Kamis, 30 Mei 2013

Jangan Makan yang Tidak Diketahui Asal Usulnya

Legenda Pulau Nusa

Di Pulau Nusa dahulu kala, hiduplah seorang laki-laki bernama Nusa. Ia bersama keluarganya di Kalimantan Tengah. Pekerjaan mereka menangkap ikan dan bercocok tanam di Sungai Kahayan. sewaktu kemarau panjang melanda tanaman susah tumbuh, tidak dapat tumbuh dengan baik dan ikan-ikannya pun semakin berkurang, sehingga mereka harus menyimpan bahan makanan sebelumnya. Keadaan itu membuat mereka semakin sulit untuk hidup di daerah sana sehingga mereka memutuskan untuk pudah ke sebuah dusun bernama udik.


Setelah mempersiapkan bekal seadanya, pergilah mereka menuju dusun udik dengan menggunakan sampan. Beberapa hari mereka melakukan perjalanan dan menyusuri Sungai Rungan (anak Sungai Kahayan), namun ditengah perjalanan itu perbekalan mereka habis dan mereka beristirahat di sebuah gua dekat sungai. Karena perbekalan sudah menipis mereka mencari makan didekat sana. Beberapa saat kemudian, Nusa sudah kembali membawa sebutir telur yang besarnya dua kali telur angsa.

“Hei! Aku membawa makanan enak, kita bisa makan kenyang sekarang. Dik, tolong rebus telur ini!” pinta Nus.

Tetapi karena istri dan adiknya tidak mau memakan telur tersebut, maka Nusa memakan sendiri telur tersebut. Keesokan harinya, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan bintik – bintik merah. Seluruh keluarganya kebingungan melihat keadaan Nusa. Keadaan Nusa semakin mengerikan pada waktu siang. Sisik keluar di seluruh tubuhnya, makin lama tubuhnya berubah menjadi ular dan mirip seperti naga, tetapi kepalanya masih berwujud manusia.

Seluruh keluarganya terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa. Rasa sedih, dan perasaan perihatin menyelubungi keluarga mereka. Tubuh Nusa makin lama makin membesar, hingga keesokan harinya tubuh Nusa benar – benar berubah menjadi seekor ular Naga. Panjangnya sudah mencapai sekitar duapuluh lima depa, dan besarnya tiga kali pohon kelapa.

Menjelang siang, Istri bersama dengan adiknya meminta para warga untuk menolong mereka memasukkan Nusa ke dalam Sungai, karena Nusa terus menjerik kesakitan terkena sinar matahari. Sewaktu akan masuk ke Sungai istri Nusa meteskan air mata, serasa ia tidak akan bertemu suaminya lagi. Di saat – saat terakhir Nusa berpesan kepada istrinya.

“Nanti malam akan ada bencada di sini, yaitu Air sungai ini akan meluap. Suru para warga yang di sekitar sini untuk pergi menyelamatkan diri. Abang akan menuju ke Sungai Kahayan dan Abang akan tinggal untuk selamanya,” sambil meneteskan air mata. Setelah malam tiba, Hal yang dikatakan Nusa benar – benar terjadi.

Pada saat itu, Nusa yang berusaha menyelamatkan diri akhirnya tibalah dia di muara Sungai Kahayan. Ia menetap di sebuah teluk yang agak dalam. Karena terdapat banyak jenis ikan yang hidup di sana, ia menjadi senang dan tidak perlu khawatir kekurangan makanan. Namun bagi ikan – ikan Nusa adalah sebuah ancaman bagi mereka.

Ikan Jelawat, Ikan Saluang (sejenis ikan teri), dan berbagai jenis ikan lainnya juga berkumpul disana dan mendiskusikan cara untuk mengusir Naga Nusa. Rencana dan persiapan pun selesai. Keesokan harinya, Ikan Saluang mulai menjalankan rencananya. Ia diam termenung seorang diri di suatu tempat yang tidak jauh dari naga itu berada. Ia berpikir, naga itu tidak mungkin memangsa tubuhnya yang kecil itu, karena tentu tidak akan mengenyangkannya. Tidak lama kemudian, naga itu pun datang menghampirinya.

Ikan Saluang menceritakan ada seekor naga yang tinggal di teluk dia sangat besar dan hebat. Dia menantang Naga Nusa untuk beradu duel. Mendengar hal itu Naga Nusa langsung marah dan menyetujui tantangan tersebut.

Keesokan harinya, Naga Nusa pun datang menunggu di tempat itu. Sementara Ikan Saluang, melainkan bersembunyi di balik bebatuan bersama teman-temannya sambil memerhatikan gerak-gerik Naga Nusa yang sedang mondar-mandir menunggu kedatangan musuhnya.

Ikan Saluang pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Pelan-pelan ia mendekati ekor Naga Nusa, lalu berteriak dengan keras.

“Tuanku! Musuh datang!”

Mendengar teriakan itu, Naga Nusa menjadi panik. Dengan secepat kilat, ia memutar kepalanya ke arah ekornya, sehingga air sungai itu mendesau. Ia mengira suara air yang mendesau itu adalah musuhnya. Tanpa berpikir panjang, ia pun menyerang dan menggigitnya. Namun, tanpa disadari, ia menggigit ekornya sendiri hingga terputus.

Pada saat itulah, Ikan Saluang segera memerintahkan semua teman-temannya untuk menggerogoti luka Naga Nusa. Naga Nusa pun semakin menjerit dan mengamuk. Tempat itu bergetar seolah-olah terjadi gempa bumi. Namun, kejadian itu tidak berlangsung lama. Tenaga Naga Nusa semakin lemah, karena kehabisan darah. Beberapa saat kemudian, Naga Nusa akhirnya mati.

Semua ikan yang ada di dasar Sungai Kahayan berdatangan memakan daging Naga Nusa hingga habis. Hanya kerangkanya yang tersisa. Lama kelamaan, kerangka tersebut tertimbun tanah dan ditumbuhi pepohonan. Tumpukan pepohonan itu kemudian membentuk sebuah pulau yang kini dikenal dengan nama Pulau Nusa.

Nasehat : Janganlah makanan yang tidak diketahui asal usulnya ataupun bahaya yang dapat ditimbulkan dari makanan itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution