Rabu, 06 Maret 2013

Muraqabah (Merasa Diawasi)

Sikap Diri Hadapi Ujian Hidup dengan Kesabaran dan Doa

Setiap manusia selalu saja datang cobaan dalam kehidupannya, cobaan itu datang selalu tidak pernah di duga, dan bahkan cobaan itu kerap kali silih berganti menerpa dan menerjang diri manusia, baik batin maupun raganya, bahkan sampai dengan cobaan yang datang menerjang kondisi ekonominya.


Ya itulah manusia yang memang kodratnya harus menerima dan mendapatkan cobaan-cobaan dalam hidup. Begitulah seperti diriku ini. Cobaan dalam perjalanan hidup sejak dilahirkan dari kandungan ibunda hingga cobaan mendekat masa-masa akhir usia menutup mata. Dan tak lepas pula cobaan hidup manusia akan cinta.

Namun akan tetapi Allah SWT memberikan cobaan sebenarnya agar kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan karena soal cinta ataupun hal lainnya. Cobaan yang diberiakan Allah SWT jelas dengan tujuan-Nya untuk kita, agar kita bisa lebih mawas diri serta berhati-hati dalam melangkah. Selain itu sebagai mediasi kita sendiri untuk lebih bisa memahami karakter negatif kita akan egoisme diri dari segala sifat maupun watak yang senangnya mau benar sendiri serta suudzon yang berlebihan kepada siapapun.

Alkisah, Ada seorang bapak yang selama hidupnya jauh dari Allah SWT. Sampai ada satu peristiwa yang begitu mengejutkan sehingga menyadarkan dirinya betapa Maha Besarnya Sang Khaliq telah menegur dirinya.

Anaknya yang pertama, teramat dicintainya mengalami sakit. Tiba-tiba perutnya mengembung. Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup anaknya tidak lama lagi. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. Nah disinilah “Siapa yang mengatur hidup mati kita ?, apakah dokter itu yang mengatur ?”.

Kemudian bapak tersebut teringat untuk bershodaqoh di rumah Amalia (Amal untuk Kemulian). Berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan untuk anak tercintanya. Ke esokan harinya operasi dilaksanakan. Lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil tergeletak tak berdaya. Sang ayah nampak sangat gelisah. Hilir mudik didepan kamar operasi. Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Sang ayah tak henti-hentinya berdoa.

Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu sambil tersenyum. “Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan kami, putra bapak tidak perlu dioperasi,” Spontan saja sang bapak menganga takjub. Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur Alhamdulillah berkali-kali diucapkannya. Pada lantai rumah sakit dia bersujud. Sujud syukur sambil menangis tak tertahankan. Alangkah nikmatnya rasanya menerima anugerah Allah SWT justru disaat harapan sudah mulai menipis. Begitulah Allah SWT senantiasa memberikan cobaan kepada setiap hamba-Nya agar mendekatkan diri kepada Allah. Subhanallah..

Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT Maka perlu kita sadari sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.

Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segala Ketentuan-Nya. Juga kitapun tidaklah pantas pula memiliki sifat dan watak yang gemarnya bersuudzon kepada sesama, apalagi kepada Sang Pencipta.. Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam firman-Nya  :  “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya :

“Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

“…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)

Namun akan tetapi terkadang kita sebagai manusia selalu tidak pernah menyadari dirinya, bahwa kita selalu senangnya membatasi apa yang dimaksud dengan kesabaran, dan terkadang kita sendiri seringkali memeta-metakan bentuk dari segala kesabaran, padahal Allah SWT tidak pernah memiliki dan berkendak untuk membatasi sebuah arti penting dan tindakan atas kesabaran itu sendiri.

Dan akan tetapi Allah SWT dengan segala firmannya yang tertera didalam Al-Qur’an tentang kesabaran adalah :

1). Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, Kita harus selalu berada dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih baik lagi adalah,  sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Apabila kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah sedang melihat dan mengawasi kita)  maka sudah seharusnya kita malu melakukan maksiat, karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang kita kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid ayat 4 ” …….. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”

2). Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah,  dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan, tujuannya hanya agar amal ibadah  yang dilakukan diterima Allah, tujuannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT.

Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk Bisa Sabar Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :

1). Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan Allah menimpakan ujian atau musibah-musibah tersebut mungkin  disebabkan dosa-dosa kita . Sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).
Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya
Dan Nabi Muhammad saw bersabda:  “Tak seorang muslim pun yang ditimpa  gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan yang lebih tinggi.

2). Kita harus menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa  “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.”
Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar.  Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
“Dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ” (QS Al Anfal : 46)

“…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)

Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa  diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran,  surah At Thur ayat 48  : “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka   Allah akan ada dimana dia mengharap.”
 
3). Kita harus mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka akan mendatangkan ridha Allah, karena ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap segala ujian dan ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.

“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, ‘Kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya” (QS 2:155-156).

Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam pandangan Allah SWT. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan uraian yang ringkas sebagai berikut:

Sabar merupakan perintah Mulia dari Rabb Yang Maha Mulia, dalam firman-Nya:
 
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
 
pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:  Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..… (QS.Ali Imran: 200)

Jadi jelaslah bahwa dari ke dua ayat diatas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Nah mari kita sama-sama berusaha untuk mencoba renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk bisa sabar dalam menerima ujian-Nya yang berupa nikmat hidup ?. Maka sudah seharusnya kita juga harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa kehilangan nikmat hidup, istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja. Karena yang enak itu belum tentu nikmat untuk dirasakan dalam hidup, dan justru bisa menjadikan racun serta jurang yang membahayakan kita dalam hidup yang sesungguhnya.

Jadi kita sebaiknya harus bisa bersabar dalam menghadapi segala macam ujian dalam hidup kita, terutama setelah kita mengetahui keutamaan besar yang Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya yang bersabar.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua sebagai manusia yang memiliki hati serta ketakwaan kepada Allah SWT, khususnya artikel ini bisa menjadikan cerminan hidup untuk diri saya pribadi. Dan adapun kesempurnaan itu adalah milik Allah SWT, namun kekurangan dan kealfaan adalah bagian dari kodrat hidup kita sebagai manusia yang harus bisa untuk lebih baik dari kekurangan dan kealfaan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution