HUKUM MEMFITNAH SESEORANG DALAM ISLAM
Seperti halnya dalam bahasa lain, dalam bahasa Arabpun ada
beberapa kata yang memiliki banyak arti. Sebagai contoh kata “fitnah”,
memiliki lebih dari satu arti di dalam bahasa Arab.
Fitnah, arti
asalnya adalah proses yang digunakan untuk memurnikan emas dari unsur
selain emas.
Namun karena digunakan dalam Al-Qur’an, maka kata tersebut
berarti cobaan yang digunakan untuk membedakan orang beriman dengan
orang kafir atau orang munafik. Cobaan-cobaan ini dapat membimbing seseorang kepada kebenaran atau membuat orang tersesat, tergantung dari pandangan orang itu terhadap agama.Betul-betul buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami itu. Dengan perbuatan mereka yang demikian mereka telah menganiaya dirinya sendiri.Al-A’raf:177
Banyak ayat menjelaskan bahwa dunia
ini adalah tempat terjadinya fitnah yang berfungsi untuk membedakan
apakah seseorang itu benar-benar beriman atau tidak.
Alif, laam, miim Hanya Allah yang mengetahui maksudnya. Anggaplah sebagai tanda peringatan, bahwa ayat-ayat yang tertera sesudahnya, harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Apakah orang-orang mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja seenaknya berkata: “Kami telah beriman”, padahal keimanan mereka itu belum diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji keimanan orang-orang yang sebelum mereka. Dengan ujian mana, Allah benar-benar mengetahui Maksudnya, Allah mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati manusia; baik yang telah terjadi, yang sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Ujian diadakan oleh Tuhan agar yang diuji praktis menampilkan kepalsuan yang tadinya disembunyikannya dalam hatinya, padahal dalam ilmu Tuhan sudah terbuka. Maka dengan adanya ujian itu, faktalah yang berbicara orang-orang yang sebenarnya beriman, begitu pula orang-orang yang beriman palsu.Al-Ankabut:1-3 Semua tubuh yang berjiwa akan merasakan mati Yang mati bukan jiwa tetapi tubuh di mana jiwa itu bersarang. Kematian, ialah perpisahan tubuh dan jiwa. Kami akan menguji sungguh-sungguh kepadamu dengan kesusahan dan kesenangan, lalu kamu dikembalikan kepada Kami.Al-Anbiya:35
Jika seseorang mematuhi perintah Allah, fitnah apapun yang terjadi hanya akan membuat orang itu menjadi lebih dekat kepada Allah, namun jika dia tidak patuh maka dia akan tersesat. Inilah yang dimaksud fitnah/cobaan/ujian, bisa membimbing orang atau menyesatkan orang.
Karenanya cobaan yang terjadi dapat
mengungkapkan apakah seseorang itu benar-benar beriman atau tidak.
Seseorang yang benar-benar beriman tidak akan berubah pandangan dan
kesetiannya kepada agama walau apapun yang terjadi. Seorang mukmin sejati akan sadar
bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Karenanya
dia betul-betul berserah diri kepada Allah.
Beberapa ayat berikut akan memperjelas pemahaman kita. Beberapa peristiwa dijadikan oleh Allah untuk mengungkapkan sikap orang kafir. Firman Allah:
Demikianlah Kami menguji segolongan orang kaya mereka dengan segolongan orang miskinnya, sehingga golongan yang kaya dengan lancangnya mengatakan: “Orang-orang yang semacam inikah di antara kita yang diberi anugrah oleh Allah?”. Bukankah Allah lebih mengetahui orang-orang yang bersyukur kepadanya?”.Al-An’am:53 Setiap Rasul dan Nabi yang pernah kami utus sebelummu, bila ia membacakan ayat-ayat Kami, maka setanpun menumbuhkan keragu-raguan dalam hati pendengar-pendengarnya mengenai bacaannya itu. Namun Allah menghapus keragu-raguan yang ditumbuhkan setan itu, untuk kemudian Allah tambah memperkuat ayat-ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui dan Bijaksana.Al-Hajj:52-53
Dalam ayat di bawah ini dijelaskan bahwa harta diberikan untuk menguji manusia:
Janganlah engkau tergiur pandang oleh kesenangan yang Kami berikan kepada beberapa keluarga di antara mereka, sebagai bunga kehidupan duniawi. Kami hendak menguji mereka dengan kesenangan itu. Namun karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal dari itu.Ta-Ha:131
Lebih dari sekedar menguji manusia, ujian-ujian ini dibuat untuk mengungkapkan kedurhakaan orang-orang tertentu.
Janganlah kamu terpesona oleh harta benda dan anak-pinak mereka, karena dengan itu semua Allah hendak menyiksa mereka dalam kehidupan dunia ini, dan kelak akan melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir.At-Taubah:55
Allah menyatakan di dalam Al-Qur’an bahwa Dia membiarkan orang tersesat:
Apakah engkau tahu tentang orang yang “mempertuhan” hawa nafsunya? Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya Tuhan sudah mengetahui, bahwa orang itu meskipun diberi keterangan apapun, namun mereka tidak juga akan beriman, sedangkan Dia telah mengunci erat pendengaran dan hatinya, serta menutup penglihatannya. Siapakah yang dapat menunjukinya, kalau Allah sudah membiarkannya sesat? Apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran dari padanya?Al-Jastiyah:23
Tidak ada jalan keluar bagi orang-orang yang telah Allah biarkan tersesat:
Mengapa kamu sampai terpecah-pecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik itu? Padahal Allah telah merenggutkannya dari kebenaran karena kesalahan mereka sendiri. Apakah maksudmu hendak memimpin orang-orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Orang-orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah, engkau tidak akan mendapat jalan untuk menunjukinya.An-Nisa:88
Dari penjelasan di atas kita
mengetahui bahwa fitnah dalam beberapa hal dan keadaan tertentu, dapat
menyesatkan manusia. Al-Qur’an berulang-kali menceritakan kisah
orang-orang yang tersesat. Sebagai contoh, ketika Musa meninggalkan
umatnya, mereka mengikuti Samiri yang membuat patung anak sapi dan
memujanya.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sepeninggalmu, dan mereka disesatkan oleh Samiri Samiri ialah salah seorang dari Bani Israil dari suku Assamirah.Ta-Ha:85 “Lalu Samiri membuatkan untuk mereka sebuah patung berupa tubuh anak sapi dan dapat bersuara Patung tersebut oleh Samiri diberi lubang-lubang, sehingga kalau angin bertiup dari lobang-lobang itu, keluar suara seperti lenguh anak sapi, lalu mereka Maksudnya Samiri dan pengikutnya berkata kepada Kami: “Inilah tuhan kalian dan tuhan Musa! Namun Musa telah lupa”Karena itu dicarinya ke gunung Sinai. Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa patung anak lembu itu tidak dapat menjawab persoalan mereka, dan tidak pula berkuasa mendatangkan bahaya dan keuntungan kepada mereka? Sebetulnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: “Hai kaumku! Sesungguhnya kamu diuji dengan anak sapi itu, dan sesungguhnya Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Pengasih. Karena itu ikutilah aku dan patuhilah perintahku!”.Ta-Ha:88-90
Ayat lain menjelaskan bahwa fitnah menyesatkan orang yang tidak hati-hati:
Kelak engkau akan melihat, dan orang-orang yang mendustaimupun akan menyaksikan, siapa yang gila di antara kalian. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalanNya, dan lebih mengetahui pula orang-orang yang diberi pimpinan.Al-Qalam:5-7
Sikap positif yang seseorang ambil
ketika terjadi fitnah adalah cara untuk lebih mendekatkan diri kepada
Allah. Fitnah adalah jalan yang dengan jalan itu orang beriman
menunjukkan ketekunan dan komitmen mereka untuk mencapai kematangan.
Sebagai contoh, masa-masa perang
adalah cobaan. Tidak peduli apapun yang terjadi, orang beriman, dan
hanya orang yang benar-benar berimanlah yang menunjukkan sikap seperti
yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
Tatkala orang-orang mukmin melihat tentara Sekutu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita!” Itulah yang menambah keimanan dan kepatuhan mereka.Al-Ahzab:22 Meskipun ada orang yang menggertak mereka: “Bahwa kafir Quraisy telah mengumpulkan pasukannya untuk menyerang kalian; karena itu takutlah kalian kepadanya!”, namun tokoh-tokohnya tidak gentar, bahkan gertakan itu menambah keimanannya seraya menjawab: “Cukuplah Allah sebagai Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”.Al-Imran:173
Hal yang baik bagi orang beriman,
menjadi tidak baik dan menyesatkan bagi orang kafir. Ayat di bawah ini
menunjukkan bahwa apa yang menyesatkan orang kafir, menjadi berita baik
untuk orang beriman dan memperkuat iman mereka. Beberapa orang berkonsentrasi penuh
untuk menyesatkan orang beriman. Tujuan utamanya adalah membuat orang
beriman mengadopsi cara berfikir mereka yang tidak logis dan tidak
beralasan. Al-Qur’an memberitahu kita bahwa sepanjang sejarah,
perlawanan terhadap orang beriman selalu dilakukan untuk tujuan ini.
Semua serangan ini dilancarkan guna memperlemah komitmen orang beriman
terhadap perintah Allah. Allah menyatakan bahwa orang beriman akan
terjatuh ke dalam fitnah jika mereka sampai terjebak.
Sesungguhnya mereka kaum musyrik hampir-hampir dapat memfitnah engkau tentang apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar engkau memalsukan wahyu Kami itu dengan saduran yang lain. Jika berhasil, tentulah mereka dapat membuat engkau jadi temannya.Al-Isra:73 Dan hendaklah kamu mengadili perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu turuti hawa nafsu mereka. Dan waspadalah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak menyesatkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu, maka ketahuilah bahwa Allah bermaksud hendak menjatuhi hukuman di dunia ini juga terhadap sebagian dosa-dosa mereka, sebelum di akhirat kelak. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.Al-Maidah:49 Sesungguhnya kamu dan semua sembahan itu, sekali-kali tidak dapat menyesatkan siapapun terhadap Tuhan. Kecuali orang yang sesat yang akan masuk neraka seumpamamu.As-Shaffat:161-163
Dalam surat Al-Baqarah ayat 191 dan
217, Allah menyatakan bahwa “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Untuk
memahami fitnah sebagai suatu kejahatan, ada baiknya kita ketahui dulu
betapa jahatnya pembunuhan.
Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka hukumannya ialah jahanam. Kekal ia di dalamnya. Allah memurkai dan mengutuknya serta menyediakan siksa yang besar baginya.An-Nisa:93
Sebetulnya fitnah memiliki arti
lebih dari pada “ujian”. Kata fitnah diartikan sebagai segala tindakan
dan perbuatan yang menyesatkan manusia. Al-Qur’an merujuk orang munafik
sebagai “penyebab fitnah”. Allah memberitahu kita bahwa orang munafik
melakukan banyak jenis fitnah; mereka berencana melawan para Rasul dan
pengikutnya dengan mencoba mencegah orang beriman dari ikut perang
sehingga kehilangan pendirian. Orang munafik seringkali
menyalah-artikan ayat serta mengubah pemahaman ayat, dan mau menurut
ketika mereka anggap ayat tersebut menguntungkan. Sebaliknya orang
beriman menunjukkan sikap yang sama sekali berbeda, mereka tunduk dalam
keadaan apapun.
Dialah yang menurunkan kitab Al-Qur’an kepadamu Muhammad. Di antaranya ada ayat-ayat yang tandas tegas Tidak memerlukan takwil, itulah pokok isi Al-Qur’an. Yang lainnya adalah ayat-ayat samar Samar-samar, tidak tegas kadang-kadang tidak dapat dicapai oleh pemikiran, misalnya ayat-ayat yang berhubungan dengan hal-hal yang gaib, hari kiamat “Arasy”, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat ditakwil kurang tegas. Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada maksud-maksud yang tidak jujur, selalu mengikuti ayat-ayat samar untuk mengadakan kehebohan dengan memberikan tafsiran-tafsiran yang diselewengkan. Padahal tidak ada yang dapat memberikan tafsirannya, hanya Allah saja. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengatakan dengan terus-terang: “Kami percaya kepada kitab, semuanya itu datang dari Tuhan kami”. Hanya orang-orang yang berfikiran saja yang dapat mengerti.Al-Imran:7
Sifat dasar orang munafik adalah
kegemaran mereka memfitnah. Memecah belah persatuan orang beriman adalah
fitnah dan juga dosa besar. Beberapa ayat menyatakan bahwa orang
munafik suka sekali melakukan hal ini.
