Kamis, 28 Januari 2016

Jangan Termakan Fitnah

Menghindarkan Diri Dari Termakan Fitnah Dengan Bertabayun
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 6 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang yang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat [49]: ayat 6).


Ayat di atas secara tidak langsung memerintahkan kita untuk meneliti kebenaran segala berita atau kabar yang kita terima. Hal tersebut dapat menghindarkan kita dari termakan fitnah atau berita yang tak benar, serta dapat menghindarkan kita juga dari menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran.

Dalam sejarah Islam, ada suatu peristiwa yang merugikan keluarga Rasulullah SAW akibat tidak tabayun, yaitu peristiwa ketika Sayyidah Aisyah, istri Rasulullah SAW dituduh berselingkuh oleh orang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul dengan salah satu sahabat Nabi SAW, Shafwan bin Mua`tthal, sehingga Aisyah menurun kesehatannya.

Beliau bertambah parah sakitnya setelah mendengar bahwa yang menyebarkan fitnah itu adalah Misthah, salah satu pemuda yang selalu diberi kebaikan oleh Abu Bakar, ayahanda Aisyah ra. Padahal, pemuda itu tidak tahu apa-apa masalah ini, cuma mendengar saja dan tidak tabayun terlebih dahulu. Peristiwa ini terkenal dengan Haditsul Ifki {berita bohong}.

Namun akhirnya, Sayyidah Aisyah ra terbebas dari tuduhan ini. Allah SWT menurunkan ayat 11-12 dari surah An-Nur yang isinya membebaskan Aisyah ra dari tuduhan keji itu.

Manfaat dan keutamaan tabayun adalah agar tidak sembarangan dan menuduh orang lain sehingga merugikannya, baik kerugian materi maupun nonmateri. Di antara manfaat tabayun yaitu supaya tidak menyesal di kemudian hari seperti yang dialami oleh Misthah yang menyesal atas perbuatannya setelah tahu bahwa Aisyah ra tidak berselingkuh.

Selanjutnya, manfaat dari tabayun adalah agar tidak terjadi kesalahpahaman, seperti yang dilakukan Usamah bin Zaid ketika salah satu sahabat Nabi SAW ini sembarangan membunuh salah satu orang kafir yang mengucapkan syahadat saat mau dibunuh olehnya. 

Saat ditanya oleh Rasulullah SAW mengenai hal itu, Usamah beralasan bahwa orang tersebut tidak sungguh-sungguh dalambertauhid, hanya takut dibunuh saja. Rasulullah SAW langsung menegurnya karena tidak ada yang tahu isi hati orang kecuali Allah SWT.




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution