Jumat, 17 April 2015

Kesederhanaan


Masalah itu Teman Hidup Manusia, Maka Sederhanakanlah

Kesederhanaan adalah suatu kondisi dimana kita mampu memprioritaskan sesuatu sesuai dengan proporsinya. Sederhana itu simple dan tidak rumit. Sederhana itu suatu kemudahan atau membuat sesuatu yang rumit menjadi hal mudah. Tentu sederhana itu mudah dipahami, mudah dikerjakan.




Namun tetap masih memiliki nilai-nilai arti atau makna yang tinggi atau berbobot. Menyederhanakan sesuatu itu bukan menggampangkan sesuatu. Begitu juga didalam kehidupan ini. Banyak sekali masalah yang datang dan menghampiri kita selama hidup didunia ini. Masalah yang datang pun beragam, ada masalah sepele sampai masalah yang bertubi-tubi dan rumit untuk diselesaikan. Terkadang masalah membuat orang kehilangan kendali, sebagian mereka tidak mampu mengendalikan emosi yang melanda dirinya. Maka sangat mungkin untuk terjadi depresi atau stress karena otak tertutup emosi negatif dan sehingga otak tidak mampu menerima rangsangan dari luar (permasalahan hidup). Sebagai hasilny, seseorang tidak dapat berfkir secara logis. Tentu ini akan sangat merugikan diri sendiri bahkan orang lain yang ada disekitarnya.



Dengan adanya realita seperti ini, pola pandang hidup dengan berbasis kesederhanaan inilah sangat diperlukan. Setiap manusia yang sedang dan akan menghadapi masalah harus mampu bersikap proporsional dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Dalam artian mereka tidak terbelenggu oleh hal-hal negative yang mungkin akan mempengaruhi kejiwaan mereka. Proporsi manusia itu terbatas, mereka hanya mampu berfikir jernih dalam keadaan yang santai, dan rilek. Ketika seseorang menghadapi masalah yang berat dalam hidupnya, dia cenderung stress dan emosi akan bereaksi. Bisa dalam bentuk kemarahan, kesedihan, keputusasaan, kebingungan dll. Perasaan-perasaan seperti ini jika melambung maka akan merdeka sehingga menyelimuti jiwa seseorang maka. Dia tidak akan mampu berkonsentrasi dan berfikir rasional. Tentu saja hal ini menjadi factor penghambat dalam penyelesaian masalah. Untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tepat, seseorang harus bersikap tenang dan santai.



Masalah bukanlah sesuatu hal yang dengan berdiam diri maka akan selesai dengan sendirinya. Masalah bukan pula sesuatu yang menakutkan, menjengkelkan atau mematikan. Karena pada dasarnya masalah itu ditimbulkan oleh diri sendiri. Masalah itu mudah atau rumit hanya sebuah anggapan saja. Wajar sekali manusia yang hidup itu memiliki berbagai macam anggapan, termasuk anggapan akan sesuatu yang telah, sedang dan akan terjadi. Anggapan ini biasanya muncul karena adanya ketidak seimbangan keinginan dan kenyataan yang harus dihadapi. Dan biasanya berujung pada sebuah anggapan negative yang bisa merusak pola pemikiran seseorang.



Masalah yang ada muncul biasanya dipicu karena adanya kejadian-kejadian yang telah berlalu dan masih terbawa sampai masa sekarang. Seringkali juga masalah muncul karena kejadian yang sedang dialami. Dengan dipengaruhi banyak factor, bisa factor internal sampai factor external yang ada dilingkungan sekitar, (rumah, tempat kerja, sekolah dll). Kejadian-kejadian yang terjadi pun sangat beragam. Bisa kejadian tak terduga, misalnya saja ketika seseorang mengalami kejadian menjengkelkan karena macet jadi terlambat masuk kerja dan mendapat ocehan dari bos nya. Contoh lainnya, misal ada seorang siswa yang dihukum guru karena tidak menyelesaiakan tugas rumah. Hal tersebut mungkin saja dan bahkan selalu saja terjadi kepada siapapun. Tentu hal ini menjadi masalah tersendiri. Hal-hal sepele pun bisa memicu masalah terjadi. Tidak jarang masalah besar terjadi karena munculnya masalah sepele yang tak terselesaikan atau salah penanganan.



