Menjadi Wanita & Istri Solehah
Lihatlah pada diri anda wahai Istri…,
Apakah anda sebagai tempat yang tenang bagi suamimu? Dia merasa tenang untuk datang kepada anda setelah pergi dan berpisah, penat, capek dan lelah? Atau anda menghindarkan diri untuk menemaninya, dan sangat berat bagi anda untuk ikut menanggung kegalauan perasaannya ?
Sesungguhnya
keberadaan anda sebagai tempat yang tenang bagi suami, mengingatkan
anda agar bisa sebagai tempat istirahat baginya dalam segala sisi;
menebarkan ketenangan dirumah, menyiapkan makanannya dan membersihkan
rumahnya, sehingga dia tidaklah mendengarkan kecuali kebaikan. Dan
matanya tidak melihat pada diri anda kecuali kebaikan. Jika anda
menginginkan suami yang bisa menyejukkan mata anda, maka jadilah
penyejuk mata baginya.
‘Abdullah bin Ja’far berwasiat kepada putrinya pada hari pernikahannya, “Hindarilah
olehmu sifat cemburu, karena merupakan kunci terjadinya perceraian.
Jauhilah olehmu banyak mencela, karena akan menyebabkan kebencian.
Pergunakanlah celak, karena merupakan perhiasan yang paling baik. Dan
wewangian yang paling semerbak adalah air.”
Seorang ibu menasehati putrinya pada malam pernikahan, dia berkata, “Kamu
wajib untuk qona’ah, mendengar dan taat, menjaga diri dan tenang.
Jagalah kecintaan. peliharalah harta benda. Bantulah pekerjaannya.
Kerjakan apa yang menyenangkannya. Simpanlah rahasianya. Jangan
menentang perintahnya. Tutuplah cela dan sakunya. Cintailah dia ketika
sudah tua. Jagalah lisanmu. Pilihlah tetanggamu. Dan kokohlah didalam
keimananmu.”
Lalu
dimanakah Anda wahai wanita yang mulia dari wasiat-wasiat berharga ini
untuk dipersembahkan kepada seorang suami yang disabdakan oleh
Rosulullah, “Dia adalah surga dan nerakamu.”
Maka tidak sepantasnya bagi seorang istri untuk tertawa dihadapan suaminya ketika dia dalam keadaan marah. Dan tidak sepantasnya bagi seorang istri tatkala suaminya marah, dia tinggalkan dan tidak berusaha untuk menjadikannya ridha. Karena hal ini akan semakin menambah kemarahan suami. Betapa banyak istri yang mempunyai tempat tersendiri didalam hati suaminya
karena dia selalu berusaha untuk mencintainya dan membuatnya ridha,
sampaipun tatkala sang suami marah kepadanya dalam keadaan dia yang
salah terhadap hak istrinya.
Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maukah
aku kabarkan kepada kalian tentang wanita-wanita kalian yang berada
disurga? Yang penyayang, banyak anak dan banyak meminta maaf; yaitu
wanita yang tatkala dizhalimi (oleh suaminya) mengatakan, ‘Ini tanganku berada di tanganmu, aku tidak akan merasakan ketenangan hingga engkau ridha’.”
Dan
istri harus tahu bahwa membantu suami adalah wajib baginya. Wajib
baginya untuk menaati suami dalam perkara yang halal. Adapun dalam
perkara yang harom, maka tidak boleh menaatinya. Karena itu wajib
baginya untuk mengerjakan apa yang dibutuhkan oleh suami dirumahnya,
tunduk kepadanya dan tidak sombong.
Istri sholihah adalah yang mengetahui tentang agungnya kedudukan suami; dan besarnya hak suami atasnya.
Maka dia akan berusaha keras untuk memberikan ketenangan dan
kebahagiaan kepadanya. Seorang istri hendaknya merenungkan sabda
Rosulullah, “Seandainya aku
(boleh) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya
aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.”
Maka wajib bagi istri untuk melayani suami dengan baik, menjaga rahasianya dan memelihara hartanya, karena dia adalah orang yang diamanati. Jangan sampai membuka tirainya kepada selain suami. Melembutkan hati anak-anak atasnya. Menghindari sikap keras dan kasar.
Jika suami memberikan bantuan atau hadiah -misalnya-, maka
berterimakasihlah atas perbuatannya dan memujinya dengan baik. Jangan
mencela apa yang dia berikan dan jangan mencaci apa yang dia kerjakan
untuk istri dan anak-anaknya. Istri harus mencari tempat-tempat yang
bisa menjadikan suami ridha, kemudian bergegas mengerjakannya.
Selalu membantu suami untuk menjaga diri dan menghindar dari fitnah. Maka jangan tinggalkan tempat tidur suaminya, menyingkir tidur sendirian. Nabi bersabda, “Demi
Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak
istrinya ke tempat tidur, kemudian istri menolaknya, kecuali yang di
langit akan marah kepada istri tersebut hingga suami ridha kepadanya.”
Maka
temanilah suami didunia dengan cara yang baik. Kerjakan apa yang
disukai suami -meski dia tidak menyukainya-, dan tinggalkanlah apa yang
tidak disukai suami- meski dia menyukainya- karena mengharap pahala
dari Alloh, dan sadar bahwa suami adalah tamu yang sedang singgah
ditempatnya dan hampir pergi meninggalkannya, maka janganlah disakiti
baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Rosulullah bersabda, “Tidaklah
seorang istri menyakiti suaminya didunia, kecuali istrinya dari
bidadari berkata, ‘Jangan sakiti dia -semoga Alloh mencelakakan kamu-.
Dia di sisimu hanyalah sekedar singgah, sebentar lagi akan
meninggalkanmu menuju kami’.”
Ketahuilah
bahwa wanita yang paling utama adalah yang selalu menganggap besar apa
yang dilakukan oleh suaminya, meski perkara yang kecil. Memuji
dihadapan orang lain dengan kebaikan meski suami penuh dengan
kekurangan. Dia percaya bahwa semua itu akan berakibat baik baginya.
Dan akan menjadi pendorong bagi suaminya pada suatu hari nanti untuk
merasakan kecintaan dan kasih sayang istri kepadanya.
Hendaklah
bersih hatinya terhadap suaminya. Jika dia kurang didalam memenuhi
haknya, maka hendaklah dia pandai-pandai untuk menyampaikan hal
tersebut dengan satu cara atau lainnya, tanpa menyakiti atau
mencelanya, dengan mencari waktu yang tepat yang ketika itu pikiran
suami sedang jernih dan lapang dada.
Kita
memohon kepada Alloh agar menegakkan rumah-rumah kita diatas
kebahagiaan. Dan kita memohon kepada Alloh agar menjadikan apa yang kita
ucapkan ikhlas karena wajah-Nya Yang Mulia.
-dinukil dari Kitab HARMONIS, Idaman Setiap Keluarga; Asy-Syaikh Salim Al-’Ajmi;Pustaka Salafiyah-
0 komentar:
Posting Komentar