Selasa, 07 Mei 2013

Bahagia itu Sederhana

RENUNGAN UNTUK PARA MUSLIMAH

Saya malu jika saya hidup di jaman Rasulullah
Dimana para sahabiyah menanamkan prinsip di dalam dirinya "sami'na wa atho'na"
(Kami dengar dan kami taat) tanpa banyak tanya
 
 Saya malu karena rasanya mereka akan berkata pada saya : "wahai wanita akhir zaman tidakkah kau lihat kami menarik & merobek kain apa saja demi mematuhi perintah Rabb kita menutup aurat dengan sempurna tepat setelah QS.Al-Ahzab:59 turun, tapi apa yg kau lakukan dgn dirimu? malah ingin kembali berpakaian ala jahiliyah, kalaupun kau bilang mengenakan hijab tapi itu kau sulap menjadi jauh dari syariat, mau mengikuti perintah Allah menutup aurat atau membalut aurat?”

Sayapun sebenarnya malu mengaku tinggal di Indonesia
Dimana akhwat2 yang tinggal di Prancis (negara kafir) berjuang mati2an untuk mengenakan hijabnya
Tapi di negeri ini yg katanya negara berpenduduk muslim terbesar di dunia
Muslimah malah mati2an mengumbar auratnya, kalaupun mulai banyak yg katanya mengenakan hijab tapi dengan berbagai alasan menciptakan mode dan trend melanggar syariat
Setan mungkin tertawa karena masih tetap menang, walaupun gagal mencegah beberapa muslimah buka aurat paling tidak berhasil menggiring muslimah memakai hijab jauh dari syariat,
kalau berani negur, awas dikeroyok, nasib... nasib kalah suara :D (afwan curcol dikit nih hehee)

Aturan Allah dibilang rumit dan berat, padahal hanya beberapa point sederhana yg lebih mudah dijalani bagi hati yg lapang menerima Al-haq (kebenaran), malah lebih ribet kalau harus belajar puluhan tutorial dgn berbagai bahan, mode, alat, dan metode cuma ingin menjadi "Hijaber cantik bin ajaib" walhasil jadilah model2 hijab berpolesan tabaruj yg aneh tapi nyata, mulai dari yg berpunuk, berlapis2, berjuntai2, berlilit, dan pake gantungan aneh dikening kayak orang India, Astaghfirullah

Hmmm… masih harus punya berapa banyak alasan lagikah untuk menerima dan menjalankan perintah Allah? Kenapa Allah melaknat kaum Yahudi dalam kisah di surah Al-Baqarah, karena mereka tetap membangkang walaupun dilarang, tetap ngoyo walaupun ditegur, pintar buat alasan untuk berkelit, juga pintar membelokkan syariat, maka jangan sampai kita menjadi seperti mereka…

Muslimah...

Ia tidak harus berbalut sutera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita mampu menembus kabut pesona zaman

Ia tidak harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan…
ketika tunduknya hati dan pandangan menempatkan diri pada kemuliaan…

Ia tidak harus berhiaskan intan berlian & berbagai macam polesan untuk meraih keanggunan……
ketika cahaya kesabaran akan meluruhkan kilaunya dan hitungan tasbih di ruas jarinya mulai menghitung nilai akhlaknya

Titian menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam sekali-kali saja masih tercium harumnya karena mungkin masih ada terjaga perilaku dan lisannya…

Perjalanan ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang saling berganti menyapanya……
Ilahi, tanpa keridhoan itu bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu.....

Bahagia itu sederhana...
Sesederhana hujan menyiram bumi yang gersang.
Sesederhana pelangi yang tersenyum di balik hujan
Bahagia itu tidak dapat di ukur dengan seberapa puas senyum kita, tapi seberapa banyak orang yang bisa kita buat tersenyum puas karena kita

Kalau ditanya dimana letak kebahagian seorang muslimah ??

Jawabannya ada dibalik keistiqomahan & keikhlasannya menjalankan perintah Allah..
Sesederhana sebuah hijab sesuai syariat, tapi ternyata tidak hanya sehelai kain penutup aurat tapi ada makna dan kasih sayang Allah dibaliknya, bagi yg menyadari rasa panas & gerah yg dikira orang luar akan berganti dgn rasa nyaman & penuh kesejukan

ukhtyfillah semoga dia itu adalah kita... 
Semoga bermanfaat dan menginspirasi, menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.

 via Wardatus Saudah


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution