Selasa, 15 Januari 2013

Ujian Merupakan Tolak Ukur Keimanan Seseorang

Bersabarlah

A. Setiap Manusia Pasti Diuji oleh Allah SWT
Tidak ada seorang manusia pun yang hidup di dunia ini, yang tidak diuji oleh Allah SWT. Semua manusia pasti akan diuji oleh Allah, dan itulah hakikat hidup di dunia ini. Allah SWT berfirman:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)


Jelas sekali firman Allah SWT tersebut di atas, mengingatkan manusia bahwa sesungguhnya Allah akan menguji setiap insan yang hidup di dunia ini. Siapapun manusia itu tanpa terkecuali, baik pejabat, rakyat, kaya, miskin, pintar, bodoh, ulama, penguasa, mereka pasti akan diuji oleh Allah SWT. Dan di akhir ayat tersebut di atas, Allah SWT memberikan kabar gembira buat orang-orang yang sabar dalam menghadapi setiap ujian. Besar kecilnya ujian seseorang dan berat ringannya cobaan seseorang disesuaikan dengan kemampuan orang tersebut. Karena Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan apa kemampuan orang tersebut.

“Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq: 7)

B. Ujian Merupakan Tolak Ukur Keimanan Seseorang
Kalau kita pahami, sesungguhnya ujian yang Allah berikan kepada kita, hakikatnya merupakan salah satu sarana untuk mentarbiyah manusia agar menjadi manusia yang beriman dan istiqomah dalam keimannya. Selain itu, ujian yang diberikan menjadikan kita bersikap lebih dewasa dan lebih arif dalam menjalani hidup. Ujian juga merupakan sarana untuk menilai kualitas diri kita yang sebenarnya. Itulah tujuan dari segala macam ujian yang diberikan Allah kepada manusia dalam hidup ini.

Allah SWT yang menghidupkan manusia, dan Dia pula yang akan mengujinya. Terlebih orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, ujian yang diberikan kepada mereka akan semakin berat. Hal ini sesuai dengan kadar keimanannya masing-masing. Apakah benar keimanan yang mereka katakan itu, atau hanya sebatas perkataan dibibir saja tapi kosong dalam hati dan perbuatan. Allah SWT berfirman:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabuut: 2-3)

Dalam ayat tersebut di atas, Allah lebih mempertegas lagi bahwa ujian itu untuk mengetahui siapa dari mereka yang beriman dan siapa dari mereka yang kufur. Allah SWT Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang benar dalam keimanannya. Begitu pula Allah SWT Maha Mengetahui siapa yang berdusta. Mereka beriman hanya dalam ucapannya saja, tapi hati dan perbuatan kosong, dan dia tidak termasuk golongan orang-orang yang beriman kepada-Nya. Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:

“Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS. Muhammad: 31)

C. Meneguhkan Kesabaran
Oleh karena itu, Allah SWT mengajak orang-orang yang beriman agar bersabar dan meneguhkan kesabarannya, serta meningkatkan ketakwaan kepada-Nya agar mereka termasuk orang-orang yang beruntung. Sebagaimana firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)


