Kamis, 21 Januari 2016

Kehidupan Proses Kematian

Hidup Adalah Proses Kematian

Artinya : 
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu Ia berk ata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh”. (Al-Munaafiquun 9-10). 

Santapan rohani tidak kalah pentingnya dengan santapan jasmani. Oleh karena itu Allah memerintahkan minimal sekali dalam sepekan untuk mendapatkan siraman rohani, yakni ketika shalat Jum’at. 

Melalui shalat Jumat manusia diharapkan mampu menyadari dirinya, di mana, dan mana dan akan kemana? 

Setiap manusia pasti mengalami lima periode alam yang dilaluinya, yaitu di lauhil-mahfudz, di rahim, di dunia, di kubur dan di akhirat. Dan manusia hanya menyadani ketika dl dalam dunia saja. 

Betapapun hebatnya, manusia tidak mampu mengungkap alam yang telah dilalui sebelum dan sesudah dialam dunia ini. 

Manusia tidak sadar terhadap kejadian yang dialami ketika di alam pertama, yakni di lauhil-mahfudz pada waktu manusia berjanji dihadapan Tuhannya. Ketika Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa manusia, Allah berfirman: 

Artinya : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?” 

Manusia menjawab: 
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Al - A‘raf 172). 

Artinya : 
“Tetapi manusia tertipu dengan kehidupan dunia”. (Al-A ‘raf 51). 

Manusia juga tidak mampu membayangkan ketika di rahim ibunya, apalagi membayangkan alam yang belum dilaluinya, yakni alam barzah (kubur) dan alam akhirat kelak. 

Kehidupan manusia bervariasi, ada yang empat puluh tahun, enam puluh tahun, seratus tahun, bahkan ada yang sampai sembilan ratus lima puluh tahun (yaitu Nabi Nuh as) akan tetapi manusia pasti mengalami mati, itulah alam barzah (kubur). 

Di alam kubur ini sudah bisa dirasakan kenikmatan amal saleh dan azab (siksaan) dan dosa dan kejelekan yang kita perbuat. 

Setelah kematian itu manusia akan dihidupkan kembali. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 28 : 
 
Artinya: 
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadin ya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan"

Allah Maha Kuasa menciptakan yang belum ada menjadi ada, apalagi menghidupkan kembali yang telah Dia ciptakan. 

Semua akan mengalaini proses lima periode alam itu, dan pada saat sekarang ini kita sedang mengalami proses hidup di dunia. Oleh Allah kita diingatkan agar mawas diri dan menyadari kehidupan ini. Sebab banyak manusia yang tertipu dengan keindahan dunia yang sementara ini. 

Harta kekayaan dan anak merupakan faktor utama pen yebab kelalaian manusia terhadap Tuhannya. Justru harta adalah amanah (titipan) Allah. Buktinya, ketika dilahirkan manusia tidak membawa apa-apa, dan hanya kain kafan yang akan dibawa ketika meninggal dunia, walaupun disaat hidupnya kekayaannya melimpah. Di sainping kekayaan, Allah memberikan amanah pangkat, ilmu dan kehebatan-kehebatan lainnya, agar kita selalu ingat bahwa hidup ini adalah proses yang pada akhirnya nanti pasti akan menuju proses berikutnya, yakni kematian. 

Bagi mereka yang mendapatkan amanah harta, dikeluarkanlah zakatnya, baik zakat maal maupun zakat profesi. 

Islam tidak mengajarkan pemerasan, Allah SWT menganugerahkan harta itu tidak hanya untuk kita, akan tetapi ada orang lain yang berhak mendapatkan sebagian dan harta yang kita peroleh. OIeh karena itu Islam mewajibkan mengeluarkan zakatnya. 

Ingatlah bahwa maut tidak bisa diundurkan, oleh karena itu jangan menunda untuk berbuat kebaikan. Allah berfirman : 
 
Artinya: 
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al Munafiquun: 11). 

Amal perbuatan akan mempengaruhi bahagia atau sengsara. Orang yang meninggal dengan amal kebaikan ruhnya ingin secepat mungkin sampai di alam kubur, tetapi sebaliknya, mereka yang meninggal yang disertai dengan kejelekan, ruhnya enggan menuju alam kubur, karena takut akan siksan ya. 

Allah mengingatkan dalam surat An-Najm ayat 39: 


 
Artinya: 
“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya". 

Kemudian dijeleskan oleh Rasulullah : “Apabila anak Adam meninggal dunia, putuslah semua amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu: shadaqah jarriyah, ilmu yang bermnfaat dan do’anya anak yang shaleh”. (Al-Hadits). 

Do’a orang mukmin akan sampai kepada mukmin lainnya. Allah berfirman 

 
Artinya: 
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka, mereka berdo ‘a. “Ya Tuhan kami,beri ampunlah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dan kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyay ang”. (Al-.Hasyr 10). 

Do’a orang mukmin tidak akan sampai kepada orang kafir, sekalipun kepada orang tuanya sendiri, seperti do’a Nabi Ibrahim kepada ayahnya, do’a Nabi Muhammad kepada pamannya yang selalu menyertai perjuangan beliau. Allah berfirman “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki Nya”. 



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution