Marilah Kita Tiru Adab Makan Rasulullah SAW
Allah SWT berfirman, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
(QS. An-Nahl: ayat 114). Selain diperintahkan untuk mengonsumsi makanan
yang halal dan baik, dalam Islam, kita juga diajarkan tentang adab makan sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.
Salah satu adab makan yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah tidak makan
dengan bersandar. Dari Abu Juhaifah ra, ia berkata, “Suatu ketika aku
berada di sisi Nabi SAW kemudian beliau bersabda kepada seorang
laki-laki yang berada di sampingnya, “Aku tidak akan makan sambil
(muttaki) bersandar.” (HR. Bukhari). Dalam hadits lain yang diriwayatkan
dari Ibnu Umar ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Rasulullah
telah melarang dua sikap makan, yaitu duduk di hadapan makanan yang di depannya terdapat khamr dan seseorang yang makan dalam keadaan tengkurap.” (HR. Abu Daud).
Syeikh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menuturkan bahwa dalam hadits di atas
terdapat redaksi muttaki (bersandar). Ada beberapa penafsiran dari kata
tersebut, yaitu di antaranya, duduk bersila. Ada juga yang mengartikan
dengan terlentang dengan posisi miring.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, “Aku makan sebagaimana
seorang hamba makan.” Beliau makan dengan cara duduk di lantai, tanpa
alas kain, bantal atau sejenisnya. Ketika makan, Rasulullah duduk dengan
tegak di lantai, tidak membungkuk, mencuci tangan terlebih dahulu,
berdoa, tidak terburu-buru, dan berhenti sebelum kenyang.
Cara makan tersebut sebagaimana hadits dari Umar bin Abi Salamah,
“Ketika aku masih kecil dalam didikan Rasulullah SAW, dan tanganku
mengambil makanan dari segala sisi piring. Maka berkata kepadaku
Rasulullah SAW, “Wahai anakku, bacalah basmalah, dan makanlah dengan
tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu.” (HR. Bukhori,
Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku makan
dengan tidak duduk bersandar pada bantal apa pun tidak meletakkan alas
di bawah dubur, sebab cara seperti itu ialah duduknya para raja. Aku
juga makan dalam keadaan sederhana, tidak lahap tidak juga lambat.” (HR.
Bukhari).
Dikutip dari khazanah.republika.co.id.
0 komentar:
Posting Komentar