Menghindarkan Diri Dari Termakan Fitnah Dengan Bertabayun
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 6 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman!
Jika datang kepadamu orang yang fasik membawa suatu berita, maka
telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”
(QS. Al-Hujurat [49]: ayat 6).
Ayat di atas secara tidak langsung memerintahkan kita untuk meneliti
kebenaran segala berita atau kabar yang kita terima. Hal tersebut dapat
menghindarkan kita dari termakan fitnah atau berita yang tak benar,
serta dapat menghindarkan kita juga dari menyebarkan berita yang jauh
dari kebenaran.
Dalam sejarah Islam, ada suatu
peristiwa yang merugikan keluarga Rasulullah SAW akibat tidak tabayun,
yaitu peristiwa ketika Sayyidah Aisyah, istri Rasulullah SAW dituduh
berselingkuh oleh orang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul
dengan salah satu sahabat Nabi SAW, Shafwan bin Mua`tthal, sehingga
Aisyah menurun kesehatannya.
Beliau bertambah parah sakitnya setelah mendengar bahwa yang
menyebarkan fitnah itu adalah Misthah, salah satu pemuda yang selalu
diberi kebaikan oleh Abu Bakar, ayahanda Aisyah ra. Padahal, pemuda itu
tidak tahu apa-apa masalah ini, cuma mendengar saja dan tidak tabayun
terlebih dahulu. Peristiwa ini terkenal dengan Haditsul Ifki {berita
bohong}.
Namun akhirnya, Sayyidah Aisyah ra terbebas dari tuduhan ini. Allah
SWT menurunkan ayat 11-12 dari surah An-Nur yang isinya membebaskan
Aisyah ra dari tuduhan keji itu.
Manfaat dan keutamaan tabayun adalah agar tidak sembarangan dan
menuduh orang lain sehingga merugikannya, baik kerugian materi maupun
nonmateri. Di antara manfaat tabayun yaitu supaya tidak menyesal di
kemudian hari seperti yang dialami oleh Misthah yang menyesal atas
perbuatannya setelah tahu bahwa Aisyah ra tidak berselingkuh.
Selanjutnya, manfaat dari tabayun adalah agar tidak terjadi
kesalahpahaman, seperti yang dilakukan Usamah bin Zaid ketika salah satu
sahabat Nabi SAW ini sembarangan membunuh salah satu orang kafir yang
mengucapkan syahadat saat mau dibunuh olehnya.
Saat ditanya oleh
Rasulullah SAW mengenai hal itu, Usamah beralasan bahwa orang tersebut
tidak sungguh-sungguh dalambertauhid, hanya takut dibunuh saja. Rasulullah SAW langsung menegurnya karena tidak ada yang tahu isi hati orang kecuali Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar