"Percayalah.... Kelak Engkau Akan Merindukan Kembali"
Saat buah hatimu terus membuntuti
Dan tak ingin engkau pergi
Sementara tumpukan piring kotor menanti untuk dicuci
Dan tak ingin engkau pergi
Sementara tumpukan piring kotor menanti untuk dicuci
Percayalah... kelak engkau akan merindukan kembali
Ketika buah hatimu ditahan di tangan kiri
Karena menangis tak mau ditinggal sendiri
Sementara tangan kananmu memegang kuali
Ketika buah hatimu ditahan di tangan kiri
Karena menangis tak mau ditinggal sendiri
Sementara tangan kananmu memegang kuali
Percayalah.... kelak engkau akan merindukan kembali
Ketika kau sibuk penuhi kebutuhan asi
Berbaring memeluk diatas dipan yang tak pernah rapi
Sementara buah hati lainnya berteriak dari kamar mandi
Meminta bantuanmu untuk bersuci
Ketika kau sibuk penuhi kebutuhan asi
Berbaring memeluk diatas dipan yang tak pernah rapi
Sementara buah hati lainnya berteriak dari kamar mandi
Meminta bantuanmu untuk bersuci
Percayalah.... kelak engkau akan merindukan kembali
Ketika kau tak bisa membaca dengan penuh konsentrasi
Karena tangan kecil menarik memintamu menemani
bermain masak-masakan atau kereta api
Ketika kau tak bisa membaca dengan penuh konsentrasi
Karena tangan kecil menarik memintamu menemani
bermain masak-masakan atau kereta api
Percayalah.... kelak engkau akan merindukan kembali
Pakaian kotor yang menggunung menantimu membilas kembali
yang diwarnai beragam noda hasil kreasi
Sementara kesibukan menyusui
Membuatmu sulit sekedar untuk nyalakan mesin cuci
Pakaian kotor yang menggunung menantimu membilas kembali
yang diwarnai beragam noda hasil kreasi
Sementara kesibukan menyusui
Membuatmu sulit sekedar untuk nyalakan mesin cuci
Percayalah.... kelak engkau akan merindukan kembali
Ketika meja makan selalu dihiasi
Tumpahan susu dan remahan roti
Atau nasi yang berserak setiap hari
Sementara semut terlanjur menghampiri
Sebelum sempat kau bersihkan kembali
Ketika meja makan selalu dihiasi
Tumpahan susu dan remahan roti
Atau nasi yang berserak setiap hari
Sementara semut terlanjur menghampiri
Sebelum sempat kau bersihkan kembali
Percayalah..... kelak engkau akan merindukan kembali
Ketika menyusul si kecil yang kabur berlari
Menyusuri jalan keluar dari garasi
Sementara masakanmu menghitam dibakar api
Ketika menyusul si kecil yang kabur berlari
Menyusuri jalan keluar dari garasi
Sementara masakanmu menghitam dibakar api
Percayalah.... kelak engkau akan merindukan kembali
Alas kasur yang khas berbau air seni
Buka tutup popok yang diganti berkali-kali
Sementara hujan terus menerus membasahi
Alas kasur yang khas berbau air seni
Buka tutup popok yang diganti berkali-kali
Sementara hujan terus menerus membasahi
Kelak engkau akan merindukan kembali
Ketika satu persatu merantau pergi
Jalani masa depan membentuk jati diri
Dan ketika kelak mereka menjadi suami atau istri
Ketika satu persatu merantau pergi
Jalani masa depan membentuk jati diri
Dan ketika kelak mereka menjadi suami atau istri
Karena kelak engkau akan merindukan kembali
Jangan hiasi masa ini dengan amarahmu yang akan terekam dalam memori
Jangan hiasi masa ini dengan amarahmu yang akan terekam dalam memori
Karena kelak engkau akan merindukan kembali
Jangan lewati masa ini dengan luapan emosi
Yang kelak hanya dapat kau sesali
Karena kelak engkau akan merindukan kembali
Jangan biarkan sosok lain menempati posisi yang lebih berarti
Karena dimasa ini engkau lewati dengan kesibukan diri sendiri
Percayalah.... masa-masa seperti ini akan berganti sebentar lagi
Dengan kerepotan yang lebih banyak pada urusan pikiran dan hati
(Penulis: Kiki Barkiah, San Jose, California)
0 komentar:
Posting Komentar