Meluruskan Kekeliruan Tentang Kebiasaan Berjuta Muslim di Indonesia Tentang Ucapan di Hari Raya 'Idul Fitri
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Semoga
bermanfaat! sebuah artikel yang insya Allah meluruskan kekeliruan
tentang kebiasaan berjuta muslim di indonesia tentang ucapan di hari
raya 'Idul Fitri.
B U K A N Minal Aidin Wal Faizin;
Sebelum membahas Kata Minal Aidzin wal faidzin, mari kita perhatikan dalil dalil terkait yg membahas tentang Ucapan Ini:
“Ucapan
pada hari raya, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain
jika bertemu setelah shalat Ied : Taqabbalallahu minnaa wa minkum
“Artinya : Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah [Majmu Al-Fatawa 24/253]
Jubair bin Nufair:
“Para
sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bila bertemu pada hari
raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu
minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.
Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446] Dalam 'Al Mahamiliyat' dengan Isnad yang Hasan
Muhammad bin Ziyad berkata:
“Aku
pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan
sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari
shalat Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain :
'Taqabbalallahu minnaa wa minka”
(Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259)
IMAM AHMAD menyatakan bahwa ini adalah “Isnad hadits Abu Umamah yang Jayyid/Bagus. Beliau menambahkan :
“Aku
tidak pernah memulai mengucapkan selamat kepada seorangpun, namun bila
ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya maka aku menjawabnya. Yang
demikian itu karena menjawab ucapan selamat bukanlah sunnah yang
diperintahkan dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya maka
baginya ada contoh dan siapa yang meninggalkannya baginya juga ada
contoh, wallahu a’lam.”
[Al Jauharun Naqi 3/320. Suyuthi dalam 'Al-Hawi: (1/81) : Isnadnya hasan]
Nah, Sahabat. lalu kenapa Minal Aidzin Walfaidzin?
Dikalangan
masyarakat dan media Televisi berjuta juta muslim di indonesia sering
mendengar kata ini digandengkan dengan kata 'Mohon maaf lahir batin'
sehingga kurang lebih Begini:
“MINALAIDIN WAL FAIZIN - MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN”,
Seakan
akan (mungkin yang mengucapkan) menganggap bahwa Minal Aidin Wal
Faizin Ini berarti Mohon Maaf Lahir dan Batin..Benarkah begitu? Coba
perhatikan dan analisa sendiri jika dua frase itu diartikan secara
menyeluruh dalam bahasa indonesia yg benar:
“TERMASUK DARI ORANG ORANG YANG KEMBALI SEBAGAI ORANG YANG MENANG - Mohon maaf lahir dan Batin”.
Sepertinya
rada ngawur (maaf), karena jika demikian artinya tidak Jelas. Do'a
bukan (karena tidak lengkap).. dan Salam juga bukan :) karena lucu saat
kita artikan dari bahasa Aslinya. Adapun menurut hemat saya, ya syah
syah saja selama kita tidak tahu dan itu sebatas Ikut ikutan dan SERTA
tidak meniatkan bahwa Mohon maaf Lahir dan Batin itu arti dari Minal
Aidzin Walfaidzin
Coba lihat penerjemahan makna frase Minal Aidin Wal Faizin dalam bahasa Arab berikut:
Min, Artinya “termasuk”.
Al-aidin, Artinya”orang-orang yang kembali”
Wa, Artinya “dan”
Al-faidzin, Artinya “ menang”.
Jadi
makna "Minal Aidin Wal Faizin" jika dipaksakan diterjemahkan kedalam
kai'dah tatabahasa Arab - Indonesia yg benar adalah “Termasuk dari
orang-orang yang kembali (dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang
menang”.
Artinya mengambang bukan?
S O L U S
I
Mari perhatikan; dalam budaya Arab, ucapan yang disampaikan ketika
menyambut hari Idul Fitri (yang mengikuti teladan nabi Muhammad Saw)
adalah
"Taqabbalallahu minna waminkum", Kemudian menurut riwayat ucapan
nabi ini ditambahkan oleh orang-orang dekat jaman Nabi dengan
kata-kata"Shiyamana wa Shiyamakum"
yang artinya
Puasaku dan puasamu,
sehingga kalimat lengkapnya menjadi "Taqabbalallahuminna wa minkum,
Shiyamana wa Shiyamakum" (Semoga Alloh menerima amalan puasa saya dan
Kamu).
Dari Riwayat tersebut Dan seperti keterangan
keterangan yg dipaparkan yang benar adalah dari “Taqabbalallahu… sampai
… shiyamakum”. tidak satupun menyatakan ada istilah Minal Aizin wal
Faidzin. Atau Tanpa minal Aidin wal faidzin.
Jadi
mengucapkan Minal Aidin wal Faizin, jika kita mengucapkannya dengan
niat ingin mencontoh kebiasaan Rosulullah/Ittiba’qauly, jatuhnya bisa
menjadi Bid’ah, tapi kalau niatnya hanya untuk “Ingin mendoakan sesama
Saudara seiman”, Insya Allah, tidak salah dan bahkan hal yang baik.
Adapun jika ingin menambahkan bisa saja ditambahkan diakhir kalimat, agar secara harfiyah aja serasi:
”Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum. Ja’alanallaahu Minal Aidin wal Faizin”
Artinya,
“Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, Puasa kami dan kamu.
Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang
kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang.”
Ja’alanallaahu
: Berarti "Semoga Allah menjadikan kita".. sebagai tambahan untuk
melengkapi, Minal Aidin wal Faizin yg mengambang tadi..
Sekedar tambahan, bagaimana jika kita ingin mengucapkan “mohon maaf lahir dan batin” dalam bahasa arab benar?
Salah satunya adalah “As-alukal afwan zahiran wa bathinan”.
Atau "Kullu aam wa antum bikhair", yang berarti semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik “,
dan,
sekali lagi Bukan Minal Aidin wal Faizin” karena kata ini bukan
berarti Kalimat permintaan Maaf. Mungkin hanya sebuah do'a yg tidak
Utuh.
Demikian, Mohon koreksinya j
”Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin”
“Semoga
Allah menerima amal-amal kita, Dan semoga Allah menjadikan kita
termasuk dari orang-orang yang kembali dari perjuangan Ramadhan sebagai
orang yang menang.”
Dan mari kita memohon, kepada Dzat
Allah Aza wajala; Semoga Kita dianugerahi untuk menikmati Ramadhan
Tahun Tahun Berikutnya dengan Rizki dan Kebarokahannya, Amiin.
Semoga bermanfaatwassalam.
0 komentar:
Posting Komentar