Makin Banyak Laknat, Makin Sedikit Zikir yang Diucapkan
Semakin banyak mulut anda berkata Bid’ah, Syirik, Kafir, dsb, semakin sedikit pula mulut anda mengucapkan Zikir kepada Allah…
Padahal Allah memerintahkan kita memperbanyak Zikir. Bukan Laknat:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [QS Al Ahzab 33:41]
“Apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan
menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan)
nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu…” [Al
Baqarah 200]
“…Dan berdzikirlah menyebut nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” [Ali 'Imran 41]
Allah mencela orang yang suka mencela orang-orang Islam:
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang
muslim itu bersaudara terhadap muslim lainnya, ia tidak boleh
menganiaya dan menghinanya. Seseorang cukup dianggap berlaku jahat
karena ia menghina saudaranya sesama muslim.”(HR.Muslim)
Termasuk perbuatan mencaci muslim di
antaranya adalah menyakiti, mencela, mengadu domba serta senang
menyebarkan gosip yang tidak benar, mencemarkan nama baik sehingga bisa
merusak keluhuran martabat saudaranya, dan membuka rahasia pribadi yang
tidak patut diketahui orang lain.
Allah SWT berfirman, “Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki atau perempuan
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. AlAhzab:58)
Apa pun dalihnya, sesungguhnya haram
mencaci dan membunuh sesama Muslim. Kecuali betul-betul ada pengadilan
di bawah Khalifah Islam yang membuktikan bahwa orang itu memang harus
dihukum mati.
Namun kalau cuma kelompok seperti firqoh
atau golongan tak boleh melakukan itu. Minimal harus ada
Ijma’/Kesepakatan Ulama agar tidak jadi golongan Khawarij yang mudah
mengkafirkan dan membunuh sesama Muslim.
“Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708)
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” [Al Humazah 1]
“Dan janganlah kamu ikuti setiap
orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela, yang kian ke
mari menghambur fitnah” [Al Qalam 10-11]
Makin “RAJIN” seseorang memaki orang2
Islam sebagai Ahlul Bid’ah, Musyrik, Kafir, dbsb, makin besar
kemungkinan fitnah itu berbalik kepada dirinya. Orang2 awam sebaiknya
jangan taqlid dan ikut2an mengkafirkan sesama Muslim. Serahkan itu
kepada Jumhur Ulama seperti Majelis Ulama Indonesia:
Dari Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu , Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa memanggil seseorang
dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak
demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali
kepada dirinya”.[HR Muslim]
Jangan sampai karena banyak memaki Muslim dan sedikit berzikir, kita di akhirat jadi orang yang bangkrut.
Bagaimana mungkin orang yang rajin
Sholat. Bukan cuma sholat Wajib dan sholat sunat rawatib. Tapi juga
sholat Duha, Sholat Tahajjud, Sholat Safar, dsb. Rajin puasa. Bukan cuma
Ramadhan, tapi Syawal, puasa tengah bulan, Senin-Kamis, bahkan Puasa
Daud (sehari puasa sehari buka). Kemudian rajin bayar zakat dan sedekah.
Tapi di hari kiamat, ternyata pahalanya
diambil Allah dan diberikan kepada orang2 yang dia zalimi. Orang2 yang
dia katai. Orang2 yang dia hina. Dia pukul. Bahkan bunuh.
Saat pahalanya habis dan dosanya masih
banyak karena dia menghina orang setiap hari. Memfitnah orang setiap
hari, dsb, maka dosa orang2 yang dia zalimi ditimpakan ke dia.
Akhirnya meski amal ibadahnya banyak, bukannya masuk surga, malah masuk neraka. Mudah2an kita terhindar dari hal seperti itu.
أتَدْرُونَ ما المُفْلِسُ ؟ قالوا :
المفْلسُ فينا من لا درهم له ولا متاع. قال : إن المفْلسَ مَنْ يأتي يوم
القيامة بصلاة وصيام وزكاة ، ويأتي قد شَتَمَ هذا ، وقذفَ هذا ، وأكل مال
هذا ، وسفك دم هذا ، وضرب هذا ، فيُعطَى هذا من حسناته ، وهذا من حسناته ،
فإن فَنيَتْ حَسَناتُهُ قبل أن يُقْضى ما عليه ، أُخِذَ من خطايهم
فطُرِحَتْ عليه ، ثم يُطْرَحُ في النار
Tahukah kamu siapa orang yang
bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.”
Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku
ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa,
shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh
orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia
menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan
orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum
selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa
orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia
dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)
Alangkah baiknya orang-orang yang
sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi
(membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)
0 komentar:
Posting Komentar