Rabu, 14 November 2012

Mari Kita Jujur Dengan Diri Kita Sendiri

Menyimpan Harta Ditempat yang Aman
 
Saudaraku..
Abdullah bin Mas’ud ra pernah ditanya perihal siapakah orang yang cerdas dalam berinteraksi dengan harta?.” Ia menjawab, “Yaitu orang yang menyimpan hartanya di tempat yang aman dari sentuhan rayap dan tak diendus maling. Yakni di sisi Allah swt.” (Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).


Saudaraku…
Sebagian harta yang telah kita kumpulkan bertahun-tahun, sebagiannya telah menjelma menjadi rumah bersahaja atau mewah (mepet sawah) yang sekarang kita huni. Sebagian income bulanan kita, untuk keperluan sehari-hari supaya laju kehidupan terus bisa kita lanjutkan. Beberapa persen penghasilan kita anggarkan untuk biaya pendidikan anak-anak kita yang kini semakin melangit. Sebagian lagi untuk keperluan kendaraan, investasi dan yang senada dengan itu. Dan sisanya untuk disimpan di Bank dan seterusnya. Setelah kita bergelar ‘almarhum’ semua harta milik kita, akan kita tinggalkan untuk ahli waris kita. Tempat tinggal yang mewah dengan semua perabotnya yang wah. Kendaraan yang mengkilap. Kebun karet dan sawit yang berhektar-hektar. Super market dan rumah makan yang kita rintis dan yang seirama dengan itu. Semuanya tiada yang menyertai kita ke alam kubur. Semua kita tinggalkan. Dan tidak mustahil, harta peninggalan kita itu justru menjadi rebutan dan akar pertikaian bagi anak-anak dan keluarga yang kita tinggalkan.

Saudaraku..
Kita sadar bahwa setelah kita meninggalkan dunia ini, kita memerlukan harta simpanan untuk kebahagiaan kita di akherat sana. Kita butuh tabungan amal yang memadai untuk menyelamatkan masa depan kita di sana. Kita ingin memiliki asset yang bernilai serta investasi abadi di sana. Tapi faktanya, justru banyak harta milik kita yang kita habiskan untuk kehidupan yang fana ini. Terasa berat untuk kita belanjakan di atas jalan menuju kebahagiaan hidup yang kekal abadi. Mari kita jujur dengan diri kita sendiri, selain zakat mal yang kita keluarkan setiap tahunnya, berapa persen yang kita tabung dan simpan di sisi-Nya lewat jalur sedekah, membantu orang-orang yang kesusahan, meringankan beban orang lain, membiayai sekolah anak-anak yang tak mampu, menyelamatkan nasib anak-anak yatim dan seterusnya. Padahal hanya dengan itulah kita akan melihat tabungan kita di akherat kelak. Mengambil laba dari simpanan kita di sana. Menanti hasil dari perniagaan yang tak akan pernah rugi. Memanen hasil dari investasi kita yang sesungguhnya. Yang akan mencerahkan masa depan kita di sana.

Saudaraku..
Mari kita memulai aktifitas kita sehari-hari dengan sedekah. Seberapapun yang kita mampu dan mau. Kita yakin, apa yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Tersimpan dengan aman di sisi-Nya, dengan keuntungan yang berlipat ganda. Jika tidak kita mulai memikirkan investasi akherat mulai hari ini, kapan kita akan memulainya?. Jangan terlambat. Sebelum sakit mendera tubuh kita. Sebelum ajal menyapa kita. Sebelum kemiskinan dan kemelaratan menghantui kita. Pada saat itu, penyesalan tak dapat kita hindari. Semoga kita menjadi orang yang cerdas dalam membelanjakan harta kita. Amien. 

Wallahu a’lam bishawab.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution