Satu Cara yang Baik untuk Membalas Dendam
SETIAP manusia pasti pernah merasakan rasanya dendam. Dendam itu
merupakan penyakit hati, karena adanya hal yang mengganggu dalam pikiran
kita. Hal tersebut begitu menyakitkan, karena dari tingkah laku dan
perkataan orang lainlah yang membuat luka itu ada. Dan dendam bermula
dari rasa sakit hati itu.
Dalam buku yang berjudul Road To Allah, dendam berarti rasa marah
yang kita simpan jauh di dalam hati, sehingga dengan memelihara rasa
dendam tersebut dapat merusak hati kita sedikit demi sedikit. Dengan
menyimpan rasa dendam kita akan mengalami tekanan dan rasa tidak tenang
yang berkepanjangan. Itulah mengapa banyak orang yang lebih memilih
untuk balas dendam atas rasa sakit yang dialaminya akibat tidak tahannya
hati menahan emosi. Sungguh hal yang demikian hanya merusak kesehatan
kita. Pasalnya kita tidak bisa berpikir jernih jika terlalu banyak
memikirkan cara bagaimana untuk membalas dendam.
Islam tidak menganjurkan umatnya untuk mempunyai sifat pendendam.
Namun tahukah Anda bahwa terdapat satu cara yang baik untuk balas dendam
dalam Islam? Cara tersebut adalah dengan menjadi jiwa yang pemaaf.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang memaafkan kedzaliman
(terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliannya,” (HR. Ahmad,
Muslim dan At Tirmidzi).
Lalu bolehkah kita membela diri saat didzalimi? Allah SWT berfirman,
“Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzalim
mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang
serupa, maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya
atas (tanggungan) Allah, sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang
yang dzalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri setelah
teraniaya tidak ada satupun dosa atas mereka, sesungguhnya dosa itu atas
orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka
bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih. Tetapi orang
bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara
yang amat utama,” (QS. Asy Syuro: 39-43).
Dari ayat tersebut jelas dikatakan bahwa kita boleh membela diri kita
ketika disakiti. Namun membela diri dalam hal ini adalah dengan cara
memaafkan dan berbuat baik. Karena Allah telah menjanjikan bagi siapa
yang memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah mendzalimi, maka
pahalanya akan langsung ditanggung oleh Allah SWT. Sedangkan bagi
pelaku yang mendzalimi, niscaya dia akan mendapat balasan yang setimpal
dari apa yang dilakukannya langsung dari Allah SWT.
Dengan demikian jelaslah bahwa dosa tidak boleh dibalas dengan dosa,
namun seringkali kita terbawa oleh hati yang panas untuk membalas dosa
dengan dosa. Seperti bila kita mendengar orang lain menjelek-jelekkan,
kita sering terbawa emosi lalu menjelek-jelekkannya. Padahal jika ada
orang yang menjelekkan kita, kemudia ia membuka aib kita kepada orang
lain, maka pahala orang tersebut akan dilimpahkan kepada kita.
Sedangkan
dosa dalam dirinya akan bertambah. Mengenai hal ini, Rasulullah SAW
bersabda, “Apabila ada seseorang yang mencacimu atau menjelek-jelekkanmu
dengan aib yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah kamu balas
memburukkannya dengan aib yang kamu ketahui ada padanya. Maka pahalanya
untuk dirimu dan dosanya untuk dia,” (HR. Al Muhamili dalam Amalinya No
354, Hasan).
Sungguh Allah SWT Maha mengetahui atas apa yang umat-Nya kerjakan,
maka tidak perlu khawatir lagi, tidak perlu merencanakan balas dendam
lagi dan tidak perlu bersedih lagi ketika ada orang yang mendzalimi
kita. Percayalah, jika kita membalasnya dengan kebaikan, dengan doa agar
orang yang mendzalimi kita mendapat hidayah dari Allah SWT, maka
senantiasa Allah SWT berpihak kepada kita dan Allah-lah yang akan
langsung membela umat-Nya yang terdzalimi.
Hati yang memaafkan dengan tulus, maka tidak akan ada lagi tersimpan
rasa sakit yang berkecamuk. Jika kita sudah mampu memaafkan dengan
ikhlas, mampu melupakan kejadian yang telah menyakitinya. Jika tidak
mampu melupakan, berarti hati kita belum ikhlas memaafkan. Dan
percayalah, setiap kejadian pasti ada hikmah yang ingin Allah tunjukkan
kepada kita. Apa yang perlu kita perbuat adalah sabar, ikhlas memaafkan
dan yakin bahwa Allah akan menghapus rasa dendam kita.
Membalas keburukan dengan keburukan memang dapat membahagiakan hawa
nafsu, tetapi membalas keburukan dengan kebaikan adalah kemenangan
manusia di hadapan manusia lain dan di hadapan Allah SWT. Balas dendam
adalah virus, virus menyerang mangsanya dan menciptakan virus yang baru.
Dendam menciptakan dendam lain yang berbeda. Cara terbaik untuk
membalas dendam adalah memaafkan dan menutup peluang mereka untuk
melakukan hal yang sama pada Anda. Anda melatih diri Anda dalam kebaikan
dan dendam akan menghancurkannya dalam semalam.
0 komentar:
Posting Komentar