Menata Hati Meraih Kedamaian Hati
Banyak sekali problematika dalam
kehidupan yang menyangkut ketidakcocokan seseorang dengan yang lain,
seperti dengan teman, saudara, bahkan dengan orantua sekalipun, dengan
berbagai alasan yang dikemukakan. Bagaimana menyikapi ketidakcocokan ini?
عَنْ زَرْبِيّ قَالَ: سَمِعْتُ اَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُوْلُ: جَاءَ شَيْخٌ يُرِيْدُ النَّبِيَّ ص فَاَبْطَأَ اْلقَوْمُ عَنْهُ اَنْ يُوَسّعُوْا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص: لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَ لَمْ يُوَقّرْ كَبِيْرَنَا. الترمذى
Dari Zarbiy, ia berkata : Aku
mendengar Anas bin Malik berkata : Ada seorang tua yang datang ingin
menemui Rasulullah SAW, lalu orang-orang tidak segera memberi jalan
kepadanya, maka Nabi SAW bersabda, “Tidak termasuk golongan kami orang
yang tidak kasih sayang kepada yang lebih muda, dan tidak menghormati
kepada yang lebih tua”. (HR. Tirmidzi )
Sahabat ketidakcocokan kita dengan
seseorang mungkin hal yang wajar, namun ketika ketidakcocokan itu
menjadi suatu prahara dan membuat kita terjangkit penyakit hati, maka
sahabat perlu mewaspadainya, sahabat mari kita simak sebuah kisah yang
saya cuplik dari salah satu website Islam berikut ini:
Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria
yang dicintai dan tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama
setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di
antara menantu dan sang mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan
dan omelan dari ibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi
sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.
Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan dominasi ibu
mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi
melampiaskan sakit hati dan kebenciannya. Pergilah si menantu menemui
teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu
menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat
diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.
Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman
menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang
harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang
dibuatnya, sang paman berpesan, “Nak, untuk menyingkirkan mertuamu,
jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan
curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan
meracuni ibu mertuamu. Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam
masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri. Kamu harus
bersikap baik, menghormati, dan tidak berdebat dengannya. Perlakukan dia
layaknya ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang
lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu.”
Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang
paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan
penuh perhatian. Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si
ibu mertua. Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah
perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu
yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa
tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan
memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu
teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih
dan menyayanginya.
Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi
menemui sang paman penjual obat, “Tolong berikan kepada saya obat
pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat
paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti
anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena
racun yang telah saya berikan.” Sang paman tersenyum puas dan berkata
“Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya berikan dulu
bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang
sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua.
Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu
berikan kepadanya.”
Sahabat, Rasulullah adalah suri tauladan yang baik, bak pohon yang
dilempar batu, “dilempar batu tapi memberikan buah yang dapat
mengenyangkan perut”.
Apapun sikap yang kita dapatkan dari orang
lain, seyogyanya kita harus tetap memberikan apa yang terbaik yang kita
miliki, kasih sayang dan perhatian yang kita berikan kepada orang yang
tidak menyukai kita sekalipun takkan pernah sia-sia terlebih di Mata
Allah swt.
Jadi jangan pernah berhenti atau lelah dalam berbuat baik kepada
siapapun karena kasih dan perhatian mendatangkan kepedulian, ketulusan,
dan kerelaan untuk berkorban. Kasih dan perhatian mampu melepaskan kita
dari belenggu kesalahpahaman, meluluhkan ketidakpedulian, hati yang
keras, dan pikiran yang penuh kebencian.
عَنْ عَبِدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَآءِ. الترمذى و قال هذا حديث حسن صحيح
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yang penyayang itu
dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Penyayang. Maka sayangilah yang di bumi,
pasti yang di langit akan menyayangi kalian. (HR. Tirmidzi)
Kasih dan perhatian juga mendatangkan kedamaian dan merekatkan
perbedaan menjadi suatu kedekatan yang menyenangkan. Jika setiap hari
kita mau memberikan kasih dan perhatian kepada orang di sekeliling kita,
maka kehidupan kita pasti akan lebih bermakna dan berbahagia..
0 komentar:
Posting Komentar