Menggapai Kemenangan Haqiqi
Allahu Akbar 3x
Alhamdulillah, Puja dan puji syukur tak terhingga, kita
panjatkan ke hadirat Allah Swt., Allah telah memanjangkan usia kita, hingga
sampai di Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.
Salawat dan salam kita sanjungkan ke penghulu para nabi,
sang penyempurna akhlak, penerjang kemusyrikan, penghapus kedzoliman, pembawa
kedamaian, rahmatan lil alamin, Beliau Nabi Kita Muhammad Saw., sang pemberi
syafaat bagi umatnya yang taat.
Allahu Akbar 3x
Idul Fitri telah tiba, disambut dengan gegap gempitanya
suara takbir berkumandang dari setiap corong rumah Allah, Masjid-masjid dan
Musholla yang melukiskan keagungan sang Maha Pencipta Alam Semesta, yaitu Allah
Swt.
Panji-panji kemenangan telah tiba, dibarengi rasa syukur,
karena telah usai menunaikan jihad besar yaitu memerangi hawa nafsu dan gejolak
biologis selama puasa Ramadhan.
Allahu Akbar 3x
Malam Idul Fitri disambut oleh segenap umat bertauhid di
seluruh belahan dunia termasuk di kampong kita.
1. Remaja putra semangat bertakbir di Masjid-masjid
dan Musholla
2. Sementara remaja putri, asyik membantu sang
bunda, memasak hidangan istimewa.
3.
Sementara itu pula, panitia Zakat Masjid-masjid
dan Musholla sibuk melayani umat beriman berzakat fitrah, sebagai penebus dan
penyempurna shaum Ramadhan, Sabda Nabi Saw. “Zakat fitrah adalah pembersih jiwa
bagi yang berpuasa dan kegembiraan bagi fakir miskin”
Allahu Akbar 3x
Rasulullah Saw. Bersabda : “Tidaklah sempurna iman
seseorang, bila belum mencintai dan menyayangi saudaranya, sebagaimana mencintai
dan menyayangi diri sendiri”.
Zakat fitrah sebagai pengikat dalam rasa kepedulian,
kebersamaan terhadap para yatim dan fakir miskin. Terlalu sering kesusahan
dideritanya, tungku jarang berasap, karena tidak ada makanan untuk dimasak, piring
sering beradu dengan sendok, karena memang tidak ada yang memperdulikannya,
kepada siapa mereka mengadu, sedang kitapun acuh tak mau tahu.
Allahu Akbar 3x
Bagi siapa yang memperhatikan dan menyayangi mereka para
yatim dan fakir miskin, maka akan mendapatkan 2 kebahagiaan di dunia dan di
akhirat kelak :
I Kebahagiaan
di dunia mereka akan dikasihi dan disayangi oleh para penghuni langit yaitu
para malaikat Allah yang senantiasa berdo’a memohon kebaikan dan kebahagiaan
bagi hamba-hamba pengasih dan penyayang di muka bumi.
II Kebahagiaan
di akhirat mereka akan mendapatkan kasih dan saying dan naungan dari Allah,
dimana umat yang lain diterlantarkan, tidak mendapatkan kasih saying dan
naungan dari Sang Maha Rahman Rahim yaitu Allah Swt.
Allahu Akbar 3x
Marilah kita isi ruang-ruang Idul Fitri tahun ini, dengan
amalan-amalan yang baik, berkualitas dan bermanfaat.
Kita doakan saudara-saudara kita yang sedang sakit, semoga
diangkat penyakitnya oleh Allah, diberi kesabaran dan ketabahan hidup.
“Bersabarlah saat menerima cobaan dan musibah”, “Dan janganlah berputus asa
dengan Rahmat Allah.”
Kita
do’akan saudara-saudara kita yang telah berpulang ke Rahmatullah, yang tak
sampai usianya pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, Semoga diampuni
dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya dan ditempatkan yang layak di sisiNya.
Kita
do’akan pula, saudara-saudara kita seiman dan seaqidah yang sedang menerima
ujian dan musibah dari Allah, akibat peperangan, gempa bumi, tanah longsor,
kebakaran, dll. Semoga diberi kesabaran dan ketabahan didalam menjalaninya dan
semoga mendapat sosuli yang terbaik.
Allahu Akbar 3x
Jadikanlah Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini sebagai momen
untuk perubahan, perbaikan dan kemajuan pada aspek keimanan, kualitas ibadah
dan hidup bermasyarakat yang penuh dengan cinta, kasih saying dan klebersamaan.
Mari kita rayakan Idul Fitri dengan penuh khidmat dan
bersahaja. Jangan sampai kita merayakan hari kemenangan dan kesucian ini dengan
foya-foya, hura-hura dan melampui batas.
Kita jaga kemenangan dan kesucian ini, jangan sampai
ternodai oleh perubahan-perubahan tercela dan dosa.
Allahu Akbar 3x
Apa sebabnya, kita tidak boleh terlalu bebas merayakan Idul
Fitri, Ingat…ingat…saudaraku, bahwa kita selalu dibuntuti dan dimata-matai oleh
iblis alias setan, selama Ramadhan, mereka dibelnggu oleh Allah Swt, namun kini
mereka bersuka cita kembali karena tiba saatnya yang dinanti-nanti dan
ditunggu-tunggu, di Hari Raya ini mereka dibebaskan kembali oleh Allah, dengan
membawa segudang kebencian dan rasa dendam pada kita, umat yang telah berpuasa
dan diampuni dosa-dosanya oleh Allah Swt.
Dendam kebencian iblis berkobar-kobar itu digambarkan dalam
hadits nabi sebagai berikut:
“Sesungguhnya raja iblis selalu berteriak-teriak murka, di
hari raya idul fitri ini akibat teriaknya itu, balad tentaranya berkumpul dan
berkata : “Wahai rajaku, apa gerangan yang menyebabkan engkau berteriak-teriak
marah”. Jawab Raja Iblis : ‘Sesungguhnya pada hari ini, Allah telah mempunyai
dosa-dosa umat manusia yang berpuasa”. Kemudian balad tentara iblis berkata :”Jadi,
apa tugas kami wahai paduka?”. “Maka tugas kalian adalah, menyibukan dan
menyesatkan manusia yang telah diampuni dosanya, oleh Allah hari ini, dengan
bujuk rayu dan segala macam kenikmatan serta mengumbar hawa nafsu dengan
minuman-minuman yang memabukkan”.
Allahu Akbar 3x
Itulah saudara-saudaraku yang menyebabkan kita harus
berhati-hati di hari raya Idul Fitri ini, karena setan selalu membuntuti kemana
kita melangkahkan kaki, agar terjerumus dan berbuat dosa kembali, itulah jebakan dan tipu daya iblis di hari raya Idul Fitri .
Di akhir hadits tersebut,
Nabi berpesan :
“Berhati-hatilah dan bersungguh-sungguhlah kalian di hari
raya Idul Fitri dengan melaksanakan sedekah, beramal baik, mendirikan sholat,
menunaikan zakat, bertasbih dan bertahlil selalu pada Allah”.
Allahu Akbar 3x
Ketahuilah, bahwa Idul Fitri bukanlah ajang pelampiasan dan
aji mumpung dari segala keinginan, selama Ramadhan tak tersampaikan dan merasa
terkekang.
Namun hakekat Idul Fitri adalah kembalinya kemenangan dan
kesucian seseorang manusia.
-
Menang, karena telah mengekang hawa nafsu selama
bulan Ramadhan.
-
Suci, karena sebab puasa, maka Allah telah
mengampuni dosa-dosanya, hamba-hamba yang berpuasa.
Allahu Akbar 3x
Jadi, hakekat Idul Fitri, bukanlah terletak pada mewah atau
sederhananya makanan yang dihidangkan, bukan pula pada pakaian baru atau lama
yang kita kenakan.
Rasulullah Saw. Bersabda: “Bukanlah yang dimaksud Idul Fitri
itu berpakaian serba bagus, tapi yang dimaksud Idul Fitri adalah bertambahnya
Iman dan Takwa seseorang pada Allah”.
Allahu Akbar 3x
Marilah kita rayakan Idul
Fitri dengan tetap menjaga iman, karena kegembiraan Idul Fitri adalah
rangkaian ibadah dan amalan-amalan baik sebagimana dicontohkan oleh Rasulullah
Saw.
I Yaitu merayakan
Idul Fitri dengan memohonkan ampun pada Allah atas dosa-dosa dan maksiat yang
kita lakukan setahun yang lalu.
Idul Fitri cermin 2 wajah dan suasana :
1. Wajah dan suasana kegembiraan dan kebahagiaan,
karena telah usai berpuasa
2. Wajah dan suasana kekecewaan dan penyesalan
Karena telah melakukan dosa-dosa dan
kemaksiatan.
II Yaitu merayakan
Idul Fitri hendaknya dijadikan momentum untuk “Self Correction”. Ibda’
Binafsih, yaitu mengoreksi diri terhadap perilaku kita dengan sesame manusia.
Kebaikankah yang menonjol atau keburukannya.
III Yaitu merayakan
Idul Fitri hendaknya dijadikan saat untuk menghilangkan rasa benci, dendam dan
permusuhan diantara kita.
IV Yaitu merayakan
Idul Fitri hendaknya dijadikan suasana kebersamaan untuk menolong saudara kita,
yang teraniaya dan lemah. “Teraniyaya karena di dzolimi oleh orang-orang biadab
tak beradab dan lemah, karena penyakit yang diderita tak kunjung sembuh”. Mari
kita tolong dan bantu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
V Yaitu merayakan
suasana Idul Fitri dengan saling bersilaturahmi dan saling mengunjungi saudara
dan keluarga terdekat. Yang makin hari makin jauh dan terasing, disebabkan
jarak yang jauh, kesibukan rutinitas dan perbedaan status ekonomi, Dengan hari
raya ini menjadi lebih dekat, hangat dan bersahaja.
VI. Yaitu merayakan
Idul Fitri diiringi dengan menabur rasa kasih saying dan welas asih kepada para
yatim dan faikir miskin. Mereka adalah saudara-saudara kita seiman dan
seaqidah.
Allahu Akbar 3x
Itulah rangkaian hari raya Idul Fitri yang Rasulullah Saw
contohkan pada kita. Semoga kita termasuk umat yang berfigur dan
mensuritauladani kehidupan Rasulullah Saw. Termasuk bagaimana cara berhari raya
Idul Fitri yang baik dan benar.
Allahu Akbar 3x
Bahwa Idul Fitri yang kita rayakan ini, adalah kemenangan
kecil dan belum sempurna, karena masih banyak tantangan dan godaan yang berat
menghadang kita yaitu bujuk rayu setan di hari-hari sebelas bulan kedepan.
Adapun kemenangan yang hakiki dan sempurna, sebagaimana
disabdakan oleh Rasulullah Saw. : “Bahwa, ada lima kemenangan haikiki bagi orang-orang
beriman”.
Kemenangan 1 :”Yaitu bila hari-hari yang dilewati oleh
orang-orang beriman dan Allah tidak mencatatkan atas dosanya”. Maksudnya
orang-orang yang beriman harus mampu menjaga hari-hari yang dilewatinya untuk
berbuat dosa dan maksiat.
Kemenangan 2 : “Yaitu suatu hari, saat kita meninggal dunia
dengan membawa iman, syahadat dan selamat dari tipu daya setan”. Maksudnya adalah bahwa saat-saat sakaratul
maut tiba. Itu adalah perjuangan terakhir dan terberat dari tipu daya setan.
Bila kita mampu mengucapkan kalimat tauhid “Allah atau “Laa ilaahaa illallah”
maka kita akan selamat. Bila tidak, maka akan celaka. “Dan janganlah kamu mati
kecuali dalam keadaan beriman”.
Kemenangan 3 : “Yaitu jika suatu hari nanti, kita akan
melewati titian/jembatan sirotol mustaqim, dengan rasa aman dari huru-hara hari
kiamat”.
Kemenangan 4 : “Yaitu suatu hari nanti, bila kita akan masuk
surge dengan aman dari dasyatnya jilatan api neraka”. Maksudnya, bila suatu
ketika kita masuk surge tanpa hisab.
Kemenangan 5 :”Yaitu bila suatu hari nanti, kita akan
berjumpa dengan Allah Swt.”
Itulah hari raya terbesar, kemenangan terbesar, hakiki dan
sempurna. Itulah rangkaian hakekat Idul Fitri yang sebenarnya.
Namun tidaklah mengurangi rasa gembira dan syukur kepada
Allah, karena telah mampu melewati suatu tahap yaitu hari-hari penuh tantangan
dan godaan selama puasa Ramadhan. Semoga kemenangan dan kecusian ini, akan
mampu mengawal perjalanan kita sebelas bulan kedepan.
Allahu Akbar 3x
Pada akhirnya, rasa syukur dan sabarlah yang menjadi kunci
kebahagiaan kita di hari Raya Idul Fitri ini.
Di sisa-sisa usia kita, selagi masih diberi kesempatan
hidup, mari kita memanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keimanan kepada
Allah. Kualitas ibadah dan kualitas amal yang bermanfaat sebagai bekal di
kemudian hari.
Sebab kematian kita telah dating, sesuatu yang kita
bangga-banggakan tidak akan mampu member pertolongan untuk mencegah datangnya
kematian:
-
Istri yang cantik atau suami ganteng yang
disayang
-
Harta yang ditumpuk-tumpik berupa kontrakan atau
yang disimpan di Bank
-
Pangkat dan Jabatan yang disanjung-sanjung dan
dibanggakan
-
Rumah megah, kendaraan mewah yang membuat hati
jadi pangah
Semua itu tak berarti dan tidak berguna bila kematian telah
dating, hanya sehelai kain kafan putih yang melekat di badan, kereta jawa yang
menjadi kendaraan, diusung oleh kaki-kaki yang berjalan, diiringi isak tangis
keluarga yang saying, jasad masuk kubur terbujur sendirian, tumpukan tanah yang
menjadi saksi tiap pertanyaan, liang lahat pun mendadak menciut dan menghimpit,
hujan deras membuat jasad kedinginan, sunyipun mencekam, binatang tanah siap
menerkam menghancurkan, sungguh mengerikan rangkaian kematian bagi orang-orang
tak beriman.
Allah Swt. Berfirman : “Dimana saja kamu berada, kematian
pasti akan mendatangi mu, meskipun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi
kuat”.
Allahu Akbar 3x
Momen Idul Fitri ini, hendaknya dijadikan waktu untuk
menghisab diri dan mengoreksi diri.
-
Jika kita mengaku beriman pada Allah, sudahkah
kita taat, mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya atau jangan-jangan
kita justru menjadi penentang dan pendzolim.
- Jika kita menjadi seorang anak, sudahkah kita
berbakti kepada kedua orang tua, Ibu yang mengandung dan melahirkan dengan
penuh penderitaan, susah payah pipis, menangis, mita disusui. Enak-enak sedang
makan, ibu berhenti membersihkan kotoran si jabang bayi dengan tidak merasa
gelid an jijik.
Begitulah pengorbanan sang Ayah, berikhtiar mencari nafkah
tak kenal lelah, tak peduli terik matahari menyengat tubuhnya, hujan besar,
petir menyambar tak dihiraukannya, cucuran keringat bercampur debu menjadi
satu, sang ayah tetap tabah. Kadang-kadang ayah bersedih, seharian bekerja tak
mendapatkan uang, suara istri terasa mengiang di telinga, tunggakan hutang
telah jatuh tempo di warung tetangga, kebutuhan lebaran, anak dan istri belum
ada yang dipenuhi. Mencari hutanganpun tiada yang member, hanya derai air mata
tak tertahankan, meratapi nasib diri yang penuh kekurangan.
Allahu Akbar 3x
Sungguh besar pengorbanan kedua orang tua kita :
- Kala anak meminta, segera orang tua member, bila
tiada segera mencari
- Kala anak sakit, orang tua merasa khawatir,
segera mencari obatnya, menemanisepanjang malam tidak tidur, karena saying dan
khawatir
“Punya uang untuk anak” , “Punya makanan untuk anak”, “Punya
kendaraan untuk anak”, kamar terdepan untuk anak”, segalanya untuk sang anak,
itulah pengorbanan orang tua, itulah pengorbanan orang tua, itulah kasih saying
orang tua pada anaknya.
Ada pepatah mengatakan: “Kasih Orang Tua Sepanjang Jalan” –
“Kasih Anak Sepanjang Galah”.
Allahu Akbar 3x
Namun apa yang terjadi, ketika anak sudah besar dan sukses,
balasan anak kepada orang tuanya, “Bagai air susu dibalas dengan air tuba”.
Saat kedua orang tua sudah tua renta, harta habis, tenagapun
tiada, harapan bergantung pada sang anak yang dibesarkannya.
Harapan tinggal harapan, tak sesuai dengan kenyataan :
- Ketika orang tua meminta, anak pelit nan kikir,
hardikan, omelan menyakiti hatinya
- Ketika orang tua sakit, anak terasa menjauhinya,
enggan mendekat
- Ingin makan, harus lama menunggu pemberian sang
anak
-
Kepikunan orang tua, membuat anak malu pada
tamu-tamunya
-
Kamar tidurpun ditempatkan dipojok dapur
-
Akhirnya anak tidak sadar, orang tuanya
diasingkan dip anti jompo
Allahu Akbar 3x
“Itukah balasan anak pada orang tuanya?. Itukah derita kedua
orang tuanya?
Wahai saudara-saudaraku seiman. Jangan perlakukan kedua
orang tua kita dengan buruk dan durhaka. Perjuangan dan do’anya, menjadikan
kita sukses dan berhasil seperti sekarang.
Di Hari Raya ini, mari kita muliakan keduanya, dengan saling
memaafkan dari hati yang terdalam :
- Bersimpuhlah anak pada orang tuanya atas dosa
dan durhaka yang telah diperbuat
-
Bersimpuhlah istri pada suaminya atas kewajiban
yang belum sempurna
- Begitu pula sang ayah, memohon pada anak dan
istri atas kewajiban yang belum terpenuhi
-
Para kerabat dan tetangga, hilangkan rasa benci,
dendam dan permusuhan dalam hatinya, ganti dengan suasana penuh maaf dan kasih
saying
Kita tutup halaman lama yang penuh kotoran dan noda, kita
ganti dengan lebaran baru yang penuh harapan, cinta, kasih dan saying
Semoga Allah Swt. Memaafkan atas kesalahan, kekhilafan, dan
dosa, memberikannya berkah dan keridhoan, agar kita menjadi insan-insan yang
berkualitas dan bertaqwa.
Semoga tercipta keluarga, masyarakat, bangsa yang sakinah,
mawadah dan rohmah.
- Baldatun toyyibatun warobbun ghofur
- Semoga Allah mempertemukan kembali dengan
Ramadhan dan Idul Fitri yang akan dating
- Selamat Hari Raya Idul Fitri wahai
saudara-saudaraku
- Jaga kegembiraan kita jangan sampai melampaui
batas
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1436 H. Mohon Maaf Lahir Dan
Batin, Semoga Amal Ibadah Kita Diterima Allah Swt. Aamiin
Penulis : Abdul Nasir Al-Jabbari
---------
”Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu
minal aidin wal faizin”
“Semoga Allah menerima amal-amal kita, Dan semoga Allah menjadikan kita
termasuk dari orang-orang yang kembali dari perjuangan Ramadhan sebagai orang
yang menang.”
Dan mari kita memohon, kepada Dzat Allah Aza wajala; Semoga Kita dianugerahi
untuk menikmati Ramadhan Tahun Tahun Berikutnya dengan Rizki dan
Kebarokahannya.
Semoga bermanfaat, bermakna, mengena dan merenungi atas apa yang ada dalam
tulisan diatas yang sangat baik buat
kita semua, mungkin tidak hanya pandai membaca tetapi juga bersama-sama belajar
untuk pandai melaksanakannya……Aamiin Ya Allah.
Catatan hanida mustakim (Tgl.17Juli 2015)
Dalam Khutbah Idul Fitri 1 Syawwal 1436 H Di Masjid
Dzarratul Muthmainnah Komp. Batan Indah Serpong Tangsel.
0 komentar:
Posting Komentar