Jodoh Sebuah Misteri
Apakah
ada orang yang sejak kecil telah mengetahui siapa jodohnya? Bahkan,
ketika beranjak dewasa, mulai menyukai lawan jenis dan berniat menikah?
Sudah dipastikan kita belum mengetahui siapa jodoh kita. Bisa saja kita
menebak-nebak, mungkin si Fulan atau Fulanah adalah jodoh kita. Tapi,
apakah itu memang sudah pasti? Mereka yang sudah dilamar saja sedang
menanti-nanti hari indah, apalagi yang belum apa-apa atau sebatas
ta’aruf-an.
Jadi,
ketika akad belum diikrarkan, maka jodoh itu masih sebuah misteri. Ada
banyak kejadian; sudah dilamar, tinggal menunggu hari H, undangan sudah
disebar kemana-mana, ternyata tidak jadi menikah. Atau ada sepasang
muda-mudi yang sudah dijodohkan selama bertahun-tahun oleh orangtuanya,
ternyata ketika mendekati hari H tidak jadi menikah. Orang akan berkata,
“Mungkin bukan jodohnya.”
Kita
akan menikah dengan orang yang jauh atau dekat, yang lama kita ketahui
atau yang baru kita kenal, itu masih sebuah misteri. Siapa sangka
seorang perempuan kampung ternyata berjodoh dengan lelaki bule? Atau
siapa sangka dua lawan jenis yang berkenalan di internet kemudian
menikah? Atau siapa sangka seorang lelaki dapat menikahi perempuan yang
sudah lama ia taksir, meskipun sebelumnya perempuan tersebut tidak
menyukainya? Banyak sekali kejadian seperti itu; tidak terduga dan tidak
disangka-sangka.
Jika
jodoh adalah sebuah misteri, tentu yang tahu pastinya adalah Allah.
Karena, ditangan-Nyalah kunci-kunci kegaiban. Dia dapat membukanya kapan
saja Dia mau. Dia tahu mana yang baik dan mana yang tidak bagi kita.
Mungkin ada yang bertanya, setelah dirinya menikah, apakah benar
pasangannya itu adalah jodoh untuknya? Ya, dia berjodoh selama
pernikahan itu tetap berlangsung. Jika bercerai, maka dia bukan jodohnya
lagi. Jadi, jika akad sudah diikrarkan, maka sudah pasti pasangan kita
itu adalah jodoh bagi kita. Kalau belum apa-apa sudah takut, apakah si
Fulan atau Fulanah jodoh kita atau tidak, ya bisa-bisa kita tidak akan
menikah. Sampai tua pun kita akan berpikiran seperti itu.
Jika
jodoh ada di tangan Allah, tentu sudah seharusnya kita berdoa dan
berharap hanya kepada-Nya, semoga Dia memberikan jodoh yang baik untuk
diri kita. Jadi, jika kita mendapatkan jodoh, bukan berasal dari
perjuangan yang kita lakukan, tapi semata-mata atas kehendak-Nya. Oleh
karena itu, di satu sisi kita harus berusaha, tapi di sisi lain, kita
jangan menggantungkan harapan kita pada usaha yang kita lakukan.
Gantungkanlah harapan itu hanya kepada Allah Zat Yang Maha Pencipta dan
Mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.
Imam Ibnu Hazm dalam bukunya, Thauqul Hamamah,
menyebutkan, sebagian filsuf mengatakan bahwa ruh kita seperti bola.
Kemudian ruh itu dibelah dan setiap belahannya ditempatkan pada setiap
jasad manusia. Setiap jasad akan bertemu dengan jasad lainnya yang
memiliki belasan yang sama dengan belahan ruhnya. Setelah bertemu,
terjadilah antara keduanya hubungan cinta karena adanya perasaan masa
lalu.
Jika
memang benar demikian, Allah pasti telah menciptakan pasangan hidup
untuk kita. Tinggal kita, apakah mau berbaik sangka kepada-Nya atau
tidak, dan berharap hanya kepada-Nya atau tidak. Semua berpulang pada
diri kita masing-masing. Allah sesuai dengan persangkaan
hamba-hamba-Nya. Demikian sebuah hadits shahih menyebutkan. Persangkaan
yang baik, maka akibat yang ditimbulkannya juga baik. Jika buruk,
hasilnya akan ikut buruk pula.
Semoga
Allah memberikan kepada kita jodoh yang baik untuk kita. Hanya
Allah-lah yang mengetahui segala rahasia. Allah Maha Pengasih, Maha
Penyayang, dan Maha Memberi.
0 komentar:
Posting Komentar