Kisah kelinci pengecut yang menjadi pemberani
Apapun keadaan kehidupan kita hari ini, seharusnya kita jalani dengan optimis dan aktif. Nasib tidak akan dapat kita ubah tanpa manusia itu sendiri yang siap mengubahnya karena sesungguhnya sukses adalah hak setiap orang (success is my right); sukses adalah milik siapa saja yang mau berjuang dengan sungguh-sungguh.
Kelinci dari dulu terkenal sebagai hewan yang bernyali kecil. Ia sering ketakutan tanpa alasan yang jelas dan sesegera mungkin menyingkir bila merasa terganggu keamanannya. Suatu hari, terlihat sekelompok kelinci sedang berkumpul di tepi sebuah sungai. Mereka sibuk berkeluh kesah meratapi nyalinya yang kecil, serta mengeluhkan kehidupan mereka yang senantiasa dibayangi dengan mara bahaya. Semakin lama ngobrol, mereka semakin sedih dan ketakutan memikirkan nasib. Alangkah malangnya lahir menjadi seekor kelinci. Mau lebih kuat tidak punya tenaga, ingin terbang ke langit biru tidak punya sayap, setiap hari ketakutan melulu! Mau tidur nyenyak pun sulit karena terganggu oleh telinga panjang yang tajam pendengarannya sehingga matanya yang berwarna merah pun semakin lama semakin merah saja.
Mereka merasa hidup ini tidak ada
artinya. Daripada hidup menderita ketakutan terus, mereka berpikir
lebih baik mati saja. Akhirnya mereka mengambil keputusan untuk bunuh
diri dengan cara melompat dari tepian tebing yang tinggi dan curam.
Maka, para kelinci berbondong-bondong menuju ke arah tebing. Saat mereka melewati pinggir sungai,
ada seekor katak yang terkejut melihat kedatangan kelinci yang
berjumlah banyak. Dengan tergesa-gesa, si katak yang ketakutan itu
melompat ke sungai untuk melarikan diri.
Kelinci memang sering menjumpai katak
yang melompat ketakutan saat mereka melintas. Selama ini mereka tidak
peduli. Namun kali ini berbeda. Tiba-tiba ada seekor kelinci yang
tersadar dari kesedihannya dan langsung berteriak, "Hei, berhenti! Kita
tidak usah ketakutan sampai perlu harus bunuh diri! Karena lihatlah, ternyata ada hewan
lain yang lebih tidak bernyali dibandingkan kita yakni si katak yang
terbirit-birit saat melihat kita!"
Mendengar kata-kata itu, tiba-tiba
pikiran dan hati kelinci-kelinci lain terbuka - seolah-olah tumbuh
tunas keberanian di hati mereka. Maka dengan riang gembira mereka mulai
saling membesarkan diri masing-masing, "Iya, kita tidak perlu
ketakutan!", "Tuh kan, ada makhluk lain yang lebih pengecut dari kita",
"Iya, kita harus semakin berani!" Perlahan-lahan mereka berbalik arah,
kembali ke arah pulang dengan riang gembira dan melupakan niat untuk
bunuh diri.
Sahabat,
Saat keberuntungan sedang tidak memihak
kepada kita, jangan suka meratapi nasib yang dirundung malang
seakan-akan hanya kitalah makhluk paling menderita di muka bumi ini. Lihatlah di sekeliling kita. Masih
begitu banyak orang yang lebih susah, sengsara, dan sial dibandingkan
kita. Jika mereka yang hidup dalam kekurangan tetapi mampu menjalaninya
dengan tegar dan tetap berjuang, kenapa kita tidak?
0 komentar:
Posting Komentar