Permudahlah dan Jangan Persulit!
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Mudah dan mempermudah merupakan salah
satu dari karaktristik Islam. Islam ingin mempermudah umatnya dalam
menerima dan menjalankan kebenaran; dan tidak ingin mempersulit mereka.
Sehingga orang menerima dan menjalankan Islam dengan lapang dada dan
senang. Hal ini diperkuat oleh Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Di dalam Al-Qur'an kita temukan, Allah
menyatakan bahwa dien yang disyariatkan kepada hamba-hamba-Nya bukan
untuk menyulitkan mereka,
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُم في الدِّين مِنْ حَرَجٍ
"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan." (QS. Al-Hajj: 78)
Allah berfirman dalam menjelaskan kewajiban puasa yang berat dirasa sebagian orang,
يُريدُ الله بكُمُ اليُسْرَ وَلا يُريدُ بِكُمُ العُسْر
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-Baqarah; 185)
Allah juga menyebutkan prinsip kemudahan dalam mewajibkan wudhu',
مَا يُريدُ
الله لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلكن يُريدُ لِيُطَهِّرَكُمْ
وَلِيُتِمَّ نِعْمَةُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Maidah: 6)
Atas dasar kemudahan ini pula amal-amal sunnah berjalan. Maka tidaklah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
diberi dua pilihan kecuali beliau memilih yang paling mudah, selama
tidak mengandung dosa. Dan beliau senantiasa berdakwah kepada kemudahan,
kelemahlembutan, dan tidak mempersulit.
Dari Anas bin Mali Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
"Permudahlah dan jangan persulit, berilah buatlah mereka gembira dan jangan buat mereka lari." (Muttafaq 'Alaih)
Ini adalah arahan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
kepada umatnya agar mereka menempuh jalan kemudahan dalam amal dan
mu'amalah mereka dengan yang lain. Karena kemudahan itulah yang
dikehendaki Allah dalam kitab-Nya. "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-Baqarah: 185)
Misalnya: jika kita mendapatkan dua
jalan menuju masjid; yang satu jalannya jelek dan penuh batu dan duri.
Satu lagi jalannya bagus. Maka yang utama adalah kita menempuh jalan
yang lebih mudah.
Salah satu contoh mudahnya Islam dan mempermudah kepada umat adalah riwayat dari Anas bin Malik Radhiyallaahu 'Anhu berkata, “Ketika kami duduk di masjid bersama Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam tiba-tiba datang seorang badui lalu kencing di masjid. Para sahabat Nabi menghardiknya, “Berhenti, berhenti.” Lalu Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, “Jangan bentak dia, biarkan dia (jangan putus kencingnya).”
Lalu para sahabat membiarkan orang badui tadi menyelesaikan kencingnya.
Kemudian Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam memanggilnya dan berkata kepadanya,
إِنَّ
هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلَا
الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ
وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya masjid-masjid ini
tidaklah boleh untuk buang air kecil atau buang kotoran. Masjid itu
tempat untuk dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalat dan membaca
Al-Qur`an.”
Dan beliau Shallallaahu 'Alaihi Wasallam berkata kepada para sahabat,
إِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ أَهْرِيقُوا عَلَيْهِ دَلْوًا مِنْ مَاءٍ أَوْ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ
“Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah bukan untuk mempersulit. Siramlah dengan satu ember air pada tempat kencingnya.”
Lalu orang Badui tadi berkata, “Ya Allah rahmatilah aku dan Muhammad,
dan jangan Engaku rahmati yang lain bersama kami.” Lalu Nabi
Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Egkau telah menyempitkan yang
luas.” (Muttafaq ‘Alaih)
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
memberi teladan dalam berdakwah kepada orang yang jahil. Agar
mempermudah dan tidak mempersulit dengan tetap menyampaikan kebenaran
dan meluruskan kesalahan dengan cara yang lembut. Hal ini agar manusia
tidak lari dari Islam dan meninggalkan kebenaran.
Kita lihat, orang badui tadi telah melakukan sesuatu yang memancing kemarahan para sahabat yang hadir di situ. Namun Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
melarang mereka menghentikan kencingnya dan memarahinya, karena akan
menimbulkan mafsadat dan dampak yang lebih buruk. Beliau perintahkan
sahabatnya agar menyiram air kencing badui tersebut dengan air sehingga
hilanglah najis. Dengan ini masalah najis air kencingnya sudah selesai.
Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memanggilnya dan
berkata lembut kepadanya tentang kedudukan masjid dan fungsinya sehingga
Badui tadi memahaminya. Sehingga ia bisa menerima kebenaran dengan
lapang dada dan tidak lari dari kebenaran. Sampai-sampai ia berucap,
"Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menemuiku dan beliau tidak mencela, tidak memarahi, dan tidak memukul." (HR. Ahmad)
Memudahkan Dalam Menyampaikan Dakwah
Ada seorang dai berkata, "Saya
memahami dakwah kepada Allah Ta'ala adalah adalah dengan menggunakan
cara yang sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami umat. Bahkan jika
memungkinkan tidak harus menggunakan kitab-kitab tafsir karangan para
ulama. Dakwah seharusnya bermula dari dalamnya rasa cinta di hati kita
kepada umat manusia dan dari besarnya keinginan kita untuk menuntun
mereka menuju jannah Allah. Dakwah bukan hanya sekedar didasari
keinginan untuk segera menegakkan hujjah agar mereka secepatnya masuk
neraka jahannam."
Terkadang njelimetnya
keterangan yang kita berikan agar terlihat ilmiah menjadikan umat sulit
untuk mencerna kebenaran. Seolah untuk bisa mengamalkan Islam mereka
harus menghafal surat apa dan ayat berapa, riwayat siapa dan dalam kitab
apa? Sesungguhnya dakwah yang dijalankan Nabi dan para sahabatnya tidak
demikian. Walaupun pengetahuan tadi dibutuhkan pada tingkatan yang
lebih tinggi di kalangan thulabul 'ilmi. Maka permudahlah dalam dakwah
agar umat lebih ringan menerima kebenaran.
Wallahu Ta'ala A'lam.
Oleh: Badrul Tamam
0 komentar:
Posting Komentar