Manisnya Permen Masih Terasa Di Lidah
Seorang lelaki tua terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Seorang
pemuda datang menengoknya setiap hari dan menghabiskan waktu berjam-jam
bersama lelaki tua itu.
Pemuda itu menyuapinya, membersihkan badannya,
dan membimbingnya berjalan-jalan di taman, lalu membantunya kembali
berbaring. Pemuda itu baru pergi setelah merasa bila lelaki tua itu
sudah bisa ditinggal.
Suatu ketika perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata, “Bapak punya anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus Bapak. Sungguh beruntung ya, Pak.”
Lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua
matanya. Dengan nada sedih, lelaki tua itu berkata, “Saya
berangan-angan, seandainya ia adalah salah seorang anak saya. Ia adalah
anak yatim yang tinggal di lingkungan tempat tinggal kami. Dulu sekali,
saya melihatnya menangis setelah kematian ayahnya. Saya pun
menghiburnya, dan membelikan permen untuknya. Setelah itu saya tidak
pernah lagi berbincang dengannya.
Kemudian ketika ia tahu kalau saya dan istri hanya tinggal berdua
saja, ia pun berkunjung setiap hari untuk memastikan kami baik-baik
saja. Ketika kondisi fisik saya mulai menurun, ia mengajak saya dan
istri saya tinggal di rumahnya, lalu secara rutin membawa saya ke rumah
sakit untuk mengecek kondisi kesehatan.
Saya pun pernah bertanya padanya, ‘Nak, mengapa engkau menyusahkan
diri untuk mengurus kami?’ Sambil tersenyum anak itu menjawab, ‘Manisnya
permen masih terasa di mulut saya, Pak.’”
Orang yang baik hatinya pasti akan mendapatkan imbalan yang baik pula dari Sang Pencipta. Maka, jangan memikirkan untung/rugi ketika mempunyai kesempatan untuk membantu orang yang perlu bantuan. Lakukan saja perbuatan baik secara spontan, dengan hati yang tulus dan ikhlas karena hukum Tuhan tidak pernah salah. Apa yang kita tanam pasti akan kembali kepada kita pula, bahkan berkelimpahan.
0 komentar:
Posting Komentar