Hukum Bagi yang Meninggalkan Shalat atau Menunda-nunda Waktunya dan Bagi yang tidak Mengingatkan Mereka
Segala puji bagi Alah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi yang tiada Nabi setelahnya.
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu,
Allah berfirman,
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.Adz-Dzariyat:55)
Dan firman-Nya,
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat.”(QS.Al-A’la:9)
Dan firman-Nya,
“Maka berikanlah peringatan, karena sesunggguhnya kamu adalah orang-orang yang memberi peringatan.” (QS.Al-Ghasiyyah:21)
Rasulullah Saw bersabda,
“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR.Bukhari)
Sabdanya juga,
“Dien (agama) adalah nasihat.” (HR.Muslim)
Memperhatikan ayat-ayat dan hadits-hadits di atas ditambah dengan
harapan saya untuk menyampaikan serta membebaskan saya dari tuntutan,
maka saya menulis nasihat yang ringkas dan penting ini, bagi siapapun
yang merasa dirinya meninggalkan shalat atau menunda-nunda waktunya atau
meremehkannya. Dengan memohon taufiq Allah saya sampaikan:
Agar semua mengetahui bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya agar supaya
mereka beribadah kepada-Nya dan menaati-Nya dan tidaklah Allah
menciptakan makhluk-Nya kemudian dibiarkan begitu saja atau sekedar
iseng-iseng saja (sia-sia).
Akan tetapi ironisnya, sebagian manusia mulai meremehkan urusan diennya,
dan mulailah merebak dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil dan bid’ah,
kemudian hal itu semakin bertambah hingga tidak ada seorang pun dapat
menghindar darinya kecuali yang dirahmati Allah. Pada kesempatan kali
ini saya akan berbicara mengenai dosa besar, yang termasuk pada dosa
besar yang paling besar yakni meninggalkan shalat dengan sengaja. Yang
mana kita hidup sedangkan orang yang masih serumah dengan kita, satu
kantor (tempat kerja), dll, ada yang tidak mengerjakan shalat, sedangkan
kita tidak mengingatkannya, tidak menasihatinya, bahkan kita masih
menganggap mereka saudara.
Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, ketika
mati tidak boleh dimakamkan di makam kaum muslimin. Akan tetapi
ironisnya, ketika ada orang yang tidak shalat mati, kita memandikannya,
mengkafaninya, menshalatkannya, memintakan rahmat untuknya dan bahkan
lebih dari itu kita memohon kepada Allah agar ia diberi keteguhan di
akhirat. Keteguhan manakah yang ia miliki jika Rabb-nya bertanya
kepadanya,
“Apakah engkau menunaikan shalat wajib? Apakah engkau menunaikan tepat pada waktunya?”
Apa kira-kira jawaban orang tersebut. Apakah kita tidak takut kepada
Allah, wahai yang membiarkannya dan tidak mengatakan bahwa ia kafir.
Tidakkah kita takut jika Allah memintakan pertanggungjawaban kita dan apa yang akan kita katakan nantinya? Sesungguhnya perkataan saya bukan hanya saya tujukan kepada orang
yang shalat saja, tetapi juga bagi mereka yang meninggalkannya.
Perlu diketahui wahai engkau yang meninggalkan shalat, tentang apa yang Allah firmankan tentang engkau. Allah Ta’ala berfirman,
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek), yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui “ghayyu“. Kecuali orang-orang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, maka mereka akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” (QS.Maryam:59-60)
Adapun “ghayyu“
adalah lembah yang berada di neraka jahanam, yang amat jauh
kedalamannya, sangat busuk rasanya, sedangkan engkau akan menjadi
penghuninya jika engkau meninggalkan shalat. Bayangkanlah keadaan lembah
tersebut dan bagaimana sekiranya engkau menghuninya.
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Maka wail-lah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS.Al-Maun:4-5)
Sedangkan wail
adalah lembah di neraka jahanam yang seandainya gunung di dunia
dijatuhkan ke dalamnya, maka akan hancur lembur karena panasnya. Itulah
tempatmu kelak jika kamu tidak mau bertaubat.
Ibnu Abbas menafsirkan kedua ayat di atas,
“Mereka adalah orang-orang munafik yang shalat ketika banyak orang, namun dia tidak mengerjakannya saat dia sendirian.”
Maka perhatikanlah wahai kalian yang meninggalkan shalat, apa yang
Allah firmankan tentang kamu pula, dan perhatikanlah bagaimana ahlul
jannah yang diliputi kenikmatan bertanya perihal engkau dan bagaimana
jawabanmu kelak, Allah berfirman:
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa. Apakah yang memasukkanmu ke dalam Saqar (neraka). Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.” Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” (QS.Al-Mudatstsir:38-48)
Dan ayat-ayat yang berbicara tentang hal itu amatlah banyak, maka
ambillah pelajaran semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.
Adapun hadits-hadits yang berkaitan tentang hal itu akan saya sebutkan sebagian kepada anda:
Rasulullah Saw bersabda,
“Tiada pembatas antara seorang hamba (muslim) dengan kafir atau syirik selain meninggalkan shalat.” (HR.Muslim, Tirmidhi, dan selain keduanya)
Beliau juga bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Abdullah bin Qarth:
“Amal pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari akhirat
adalah shalatnya, apabila shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya,
dan jika shalatnya rusak maka rusaklah seluruh amalnya.” (HR.Thabrani
dan yang lain dengan sanad yang shahih)
Rasulullah Saw juga bersabda ketika membedakan antara orang yang
kontinyu dalam shalat dengan orang yang tidak kontinyu mengerjakannya:
“Barang siapa yang menjaga shalat, maka baginya cahaya, penuntun dan kejayaan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang tidak menjaga shalat, maka tiadalah baginya cahaya, penuntun dan kejayaan di hari kiamat dan mereka akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Qarun, Haman dan Ubai bin Khalaf.” (HR.Ahmad dan yang lain dengan sanad yang baik), sedang mereka adalah para dedengkot orang-orang kafir, kita memohon kepada Allah agar menjauhkan kita dari mereka.
Perhatikanlah wahai yang meninggalkan shalat karena tidur nyenyak,
apa yang akan terjadi pada engkau jika terus menerus demikian? Telah
diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah Saw bermimpi:
“Ada dua malaikat mendatangiku dan berkata, “Marilah,” maka aku pun pergi bersama keduanya, kemudian kamimendapati ada seorang laki-laki yang berbaring sedangkan seorang yang lain berdiri di atasnya dengan membawa batu besar, tiba-tiba ia pukulkan batu itu mengenai kepala orang yang berbaring hingga pecah berantakan dan batu tersebut terlempar, lalu ia hampiri batu itu lalu diambilnya. Tidaklah ia menghampiri orang yang berbaring tadi melainkan kepalanya telah pulih seperti semula. Kemudian ia mendatangi orang tersebut dan mengerjakan sebagaimana yang ia kerjakan sebelumnya. Nabi bersabda, “Aku bertanya kepada keduanya, “Subhanallah..ada apa dengan dua orang itu?”
Keduanya menjawab, “Marilah !”
Kemudian pada akhir hadits beliau bersabda,
“Sesungguhnya aku melihat suatu peristiwa yang menakjubkan sejak tadi malam, apa sesungguhnya yang aku lihat tersebut? keduanya berkata kepadaku, “Akan kami kabarkan kepada Anda. Adapun orang pertama yang Anda lihat yakni orang yang kepalanya hancur oleh batu, maka sesungguhnya ia adalah orang yang mengambil Al-Quran lalu membuangnya dan mereka tidur dari shalat wajib.” (HR.Bukhari)
Wahai yang meninggalkan shalat, wahai yang miskin dan lalai, akan kami ceritakan kepada Anda kisah yang dituturkan oleh Imam Adz-Dzahabi di dalam kitab beliau Al-Kaba’ir,
maka hayatilah, perhatikanlah, dan ulang-ulanglah hingga engkau
menyadari akan bahaya yang kelak engkau alami. Beliau bercerita:
“Ada seorang laki-laki yang memiliki saudara wanita yang telah wafat. Ketika mereka pergi untuk menguburkannya, jatuhlah kantong miliknya yang berisi harta (uang) ke dalam kubur. Ketika mereka kembali sadarlah akan hal itu, maka diapun kebali ke kubur saudarinya, lalu dia gali kubur saudarinya namun dia melihat api menjilat-jilat di dalam kubur tersebut. Dengan cepat ia pendam dengan tanah dan ia kembali kepada ibunya dengan menangis seraya bertanya, “Wahai ibu, beritakanlah kepadaku apa yang telah dikerjakan oleh saudariku di dunia?” sambil menceritakan apa yang telah ia lihat. Ibunya pun menangis dan berkata, “Wahai anakku, saudarimu telah menyia-nyiakan shalat dan menunda-nunda waktu shalatnya.”
Wanita ini hanya menunda shalatnya, lantas bagaimana nanti keadaanmu
padahal engkau meninggalkannya secara keseluruhan? Saya tidak akan
memperpanjang uraian saya kepadamu. Hanya didorong oleh rasa kasihan dan
keprihatinan terhadap keadaanmu aku menuliskan nasihat yang berharga
ini dan aku berharap kepada Allah semoga bermanfaat bagimu sehingga
engkau tidak tidur di malam hari sebelum merenungkan apa yang telah aku
tuliskan untukmu dan engkau sadar bahwa pintu taubat selalu terbuka
lebar di hadapanmu selagi nyawa belum sampai ditenggorokan dan sebelum
matahari terbit dari barat.
Allah Ta’ala berfirman,
“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Az-Zumar:53)
Maka bersegeralah bertaubat sebelum ajal menghampirimu, Allah tempat memohon pertolongan.
Semoga shalawat dari Allah terlimpahkan kepada Nabi kita Shalallahu ‘alayhi wasallam.
Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikan? Maka saksikanlah Ya Allah..!
Nasihat dari Syaikhul Islam Imam Ibnu Taymiyyah
Rahimahullah, dalam kitabnya “Qoidatu Ahlussunnah wal Jama’ah”,
dialihbahasakan oleh Abu Umar Abdillah Asy-Syarif
https://pendakianmenujusurga.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar