Menyebut-nyebut Pemberian Membatalkan Sedekah
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Allah memuji kaum mukminin yang
menginfakkan harta mereka di jalan Allah dengan menjanjikan pahala yang
besar sampai tujuh ratus lipat. Namun ini memilik syarat sesudah
ikhlash- agar mereka tidak mengiringinya dengan mengungkit-ungkit atau
menyebut-nyebutnya dan menyakiti hati orang yang diberi. Jika ini tidak
diindahkan, maka pahala infak dan sedekah mereka akan terhapus.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ
وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ
تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى
شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
"Hai orang-orang beriman, janganlah
kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu
pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 164)
Ayat ini mengabarkan bahwa sedekah akan
terhapus disebabkan menyebut-nyebut dan menyakiti hati orang yang
diberi, walaupun sebelumnya ia telah ikhlas mengeluarkannya. Nasib
sedekah semacam ini seperti nasib sedekah yang dikeluarkan karena riya'
(mencari pujian) manusia dan tidak mengharapkan ridha Allah dan pahala
akhirat. Tidak diragukan, bahwa amal semacam ini tertolak. Sebabnya,
karena syarat ikhlas –dikerjakan karena Allah semata- tidak terpenuhi.
Pada hakikatnya, amal tersebut dikerjakan karena manusia. Sehingga
amal-amalnya batal dan usahanya tidak diberi balasan.
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya
mengatakan, "Jumhur ulama berkata tentang ayat ini: sesungguhnya sedekah
yang Allah tahu dari pelakunya bahwa dia menyebut-nyebut atau menyakiti
orang yang diberi dengan sedekahnya itu, maka sedekah tersebut tidak
akan diterima."
Larangan menyebut-nyebut pemberian bukan
saja kepada orang yang diberi, tapi juga kepada orang lain. Dan
seringnya menyebut-nyebut dan menceritakan pemberiannya akan menyakiti
hati dan menyinggung perasaan orang yang diberi. Seperti ucapan:
bukankah aku telah membantumu? Bukankah akut elah bersedekah
kepadamu?Aku telah banyak berbuat baik kepadamu, aku telah memberimu ini
dan itu, akau telah membantunya saat ia susah, dan semisalnya dalam
rangka menangkat dirinya atau merendahkan orang yang diberi.
Ibnu Sirin pernah mendengar seseorang
berkata kepada orang lain, "aku telah berbuat ini dan itu untukmu." Maka
beliau berkata kepadanya: Diamlah! Tidak ada kebaikan pada amal baik
apabila dihitung-hitung (disebut-sebut;-pent)."
Selain terhapus pahala sedekahnya, orang
yang suka menyebut-nyebut sedekahnya terancam dengan kehinaan dan siksa
yang berat di akhirat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ
لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ
وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ : الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ
وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
"Tiga orang yang tidak akan diajak
bicara, tidak dilihat, dan tidak disucikan oleh Allah; sedangkan bagi
mereka siksa yang pedih: yakni musbil (memanjangkan kain sampai di bawah
mata kaki karena sombong), al-mannan (orang yang
mengungkit-ungkit/menyebut-nyebut pemberian) dan yang melariskan barang
dagangannya dengan sumpah palsu." (HR. Muslim dari hadits Abu Dzarr Radhiyallahu 'Anhu)
Selayaknya orang yang berharap
perjumpaan dengan Rabb-nya agar meninggalkan sifat tercela ini, yakni
mengungkit-ungkit sedekah. Karena perbuatan tersebut adalah dosa besar
dan bisa menghapuskan amal sedekah. Lebih dari itu, perbuatan tersebut
menjadi sebab seseorang tidak diajak bicara oleh Allah, tidak dilihat
dan disucikan oleh-Nya; serta menjadi sebab mendapat siksa yang pedih.
Wal'yadhu Billah!
0 komentar:
Posting Komentar