram, maka dengan menjadi pemimpin, akan menganggap setiap orang
bersedia untuk membantu mendapatkan materi.
- Tidak sadar akan resiko sebagai pemimpin, sesungguhnya resiko
seorang pemimpin harus siap menanggung kesulitan rakyatnya disaat
genting dan mementingkan kepentingan rakyat atas dirinya sendiri disaat
normal, seperti yang disampaikan sahabat Ali bin Abi Thalib
"Apabila keadaan genting dan terjadi peperangan, maka kami berlindung kepada Rasulullah, tidak ada seorangpun diantara kami yang lebih dekat dengan musuh, dibanding Beliau" (HR Ahmad)
- Tidak sadar akan konsekwensi kelengahan seorang pemimpin,
kelengahan seorang pemimpin bisa membuka jalan kepada kebathilan, serta
menjadikan pendukungnya sebagai alat untuk menebark`n kerusakan di muka
bumi, maka pemimpin seperti itu diakhirat nanti akan diikat dengan
rantai dan dilemparkan ke neraka.
"Seorang hamba yang dipercaya Allah untuk menjadi pemimpin rakyatnya, tetapi ia menipu rakyatnya, maka jika ia mati Allah mengharamkan surga baginya" (HR Bukhari dan Muslim)
- Suka Merendahkan orang lain, sebagian manusia ada yang
menerima doktrin-doktrin dalam pendidikannya serta menanamkan dalam
jiwanya kecintaan terhadap penguasaan dan merendahkan terhadap orang
lain dan ia melihat dengan cara menjadi pemimpinlah ia bisa memenuhi
ambisinya dan dapat terpuaskan nafsu-nafsu ambisinya.
Mungkin yang aku sebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari faktor
pendorong seseorang berambisi menjadi pemimpin, jika diuraikan masih
banyak lagi dan tidak akan ada habisnya, semoga tulisan ini sebagai
pengingat untuk kita semua terutama diriku sendiri, agar lebih
berhati-hati dalam bersikap dan bertindak khususnya tentang sikap
ambisius kita untuk menjadi pemimpin.
Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda:
Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin
Dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin.
Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin
Dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin.
Dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.
Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya
dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka.
Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya
Dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.
Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya,
dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya.
Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin
Dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggung jawaban
atas apa yang dipimpinnya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
0 komentar:
Posting Komentar