Lidah Tak Bertulang – Dusta atau berbohong, Ghibah atau menggunjing, Namimah atau adu domba, Suka mencela.
Mungkin judul di atas tidak berlebihan jika kita lihat realita yang
ada sekarang. Anggota tubuh sekecil lidah dan tampak lemah itu ternyata
mampu menyakiti hati serta memberinya bekas yang dalam. Kadang orang
tidak menyadari saat dia berbicara ternyata telah menyakiti hati orang
lain. Baik pria ataupun wanita pasti pernah melakukannya baik
sengaja ataupun tidak sengaja, namun yang paling sering melakukannya
adalah kaum wanita. Perlu diketahui bahwa lidah bisa menjadi sebab
seseorang masuk surga ataupun masuk neraka, karena tidak ada satu pun
kata yang kita ucapkan kecuali ada malaikat yang menulisnya. Mungkin di
dunia kita bisa mengingkarinya namun di akhirat nanti mulut akan dikunci
dan anggota badan lain yang berbicara.
Ada beberapa perbuatan yang merupakan tanda rusaknya lidah, di antaranya adalah:
- Dusta atau Berbohong.
Berdusta
merupakan salah satu dosa besar yang membawa pelakunya kepada
kejelekan, dan kejelekan akan membawa pelakunya pada neraka. Tidak ada
bedanya berbohong saat serius ataupun sedang bercanda, kedua-duanya
haram hukumnya. Berdusta sama sekali bukan akhlaq seorang muslim, karena
dusta merupakan perbuatan yang sangat hina. Bahkan orang kafir Quraisy
di zaman Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam pun sangat anti
untuk berbohong karena bohong bagi mereka merupakan ‘aib. Siapa saja
orang yang sering berdusta, maka Allah akan mencatatnya sebagai
pendusta.
- Ghibah atau Menggunjing.
Ghibah
adalah membicarakan kejelekan atau ‘aib saudaranya ataupun kebaikannya
yang mana jika saudaranya itu tahu, dia tidak menyukainya. Bahkan ada
yang berpendapat bahwa jika saudaranya ada di majelis itu, juga disebut
dengan ghibah. Jadi tidak hanya menceritakan kejelekan saudaranya saja
disebut bid’ah, tapi juga kebaikannya jika orang yang dibicarakan
tersebut tidak menyukainya. Orang yang menggunjing saudaranya,
menyebutkan ‘aib-‘aibnya hingga jatuh harga dirinya maka dia telah
berdosa. Pelaku ghibah bagaikan memakan daging saudaranya dan
mereka diancam dengan adzab di akhirat, yaitu kelak mereka akan
mempunyai kuku-kuku yang terbuat dari tembaga yang digunakan untuk
mencakar wajah dan dada mereka sendiri. Siapa yang sanggup menerimanya?
Namun sangat disayangkan, tiap hari masyarakat disuguhi dengan tayangan
infotainment atau gosip yang jelas-jelas merupakan ghibah. Namun Allah
subhanahu wa ta’ala Maha Pengampun, Dia mengampuni segala dosa selama
orang tersebut bertaubat dan minta ampun termasuk dosa ghibah. Jika kita
terlanjur menggunjing seseorang, maka kafaroh atau tebusannya adalah
meminta ampun kepada Allah untuk kita dan orang yang kita gunjing.
Lafadz do’anya adalah “Allahummaghfirly wa lahu”. Kemudian kita berusaha
mengangkat kembali nama baik saudara kita di majelis yang kita pernah
menjatuhkan namanya. Namun ada pengecualian mengenai ghibah ini, yakni
boleh memperingatkan orang lain dari seseorang yang jahat atau sesat
supaya selamat.
- Namimah atau Adu Domba.
Namimah
sangat tercela, tidak ada yang bisa melakukannya kecuali dengan
lisannya. Namimah adalah menukil ucapan seseorang kemudian disampaikan
pada orang lain dengan tujuan merusak hubungan atau menimbulkan
permusuhan di antara kedua orang tersebut. Perbuatan ini merupakan dosa
besar yang pelakunya diancam tidak akan masuk surga. Ada sebuah kisah di
zaman nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang
berjalan dan melewati dua kuburan, ternyata penghuni kedua kuburan
tersebut sedang disiksa karena dosa yang selalu mereka kerjakan. Yaitu
yang satu suka berjalan di tengah manusia dengan menyebarkan namimah,
dan satu lagi disiksa karena tidak menjaga dirinya dari najis ketika
buang air kencing sehingga pakaian dan badannya terkena air kencing.
- Suka Mencela.
Orang
yang sering mencela orang lain biasanya terkumpul padanya akhlaq yang
buruk, antara lain ujub yaitu bangga dengan dirinya sendiri, sombong
yaitu menolak kebenaran dan mencela orang lain, tidak instropeksi diri,
dan lain-lain. Allah Ta’ala dan Rosul-Nya melarang keras dari hal
tersebut. Bahkan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan
bahwa mencela seorang muslim tanpa sebab yang dibenarkan adalah
kefasikan. Pernah dahulu ummul mukmunin ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha
mencela ummul mukminin yang lain dengan menyebutnya ”pendek”. Dengan
kata itu saja sudah membuat Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam
marah, dan beliau bersabda bahwa kata-kata itu jika dimasukkan dalam
lautan maka akan mencemarinya. Betapa buruknya perbuatan ini sampai
Allah Ta’ala pun mencela perbuatan ini dengan surat az-Zalzalah. Mungkin
tepatlah peribahasa “semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk
mata tak tampak”.
Itulah beberapa dari sekian banyak kerusakan
lidah yang yang dapat berakibat buruk bagi pelakunya di dunia dan di
akhirat. Hendaknya setiap diri kita berhati-hati dari terjatuh ke
dalamnya, karena salah satu sebab terbanyak seseorang masuk neraka
adalah karena lidahnya. Kita mohon perlindungan dan keselamatan pada
Allah subhanahu wa ta’ala.
0 komentar:
Posting Komentar