Cara yang efektif dalam penanganan sebuah masalah yaitu dengan cara penyederhanaan masalah itu sendiri. Menyederhanakan masalah yang ada akan membantu menyelesaikan masalah dalam hidup. Masalah yang sedang dihadapi bisa disederhanakan dengan mengatur pola pikir dan gejolak emosi. Seperti yang dikatakan tadi, otak tidak akan mampu berfikir jernih jika emosi negatif masih mengantungi nya.


Pola pikir dan gejolak emosi adalah dua hal yang saling berhubungan. Seseorang yang memiliki pengaturan gejolak emosional yang baik dapat mengembangkan pola pikir yang baik juga, begitupun sebaliknya. Jika seseorang tidak mampu mengontrol gejolak emosi, maka jangankan merangkai pola pikir yang baik, berfikir jernih saja sulit.


Jadi untuk menyederhanakan permasalahan hidup, seseorang harus memanage terlebih dahulu keadaan emosinya, setelah itu baru berfikir logis dan rasional, lalu mulai menyusun pola pikir yang baik. Pola pikir yang baik itu berisi pikiran-pikiran positif, sehingga ketika seseorang mampu berfikir positif, maka dia akan melakukan hal-hal positif juga untuk hidupnya, terlebih dalam penanganan masalah kehidupan.


Sebagai contoh, dalam penyederhanaan masalah, ketika ada seseorang yang baru saja lulus sarjana muda, dia menemukan masalah yaitu kesulitan mencari kerja,. Beban yang ia emban (seperti omongan masyarakat, tuntutan orang tua untuk cepat-cepat mencari pekerjaan, dan kebutuhan diri, serta amanah yang berupa ijazah) membuat dia tambah pusing sepuluh keliling. Sehingga hal ini berpengaruh pada kejiwaan, atau emosi nya. Bisa saja jika dia salah bertindak dalam menghadapi masalahnya dia akan mengalami penderitaan. Masalah yang dia hadapi bagi sebagian orang adalah masalah yang rumit, karena memang mencari pekerjaan yang baik dan layak itu bukan hal mudah dan instan, banyak pertimbangan yang harus dilakukan untuk memilih pekerjaan yang cocok. Tetapi bagi sebagian orang yang lain beranggapan masalah yang dia hadapi gampang atau mudah, dia punya keahlian dari sekolah sarjana nya, dia bisa memanfaatkan kemampuan apa yang dia miliki, dengan melakukan hal bermanfaat, menciptakan pekerjaan sendiri atau lainnya, tanpa harus bersusah payah kesana-kemari mencari kerjaan yang layak. karena bagi sebagian orang ini pekerjaan layak adalah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Dua pandangan ini menjadi gambaran betapa beranekaragam nya anggapan tentang sebuah masalah.


Menyederhanakan masalah maksudnya adalah memberikan perlakuan terhadap masalah itu sendiri. Membuat masalah itu bukan sesuatu yang memberatkan, dalam hal ini menganggap masalah yang dihadapi bukanlah masalah yang pelik, atau rumit. Masalah yang terjadi adalah masalah yang simple, dan tidak harus menyebabkan stress berkepanjangan. Hal ini bukan berarti menyepelekan masalah yang ada. Akan tetapi mengontrol emosi terlebih dahulu, yaitu dalam menghadapi masalah harus dalam keadaan santai dan tenang, setelah itu bangunlah pola pikir yang baik yaitu berfikir masalah ini tidaklah rumit, dan pastilah bisa diatasi dengan mudah, dengan memikirkan opsi-opsi penanganan sesuai permasalahan, selanjutnya pengambilan tindakan.


Tentu saja dalam keadaan tenang, anggapan positif akan muncul dan menumbuhkan pola pikir yang baik juga. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk membantu seseorang menyelesaikan permasalahan dalam hidup, yaitu dengan menyederhanakannya.




Artikel & Tips




 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution