Jumat, 22 Januari 2016

Sikap Ihsan Seorang Muslim

Menjelajah Makna Ihsan

Sikap ihsan harus ditampilkan setiap Muslim pada semua aktivitas.  
 
Istilah ihsan secara bahasa berarti baik dan berbuat baik. Istilah ini muncul dalam Alquran dan hadis beberapa kali untuk menunjukkan beberapa makna yang sekaligus menggambarkan bentuk-bentuk sikap ihsan yang perlu ditampilkan Muslim dalam kehidupan.

 
Pertama, ihsan adalah memberikan nikmat atau sesuatu yang disenangi kepada orang lain. Banyak ayat Alquran dan hadis yang mendorong umat Islam memberikan sesuatu yang baik kepada orang lain. Bahkan, pemberian itu dipandang sebagai tolok ukur kesempurnaan iman seseorang.

Kedua, berbuat baik dan menyebarkan kebaikan. Sikap ini lahir karena pelakunya menyadari bahwa perbuatan itu baik dan diperintahkan agama untuk dilakukan. Dalam hal ini, lahirnya sikap ihsan sangat didukung oleh pengetahuan seseorang tentang kebaikan.

Umar ibn Khattab pernah mengungkapkan, ''Manusia dipandang dan dinilai karena pengetahuannya tentang kebaikan dan konsistensinya melakukan perbuatan baik sesuai dengan pengetahuan tersebut.''

Ketiga, berbuat baik karena seseorang memahami bahwa perbuatan tersebut akan dibalas Allah dengan yang lebih baik, di dunia maupun di akhirat. Perbuatan baik seseorang tidak akan disia-siakan Allah, meskipun sedikit jumlahnya.

Keempat, ihsan lebih tinggi dari berlaku adil. Seseorang disebut adil apabila melaksanakan kewajibannya, lalu ia menerima haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ihsan juga berarti melakukan pekerjaan melebihi dari yang diwajibkan dengan tidak melanggar aturan dan mengambil atau menerima hak kurang dari yang telah ditentukan. Jadi, orang yang ihsan tidak pernah mengambil hak orang lain. Ia bahkan masih menyisakan haknya demi kemaslahatan orang lain.

Dalam ibadah, sikap ihsan terwujud manakala tidak hanya berhenti pada pelaksanaan ibadah wajib, tetapi juga melakukan yang sunah. Ihsan dalam shalat dibuktikan dengan melaksanakan shalat-shalat sunat di samping yang wajib, seperti tahajud dan dhuha.

Ihsan dalam puasa terwujud apabila bukan hanya melakukan puasa Ramadhan, tetapi juga membiasakan puasa sunat, seperti puasa Senin dan Kamis. Ihsan dalam harta, bila tidak hanya menunaikan zakat mal, tetapi juga memberikan sedekah dan infak untuk kepentingan agama dan kemaslahatan umum.

Di samping itu, ihsan dalam ibadah terwujud bila pelaksanaannya tidak semata-mata memenuhi rukun dan syarat, tetapi dilaksanakan dengan yang terbaik dan ikhlas kepada Allah.

Ihsan diwujudkan pula dengan menghayati hakikat ibadah, baik ketika pelaksanaannya maupun sesudahnya. Misalnya, ihsan dalam shalat baru terpenuhi bila seseorang mampu ikhlas, khusuk, dan mengikutsertakan dirinya lahir dan batin dalam shalat. Dalam kondisi ini, seseorang dapat merasakan kehadiran Allah ketika shalatnya.

Dalam makna lebih luas, sikap ihsan harus ditampilkan setiap Muslim pada semua aktivitas. Ini diwujudkan dengan berusaha melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik dalam setiap aktivitas dengan tidak mengabaikan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki seseorang.





0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution