Cara Menguatkan Iman dan Melembutkan Hati
Bagaimana seseorang mampu menjadikan imannya kuat padahal ia tidak terpengaruh oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacanya kecuali sedikit ?
Riskas
kata, di sini nampak bahwa orang yang mengatakan perkataan ini beriman
kepada hari akhir dan membenarkannya, padahal dalam hatinya ada sedikit
sifat keras kepala. Pada zaman kita sekarang orang yang mempunyai sifat
keras kepala seperti ini sangat banyak. Yang menjadi sebabnya adalah
sikap menjauhkan diri dari memperhambakan dan merendahkan diri secara
sempurna kepada Allah.
Sekiranya manusia mau memperhatikan Al-Qur’an dan merenungkannya, niscaya hatinya akan lembut dan khusyu karena Allah berfirman (yang artinya) :
“ Sekiranya
Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah…”(QS. Al-Hasyr (50) : 21).
Diantara sebab-sebab
manusia menjadi bersifat keras kepala adalah karena glamournya
kehidupan dunia masa kini dan terfitnah oleh keglamouran ini serta
banyaknya kesulitan-kesulitan hidup di dunia. Oleh karena
itu, Anda menemukan orang-orang kecil yang tidak memiliki akses
kepadanya, mereka justru menjadi orang yang khusyu’ dan lebih banyak
menangis daripada orang-orang yang terpandang. Hal ini dapat kita
saksikan dan kalian pun dapat menyaksikan orang seperti ini sekarang di
lantai-lantai Masjidil Haram.
Anda
dapat menemukan remaja-remaja berumur 18 tahun dan yang sebaya
dengannya menangis ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berisikan
ancaman dan kabar gembira.
Tangis
mereka labih keras daripada tangis orang-orang dewasa, karena hati
mereka lebih lembut. Hal ini disebabkan mereka belum banyak tergantung
kepada dunia dan belum pula terjepit oleh berbagai berbagai kesulitan
yang besar atau yang kecil. Oleh karena itu, kita melihat mereka jauh
lebih khusyu’ dan hatinya lebih lembut dari pada mereka yang memperoleh
akses dunia dan mendapatkan kesempatan mengolah dunia, sehingga hati
mereka galau, pikiran mereka bercabang-cabang kesana kemari.
Maka
dari itu, nasehat kepada saudara adalah hendaknya hatinya dan
pikirannya terfokus pada agama saja, keinginan kuat untuk membaca
Al-Qur’an dengan penuh renungan dan perlahan-lahan. Hendaknya ia juga
berkemauan keras untuk menelaah hadits-hadits yang membuat kabar gembira
dan ancaman agar hatinya menjadi lunak.
Maroji
Di jawab oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam kitab Majmu’ Duruus wa Fataawa Al-Haraam Al-Makii, juz 3, hal. 380.
Sumber
: Buletin Dakwah At-Tashfiyyah, Surabaya Edisi : 17 / Rajab / 1425 H
dari darussalaf.or.id offline Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin Judul: Cara Menguatkan Iman.
0 komentar:
Posting Komentar