Kalaupun mereka berangkat juga bersama-sama denganmu, maka mereka hanyalah akan menambah beban kesusahan belaka kepadamu, dan mereka akan menyusup ke celah-celah barisanmu untuk menyebarkan kekacauan, lagi pula di dalam barisanmu ada orang-orang yang lemah iman yang senang mendengarkan hasutan mereka. Dan Allah Maha Mengetahui akan segala tingkah laku orang-orang yang zalim.At-Taubah:47 Andaikata rumah-rumah mereka diserang oleh kaum sekutu dari segenap penjuru, lalu diminta supaya mereka murtad Terjemahan dari kata “fitnah”. Fitnah dalam ayat ini berati murtad, atau berobah pendirian dari kawan menjadi lawan., tentu mereka penuhi, tidak mereka tangguhkan bahkan segera dikerjakan.Al-Ahzab:14 Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan memutarbalikkan keadaan Untuk mengacau-balaukan umat Islam, hingga datanglah kebenaran dan jelaslah kemenangan agama Allah Islam, sedangkan yang demikian itu tidak disukai mereka.At-Taubah:47-48
Seandainya rencana mereka terungkap,
orang munafik berusaha melakukan perlawanan dengan cara mencoba
meyakinkan para Rasul dan orang beriman bahwa perbuatan mereka itu
bukanlah suatu penghianatan dan hal yang biasa-biasa saja. Mereka sangat
takut mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu. Lebih jauh lagi,
mereka meminta orang beriman supaya melanjutkan hubungan dengan mereka.
Di antara mereka ada yang mengatakan: “Izinkanlah saya untuk tidak turut berperang dan janganlah saya dijerumuskan ke dalam fitnah Beberapa orang munafik minta izin tidak ikut berperang ke Tabuk daerah kekuasaan Romawi dengan dalih takut tergoda oleh wanita-wanitanya. Ketahuilah sebenarnya mereka telah terjerumus ke dalam fitnah dan sesungguhnya jahanam itu akan mengepung orang-orang yang kafir.At-Taubah:49
Ayat tersebut menegaskan bahwa orang
munafik adalah pembohong dan terlibat dalam fitnah. Allah
memperingatkan orang beriman untuk tidak terperdaya oleh kecurangan
mereka. Orang kafir dan orang munafik akan mengalami penderitaan yang
mengerikan di neraka sebagai balasan atas fitnah yang mereka sebabkan:
Rasakanlah siksaan itu, siksaan yang dahulu kamu minta supaya disegerakan.Adz-Dzariyat:14
Fitnah akan merajalela di muka bumi kecuali jika orang beriman saling melindungi satu sama lain:
Adapun orang-orang yang kafir, mereka bersetia kawan terhadap sesamanya dalam menghadapi kaum mu’min. Jika kamu tidak menggalang kesetia-kawanan pula seperti mereka, akan terjadilah kekacauan dan kerusakan yang besar di muka bumi ini.Al-Anfal:73
Orang beriman tidak melakukan
sesuatu yang membuat mereka terlibat dengan hal-hal yang dapat
menimbulkan fitnah. Sebab beberapa perbuatan tertentu, yang walaupun
tidak dimaksudkan, dapat menjadi dasar bagi terjadinya fitnah. Seperti
disebutkan pada ayat di atas, gagal melindungi satu sama lain atau
membiarkan persengketaan terjadi di antara orang beriman, dapat menjadi
penyebab fitnah, yang pada akhirnya, harus ditanggung juga oleh orang
beriman. Karenanya, orang yang betul-betul beriman, saling melindungi
satu sama lain.
Di dalam Al-Qur’an Allah memberitahu
kita bagaimana seseorang menjadi tersesat. Yaitu ketika seseorang lebih
senang mengikuti nafsu pribadi terhadap dunia ketimbang mencari
keridhaan Allah. Dalam keadaan seperti itu, dia akan menunjukkan sikap
masa bodoh terhadap Allah dan umat Islam. Allah berulang-kali mengingatkan bahwa dunia ini hanya tempat sementara bagi manusia untuk menjalani ujian. Siapapun yang menolak Al-Qur’an
sebagai panduan, akan diliputi oleh kesibukan hidup sehari-hari yang
pada dasarnya menyengsarakan. Harta dan anak-anak disebut juga sebagai
fitnah. Kesejahteraan dan anak-anak sama sekali tidak menjamin keselamatan kecuali jika ditujukan untuk mencapai keridhaan Allah. Mengenai harta dan anak-anak, Allah memberi peringatan kepada orang beriman agar tetap waspada supaya terhindar dari fitnah.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anakmu sampai melalaikanmu dari mengingati Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, itulah orang-orang yang rugi. Al-Munafiqun:9 Harta benda dan anak-anak mereka tidak berguna sedikitpun juga untuk penebus dan menolong mereka dari siksaan Allah, Mereka penghuni neraka, serta kekal di dalamnya selama-lamanya. Al-Mujadilah:17
Dengan berpura-pura tidak mengerti
tujuan hidup di dunia, manusia biasanya terpengaruh oleh tujuan yang
mereka anut sebagai “hukum dunia”. Karena doktrin masyarakat, orang
percaya bahwa pernikahan, mempunyai anak, dan mencari uang, sebagai
hukum dunia yang kekal. Kebanyakan orang menunjukkan ketertarikan yang
kuat terhadap hal-hal tersebut sambil tetap acuh tak acuh dalam mematuhi
perintah Allah.
Patokan tentang kebutuhan untuk
berketurunan juga tersedia di dalam Al-Qur’an. Tetapi tujuannya adalah
untuk mencapai keridhaan Allah. Doa Hanah istri Nabi Imran diberikan
sebagai contoh untuk hal ini:
Ingat pulalah ketika Hanah istri Imran mengucapkan doanya: “Wahai Tuhanku! Aku bernazar bahwa anakku yang masih dalam kandungan ini, akan aku serahkan untuk-Mu, guna membaktikan seluruh hidupnya dalam berkhidmat dan beribadah kepada-Mu semata-mata. Terimalah persembahanku ini! Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Mengetahui”.Al-Imran:35
Doa yang sama dari para Nabi membimbing orang beriman kepada jalan yang benar.
Di sinilah Zakaria berdo’a kepada Tuhannya, katanya: “Wahai Tuhanku! Aku mohon karunia-Mu, berilah aku seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar do’a.Al-Imran:38
Begitu pula dengan Doa Nabi Ibrahim:
Wahai Tuhan Kami! Jadikanlah kami berdua, manusia muslim yang patuh kepadaMu, dan begitu juga jadikanlah anak cucu kami umat yang patuh juga kepada-Mu…Al-Baqarah:128
Harta juga dapat membuat seseorang
mencapai keridhaan Allah dan keselamatan abadi, asalkan digunakan
semata-mata karena Allah. Sebaliknya harta juga dapat menjadi fitnah.
Sikap Nabi Sulaiman terhadap harta dapat menjadi contoh bagi orang
beriman.
Ketika pada suatu petang dibawa kehadapannya beberapa ekor kuda yang jinak tenang, namun amat kencang larinya. Lalu ia berkata: “Sesungguhnya aku mencintai barang yang baik karena mengingati Tuhanku”. lalu kuda-kuda itu segera lenyap dari pemandangan. Dia berkata lagi: “Bawalah dia kembali kehadapanku” Lalu diusap-usapnya kaki kuda itu dan lehernya. Sad:31-33
Di dalam Al-Qur’an, persolan-persoalan hidup disebut sebagai cobaan (fitnah) juga.
Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, kecuali golongan anak-anak muda saja dari kaumnya, itupun dalam keadaan takut akan mendapat siksaan dari Fir’aun dan pembesar-pembesar kaumnya. Sungguh Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi, Dan dia termasuk orang-orang yang melanggar batas. Yunus:83 Sesungguhnya mereka yang mencoba menyiksa orang-orang yang beriman baik lelaki maupun perempuan, lalu mereka tidak bertobat, mereka akan mendapat siksaan neraka jahanam dan hukuman bakar.Al-Buruj:10 Janganlah kamu menganggap panggilan Rasul itu sebagai panggilan biasa antara sesamamu saja. Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang meninggalkan tempat secara diam-diam satu persatu, dengan berlindung dibalik sesuatu. Justru itu, hendaklah mereka yang melanggar perintah Rasul itu waspada jangan sampai mendapat cobaan atau ditimpa azab yang amat pedih.An-Nur:63 Dan hendaklah kamu mengadili perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu turuti hawa nafsu mereka. Dan waspadalah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak menyesatkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka tidak mengindahkan keputusan yang telah diturunkan Allah kepadamu, maka ketahuilah bahwa Allah bermaksud hendak menjatuhi hukuman di dunia ini juga terhadap sebahagian dosa-dosa mereka, sebelum di akhirat kelak. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Al-Maidah:49
kata ujian (fitnah) digunakan oleh orang beriman sebagai do’a supaya terhindar dari fitnah orang kafir:
Dengan segera mereka berkata: “Kepada Allah sajalah kami mempercayakan diri! Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran kekejaman oleh orang-orang yang zalim.Yunus:85
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami jadi sasaran-fitnah oleh mereka yang kafir, dan ampunilah kami. Ya Tuhan kami, Engkaulah yang Maha Perkasa dan Bijaksana.”Al-Mumtahinah:5
Al-Qur’an juga menamakan kesulitan, bencana, dan malapetakan sebagai fitnah:
Dan tidakkah orang yang munafik itu memperhatikan bahwa mereka diuji, sekali atau dua kali setiap tahun? Namun mereka tidak juga mau tobat dan tidak pula mau mengambil pelajaran.At-Taubah:126
0 komentar:
Posting Komentar