Selasa, 28 April 2015

Ketulusan yang Sesungguhnya


Sepasang suami-istri beruntung mendapatkan tiket untuk kembali ke rumah orangtuanya di kampung halaman. Begitu mereka memasuki bus, ternyata salah satu bangku pesanan mereka sudah ditempati seorang wanita. Sang suami meminta istrinya untuk duduk terlebih dulu di sebelah wanita itu. Sementara sang suami itu sendiri hanya berdiri di samping istrinya tanpa meminta wanita itu untuk pindah tempat duduk.

Setelah diperhatikan, ternyata kaki si wanita itu cacat. Dan sang suami memang sudah melihatnya sejak tadi. Karena itulah, dia mengabaikan wanita itu yang mengambil jatah kursinya. Perjalanan pasangan itu bisa dibilang cukup panjang, namun selama itu pula sang suami tetap berdiri.

Begitu turun dari bus, si istri berkata pada suaminya, ”Memberikan tempat duduk pada orang lain yang membutuhkan memang baik. Tapi, bisa kan di separuh perjalanan, kau minta wanita itu untuk berdiri dan bergantian denganmu.”

Jawab sang suami, ”Wanita itu sudah tidak nyaman seumur hidupnya, sementara aku hanya kurang nyaman selama 3 jam saja.”

Kalau pola pikir bisa diubah, dunia pasti akan berbeda. Setiap hal dalam kehidupan ini bisa saja berubah, tergantung dari bagaimana cara manusia berpikir dan mengubahnya. Tiap saat manusia dihadapkan untuk memilih antara memaksakan hak atau kewajiban. Namun saat kita melepaskan hal dan lebih memilih memberi, di situlah kebahagiaan akan muncul.

Melakukan sesuatu yang baik ”dengan diketahui orang lain” adalah hal yang biasa. Namun, menjadi sesuatu yang luar biasa apabila kebaikan itu tidak diketahui orang lain. Kebaikan itu terasa lebih mulia dan tulus.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution