7 Prinsip Sukses Menjadi Pemimpin
Menjadi pemimpin memang tak mudah. Karena itu, hanya
sedikit orang yang mencapai puncak dan bisa terus dikenang hingga kini.
Sebenarnya, faktor apa saja yang dimiliki para pemimpin puncak hingga
bisa jadi "legenda"?
Kita semua sebenarnya tercipta sebagai pemimpin. Minimal, memimpin diri
kita masing-masing. Namun sayangnya, memimpin diri sendiri pun, masih
sering mengalami kendala. Mulai dari membiarkan pikiran negatif muncul,
memelihara sikap miskin mental, dan berbagai hal kurang baik lainnya.
Padahal, dengan mengubah cara pandang saja, berpikiran selalu positif,
mengembangkan kekayaan mental, akan mampu menjadikan kita sebagai
pemimpin yang mumpuni.
Jika memimpin diri sendiri berhasil kita lampaui, maka menjadi pemimpin
dalam arti sebenarnya juga mengandung tantangan yang tak kalah
hebatnya. Hanya mereka yang mampu, mau, dan bersedia terus maju, yang
akan jadi pemimpin hebat di bidangnya. Dan, sebenarnya, kita pun bisa
mencapainya. Bagaimana caranya? Berikut tujuh kriteria penting yang
harus dimiliki seseorang agar jadi pemimpin unggulan, yang disarikan
dari buku best-seller Paul B. Thornton: Leadership: Best Advice I Ever Got.
1. Pemimpin mampu menjadikan segalanya nyata. Seorang
pemimpin haruslah memiliki semangat dan kemauan keras untuk mewujudkan
keinginannya menjadi nyata. Untuk itu, pemimpin pasti memiliki sikap
seorang do-ers alias mengutamakan action.
John Baldoni, pendiri Baldoni Consulting LLC, mendapat nasihat agar
menjadi orang yang tekun dari ayahnya. Sementara, sang ibu mengajarkan
untuk tidak melupakan kasih sayang. Karena itu, pemimpin yang baik
selain berusaha mewujudkan ambisi, juga tidak melupakan para
pendukungnya.
2. Pemimpin mendengarkan dulu, baru memimpin. Steven
Covey pernah menyebut, Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga dan
satu mulut. Ini berarti, kita sebenarnya diperintahkan untuk lebih
banyak mendengar daripada berkata-kata.
Cordia Harrington, Presiden dan CEO dari Tennessee Bun Company
menyebutkan, sebagai pemimpin agar mengutamakan untuk memahami lebih
dulu, dibanding keinginan untuk dipahami.
3. Pemimpin menjawab pertanyaan dengan jelas dan terarah.
Ada tiga pertanyaan mendasar yang biasanya ditanyakan anak buah: Ke
mana kita akan mengarah? Bagaimana kita mencapainya? Apa peran saya?
Menurut Kevin Nolan, President & Chief Executive Officer dari Affinity Health Systems, Inc,
kemampuan menjawab dengan jelas dan terarah dari ketiga pertanyaan
tersebut akan jadi indikator sukses tidaknya seorang pemimpin.
4. Pemimpin menguasai visinya sehingga mampu bekerja di mana dan kapan saja di segala kondisi. Debbe Kennedy, President, CEO dan pendiri Global Dialogue Center and Leadership Solutions Companies, menyebutkan bahwa dunia terus berubah. Maka, seorang pemimpin harus menguasai perubahan dengan mengetahui secara pasti tujuannya.
Untuk itu, seorang pemimpin harus membekali diri dengan beberapa hal,
yakni: kemampuan mewujudkan ide-ide, membangun rencana yang terarah,
pandai mengeksekusi, berorientasi hasil terbaik di setiap waktu.
5. Pemimpin selalu penuh keingintahuan. Hal ini akan
mendorong dirinya menjadi orang yang selalu haus akan informasi terbaru
dan terus melakukan pengembangan berkelanjutan.
Menurut Mary Jean Thornton, mantan CIO (Chief Information Officer) dari The Travelers,
semua perkembangan didasari oleh kemajuan berpikir. Karena itu, di
perusahaannya, ia selalu membiasakan diri dan anak buahnya untuk selalu
berpikir kreatif dan menantang untuk membangun masa depan.
6. Pemimpin selalu mendengar dari dua sisi. Seperti
yang sudah disebutkan, kemampuan mendengar dibutuhkan oleh seorang
pemimpin. Namun, tak cukup hanya jadi pendengar. Informasi yang didapat
harus meliputi semua sisi. Karena itu, seorang pemimpin andal tak lantas
percaya begitu saja dengan penuturan satu sisi. Ia harus mampu menggali
dan "mendengar" dari sisi lain sehingga bisa melakukan tindakan yang
objektif.
Brian P. Lees, senator dari negara bagian Massachusetts, AS menyebutkan
pentingnya untuk bergaul dengan semua kalangan. Mulai dari profesor
sampai anak-anak sekolah, dari pemimpin lain hingga rakyat biasa.
7. Pemimpin pasti selalu memiliki persiapan, persiapan, dan persiapan.
Ada satu pepatah mengatakan, jika Anda gagal membuat rencana, maka Anda
sedang merencanakan untuk gagal. Ini mengandung makna, bahwa persiapan
menyeluruh, dimulai dari rencana yang matang dan tindakan yang terarah,
akan jadi indikator pertama tentang sukses tidaknya kepemimpinan kita.
Tak heran, jika ada idiom, persiapan adalah ilmu untuk meraih
kemenangan. Untuk itu, mutlak kiranya seseorang pemimpin menyiapkan
segala hal (termasuk dengan rencana cadangan) agar mampu mencapai sukses
yang didambakannya.
Oleh Tim AndrieWongso
0 komentar:
Posting Komentar