D. Klasifikasi Sabar
Secara umum sabar itu terbagi dalam tiga hal, yaitu:
  1. Sabar dalam menjalankan ketaatan (ash-shobru ‘indath thoo’ah), yaitu kesabaran seorang mukmin dalam mengerjakan segala macam bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Dalam menjalankan ketaatan kepada Allah tidaklah sedikit tantangan yang dihadapi, maka kesabaran merupakan modal yang harus dipenuhi agar apa pun ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya benar-benar dapat dijalankannya dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman: “Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (QS. Al-Muddatstsir: 7)
  2. Sabar dalam menjauhi segala bentuk kemaksiatan (ash-shobru ‘indal ma’shiyyah), yaitu seorang mukmin harus sabar serta semaksimal mungkin untuk dapat menghindari  dan menjauhi berbagai macam kemaksiatan dalam hidupnya. Kehidupan manusia tidak akan luput dari berbagai macam bentuk godaan, baik berupa dorongan syahwat, bisikan syetan, bahkan ajakan dari teman sendiri kepada kesesatan dan kemaksiatan. Maka seorang yang beriman kepada Allah akan mampu mengatasi semua itu dengan bekal keimanan dan kesabaran dalam menjauhinya. Dia selalu mengingat Allah untuk membentengi segala macam bentuk ajakan kemaksiatan yang dihadapinya agar dia tidak mengikuti orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman: “Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).” (QS. Al-Qalam: 8) Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
  3. Sabar ketika menghadapi musibah (ash-shobru ‘indal mushibah), yaitu seorang mukmin harus meyakini betul bahwa sesungguhnya segala macam bentuk musibah yang menimpanya, adalah atas izin Allah SWT. Sehingga dia dituntut untuk selalu bersabar ketika musibah itu datang, karena dibalik musibah yang menimpanya pasti ada hikmah yang besar, yang dapat diambil pelajarannya oleh orang-orang yang berakal. Seberat apapun musibah yang menimpanya, dia tetap tegar, berusaha untuk mencari solusi dari semua musibah yang menimpanya, dan berserah diri secara totalitas kepada Allah SWT. Karena dia meyakini betul bahwa segala sesuatu yang dia miliki berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Allah SWT berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[1]. ” (QS. Al-Baqarah: 156)
E. Balasan Buat Orang yang Sabar
  • Keberkahan dan Rahmat yang Sempurna dari Allah SWT. Bagi orang-orang yang bersabar, Allah SWT menyediakan balasan yang berlipat ganda dunia dan akhirat. Bahkan mereka mendapatkan keberkahan serta rahmat yang sempurna dari Allah SWT, yang akan selalu menyertai hidupnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Sebagaimana berfirman-Nya: “Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157)
  • Allah Memberikan Pahala Tanpa Batas “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
F. Sabar Merupakan Perbuatan yang Utama
Sungguh berbahagialah orang-orang yang bersabar, karena pertolongan Allah SWT selalu menyertainya dalam setiap keadaan. Bahkan kesabaran itu termasuk perbuatan orang-orang yang utama, yang mempunyai kemualiaan di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman:

“Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS Asy-Syura: 43)


G. Jadikan Sabar dan Shalat sebagai Penolongmu
Selain itu, Allah SWT menyuruh kita umat Islam agar selalu menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong dalam kehidupan. Karena sabar dan shalat merupakan amalan yang mulia di sisi Allah SWT, serta termasuk perkara yang sangat berat untuk dilaksanakan kecuali oleh orang-orang yang khusyu’. Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah SWT dan mereka juga akan kembali kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 45-46)

H. Kesabaran Merupakan Anugerah Allah yang Terbaik
Dari Abu Sa’id bin Malik bin Sinan al-Khudr ra, sesungguhnya orang-orang Anshar meminta kepada Rasulullah, dan beliau pun memenuhi apa yang mereka minta. Mereka meminta lagi, dan beliau pun memberi lagi. Sampai ketika apa yang beliau miliki habis, beliau baru bersabda kepada mereka, “Apa pun kebaikan yang ada padaku, aku tidak akan menyembunyikan dari kalian. Barang siapa berusaha menjaga kesuciannya, Allah akan menjaganya. Barang siapa merasa cukup, Allah akan mencukupinya. Dan barang siapa bersabar, Allah akan membuatnya sabar. Sesuatu terbaik yang diberikan oleh Allah kepada seseorang ialah kesabaran.” (Mutafaq’alaih)[2]

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang bersabar, serta menjadikan sabar dan shalat sebagai perisai dalam hidup ini. Itulah amalan yang mulia di sisi Allah SWT, dan Allah melipat gandakan pahala bagi mereka baik dunia maupun akhirat.

Wallahu’alam
-----------------------------------------------
[1] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
[2] (HR. Bukhari, No.6470, Muslim, No.1053) Lihat, Riyadhush Shaalihiin, Imam An-Nawawi, Terbitan AKBARMEDIA.
Lihat, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Ibnu Hajar Al-Asqolani, Terbitan AKBARMEDIA, Bab. Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak yang Buruk. (Best Seller)
[1] Ibid.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution