Selasa, 13 November 2012

Manusia Adalah Sebuah Mikrosmos

Cara Mengenali Diri

Tahap awal untuk mengenal diri adalah dengan mengetahui bahwa manusia terdiri dari bentuk fisik atau jasad (lahir) dan bentuk jiwa atau qalbu (batin). Qalbu disini bukanlah segumpal daging yang tumbuh disebelah kiri badan (jantung). Tetapi ia adalah ruh suci yang mempengaruhi tubuh dan mengatur jasmani dengan segenap anggotanya. Maka ruh lah hakekat manusia (dinamakan diri sendiri). Ruh pulalah yang akan bertanggung jawab atas perbuatan seorang manusia baik dipuji maupun disiksa.


Untuk meneliti dan memikirkan (tafakur) diri sendiri, maka jasad dapat dimisalkan dengan kerajaan sedangkan ruh adalah rajanya yang berkuasa mengatur jasmani. Ruh adalah raja dalam alam ghaib, karena ruh itu ghaib yang tidak terbatas ruang dan waktu tidak terpisah-pisah keadaanya, dan tidak tentu tempatnya di dalam jasad. Dengan demikian anggapan orang bahwa manusia adalah sebuah mikrosmos, atau dunia (kerajaan) kecil dalam dirinya.

Jasmani diri manusia akan hancur binasa setelah mati, jasad yang ditinggalkan ruh akan tidak berfungsi sama sekali sehingga pada waktu hidup manusia, semut tidak akan berani mengeruminya tetapi jika ruh telah meninggalkan jasad yang terjadi adalah, lalat, semut, cacing akan datang mengerumuni dan memakan jasad diri kita. Begitulah kekuatan ruh yang ada dalam diri manusia. Hakekat ruh tidak akan mati, ia tetap tinggal dalam ilmunya Allah. 

Untuk pertanyaan keberadaan ruh, niscaya manusia tidak akan mampu mengetahuinya. Walaupun sebagian orang ada yang mengatakan dengan memejamkan mata menghilankan pikiran yang ada di sekitarnya dan hanya ada dirinya akan mampu mendapatkan kilauan dari alam abadi dalam dirinya sendiri.

Walau bagaimanapun jika manusia ingin mengetahui hakekat dirinya tidak diperkenankan oleh Allah. Karena Allah berfirman dalam Al-Qur’an,  

“ Mereka bertanya kepada Engkau Muhammad, tentang ruh. Katakanlah ruh itu urusan Tuhanku, tidak kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Q.S. Isra’ :85)

Maka hendaklah kita bertafakur tentang keadaan diri, bahwa pada awalnya diri kita tidak pernah ada. Kemudian manusia hanyalah diciptakan dari setetes air (mani) yang tidak mempunyai akal sedikitpun, tidak punya tangan, kaki, penglihatan, pendengaran dan lain-lain. Dari sinilah manusia akan sadar bahwa kesempurnaan diri yang kita peroleh bukanlah kita yang membuatnya, karena sehelai rambutpun manusia tidak akan mampu membuatnya.

Dengan demikian manusia dapat menemukan bahwa dirinya sangatlah kecil, lemah dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuasaan dan kasih sayang Tuhan yang menjadikan. Bahkan kebutuhan manusiapun dicukupkan Tuhan dengan menciptakan semuanya lengkap di atas muka bumi untuk hajat hidup manusia. Itulah bukti bahwa Allah itu ADA, karena itu mengenal diri sebagai kunci mengenal Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution