Hidup Adalah Proses Kematian
Artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian
maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian
dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada
salah seorang di antara kamu; lalu Ia berk ata: "Ya Tuhanku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh”. (Al-Munaafiquun 9-10).
Santapan rohani tidak kalah pentingnya dengan santapan jasmani. Oleh karena itu Allah memerintahkan minimal sekali dalam sepekan untuk mendapatkan siraman rohani, yakni ketika shalat Jum’at.
Melalui shalat Jumat manusia diharapkan mampu menyadari dirinya, di mana, dan mana dan akan kemana?
Setiap
manusia pasti mengalami lima periode alam yang dilaluinya, yaitu di
lauhil-mahfudz, di rahim, di dunia, di kubur dan di akhirat. Dan manusia
hanya menyadani ketika dl dalam dunia saja.
Betapapun hebatnya, manusia tidak mampu mengungkap alam yang telah dilalui sebelum dan sesudah dialam dunia ini.
Manusia
tidak sadar terhadap kejadian yang dialami ketika di alam pertama, yakni
di lauhil-mahfudz pada waktu manusia berjanji dihadapan Tuhannya.
Ketika Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa manusia, Allah
berfirman:
Artinya : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Manusia menjawab:
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Al - A‘raf 172).
Artinya :
“Tetapi manusia tertipu dengan kehidupan dunia”. (Al-A ‘raf 51).
Manusia
juga tidak mampu membayangkan ketika di rahim ibunya, apalagi
membayangkan alam yang belum dilaluinya, yakni alam barzah (kubur) dan
alam akhirat kelak.
Kehidupan
manusia bervariasi, ada yang empat puluh tahun, enam puluh tahun,
seratus tahun, bahkan ada yang sampai sembilan ratus lima puluh tahun
(yaitu Nabi Nuh as) akan tetapi manusia pasti mengalami mati, itulah
alam barzah (kubur).
Di alam kubur ini sudah bisa dirasakan kenikmatan amal saleh dan azab (siksaan) dan dosa dan kejelekan yang kita perbuat.
Setelah kematian itu manusia akan dihidupkan kembali. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 28 :
Artinya:
“Mengapa
kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadin ya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan"
Allah Maha Kuasa menciptakan yang belum ada menjadi ada, apalagi menghidupkan kembali yang telah Dia ciptakan.
Semua akan
mengalaini proses lima periode alam itu, dan pada saat sekarang ini kita
sedang mengalami proses hidup di dunia. Oleh Allah kita diingatkan agar
mawas diri dan menyadari kehidupan ini. Sebab banyak manusia yang
tertipu dengan keindahan dunia yang sementara ini.
Harta kekayaan dan anak merupakan faktor utama pen yebab kelalaian manusia terhadap Tuhannya. Justru
harta adalah amanah (titipan) Allah. Buktinya, ketika dilahirkan
manusia tidak membawa apa-apa, dan hanya kain kafan yang akan dibawa
ketika meninggal dunia, walaupun disaat hidupnya kekayaannya melimpah.
Di sainping kekayaan, Allah memberikan amanah pangkat, ilmu dan
kehebatan-kehebatan lainnya, agar kita selalu ingat bahwa hidup ini
adalah proses yang pada akhirnya nanti pasti akan menuju proses
berikutnya, yakni kematian.
Bagi mereka yang mendapatkan amanah harta, dikeluarkanlah zakatnya, baik zakat maal maupun zakat profesi.
Islam tidak
mengajarkan pemerasan, Allah SWT menganugerahkan harta itu tidak hanya
untuk kita, akan tetapi ada orang lain yang berhak mendapatkan sebagian
dan harta yang kita peroleh. OIeh karena itu Islam mewajibkan
mengeluarkan zakatnya.
Ingatlah bahwa maut tidak bisa diundurkan, oleh karena itu jangan menunda untuk berbuat kebaikan. Allah berfirman :
Artinya:
“Dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang
waktu kematiannya. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(Al Munafiquun: 11).
Amal
perbuatan akan mempengaruhi bahagia atau sengsara. Orang yang meninggal
dengan amal kebaikan ruhnya ingin secepat mungkin sampai di alam kubur,
tetapi sebaliknya, mereka yang meninggal yang disertai dengan kejelekan,
ruhnya enggan menuju alam kubur, karena takut akan siksan ya.
Allah mengingatkan dalam surat An-Najm ayat 39:
Artinya:
“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya".
Kemudian
dijeleskan oleh Rasulullah : “Apabila anak Adam meninggal dunia,
putuslah semua amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu: shadaqah
jarriyah, ilmu yang bermnfaat dan do’anya anak yang shaleh”.
(Al-Hadits).
Do’a orang mukmin akan sampai kepada mukmin lainnya. Allah berfirman
Artinya:
“Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka, mereka berdo ‘a. “Ya Tuhan
kami,beri ampunlah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu dan kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyay ang”. (Al-.Hasyr 10).
Do’a orang
mukmin tidak akan sampai kepada orang kafir, sekalipun kepada orang
tuanya sendiri, seperti do’a Nabi Ibrahim kepada ayahnya, do’a Nabi
Muhammad kepada pamannya yang selalu menyertai perjuangan beliau. Allah
berfirman “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada
orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki Nya”.
0 komentar:
Posting Komentar