Jumat, 08 Januari 2016

Membalas Dendam yang Baik

Satu Cara yang Baik untuk Membalas Dendam

SETIAP manusia pasti pernah merasakan rasanya dendam. Dendam itu merupakan penyakit hati, karena adanya hal yang mengganggu dalam pikiran kita. Hal tersebut begitu menyakitkan, karena dari tingkah laku dan perkataan orang lainlah yang membuat luka itu ada. Dan dendam bermula dari rasa sakit hati itu.


Dalam buku yang berjudul Road To Allah, dendam berarti rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati, sehingga dengan memelihara rasa dendam tersebut dapat merusak hati kita sedikit demi sedikit. Dengan menyimpan rasa dendam kita akan mengalami tekanan dan rasa tidak tenang yang berkepanjangan. Itulah mengapa banyak orang yang lebih memilih untuk balas dendam atas rasa sakit yang dialaminya akibat tidak tahannya hati menahan emosi. Sungguh hal yang demikian hanya merusak kesehatan kita. Pasalnya kita tidak bisa berpikir jernih jika terlalu banyak memikirkan cara bagaimana untuk membalas dendam.

Islam tidak menganjurkan umatnya untuk mempunyai sifat pendendam. Namun tahukah Anda bahwa terdapat satu cara yang baik untuk balas dendam dalam Islam? Cara tersebut adalah dengan menjadi jiwa yang pemaaf. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang memaafkan kedzaliman (terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliannya,” (HR. Ahmad, Muslim dan At Tirmidzi).

Lalu bolehkah kita membela diri saat didzalimi? Allah SWT berfirman, “Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah, sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri setelah teraniaya tidak ada satupun dosa atas mereka, sesungguhnya dosa itu atas orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih. Tetapi orang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang amat utama,” (QS. Asy Syuro: 39-43).

Dari ayat tersebut jelas dikatakan bahwa kita boleh membela diri kita ketika disakiti. Namun membela diri dalam hal ini adalah dengan cara memaafkan dan berbuat baik. Karena Allah telah menjanjikan bagi siapa yang memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah mendzalimi, maka pahalanya akan langsung ditanggung oleh Allah SWT. Sedangkan bagi pelaku yang mendzalimi, niscaya dia akan mendapat balasan yang setimpal dari apa yang dilakukannya langsung dari Allah SWT.

Dengan demikian jelaslah bahwa dosa tidak boleh dibalas dengan dosa, namun seringkali kita terbawa oleh hati yang panas untuk membalas dosa dengan dosa. Seperti bila kita mendengar orang lain menjelek-jelekkan, kita sering terbawa emosi lalu menjelek-jelekkannya. Padahal jika ada orang yang menjelekkan kita, kemudia ia membuka aib kita kepada orang lain, maka pahala orang tersebut akan dilimpahkan kepada kita. 

Sedangkan dosa dalam dirinya akan bertambah. Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada seseorang yang mencacimu atau menjelek-jelekkanmu dengan aib yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah kamu balas memburukkannya dengan aib yang kamu ketahui ada padanya. Maka pahalanya untuk dirimu dan dosanya untuk dia,” (HR. Al Muhamili dalam Amalinya No 354, Hasan).

Sungguh Allah SWT Maha mengetahui atas apa yang umat-Nya kerjakan, maka tidak perlu khawatir lagi, tidak perlu merencanakan balas dendam lagi dan tidak perlu bersedih lagi ketika ada orang yang mendzalimi kita. Percayalah, jika kita membalasnya dengan kebaikan, dengan doa agar orang yang mendzalimi kita mendapat hidayah dari Allah SWT, maka senantiasa Allah SWT berpihak kepada kita dan Allah-lah yang akan langsung membela umat-Nya yang terdzalimi.

Hati yang memaafkan dengan tulus, maka tidak akan ada lagi tersimpan rasa sakit yang berkecamuk. Jika kita sudah mampu memaafkan dengan ikhlas, mampu melupakan kejadian yang telah menyakitinya. Jika tidak mampu melupakan, berarti hati kita belum ikhlas memaafkan. Dan percayalah, setiap kejadian pasti ada hikmah yang ingin Allah tunjukkan kepada kita. Apa yang perlu kita perbuat adalah sabar, ikhlas memaafkan dan yakin bahwa Allah akan menghapus rasa dendam kita.

Membalas keburukan dengan keburukan memang dapat membahagiakan hawa nafsu, tetapi membalas keburukan dengan kebaikan adalah kemenangan manusia di hadapan manusia lain dan di hadapan Allah SWT. Balas dendam adalah virus, virus menyerang mangsanya dan menciptakan virus yang baru. 

Dendam menciptakan dendam lain yang berbeda. Cara terbaik untuk membalas dendam adalah memaafkan dan menutup peluang mereka untuk melakukan hal yang sama pada Anda. Anda melatih diri Anda dalam kebaikan dan dendam akan menghancurkannya dalam semalam.




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution